oleh

6 Masa Penting dalam Sejarah Syiah

Sejarah Syiah – Meski kata Syiah sudah tidak asing lagi di telinga kita tentang kesesatan mereka. Terutama sejak seringnya terjadi tragedi yang dilakukan oleh kaum Syiah dalam pembantaian ummat Islam hingga penentangan mereka terhadap syariat Islam yang murni.

Sangatlah penting untuk membahas lebih rinci tentang mereka dan penyimpangan mereka. Hal ini sebagai benteng pertahanan dari tipu daya mereka yang secara besar-besaran dipropagandakan dengan berbagai cara dan di berbagai media.

Dengan membahas sejarah syiah kita juga menjadi paham kenapa para ulama ahlus sunnah sampai mengatakan mereka bukan Islam bahkan telah keluar dari Islam dan membuat kita semakin paham hakikat gerakan mereka yang ingin merusak Islam.

Baca kembali tentang aqidah tauhid: Ilmu Tauhid – Penjelasan dan Penerapan yang Benar

Sejarah Syiah

Sejarah Syiah dimulai dari dendam yang membara di dalam dada orang-orang Persia, nenek moyang Syiah saat kaum muslimin menaklukkan kota Persia.

Diantara tipu daya Syiah berusaha untuk mereka susupi ke dada kaum muslimin adalah mengatakan “perbedaan Islam dengan Syiah hanyalah perbedaan cabang (furu’) dari agama, seperti perbedaan fiqih antar mazhab.” Kalimat ini digunakan oleh tokoh-tokoh Syiah untuk mengaburkan fakta perbedaan aqidah antara Islam dan Syiah.

Padahal sejarah syiah sendiri telah membuktikan banyaknya terjadi perbedaan aqidah antara Islam dengan Syiah. Aqidah Islam yang merupakan prinsip pokok kaum muslimin yang tidak pernah berubah dan tidak ada perbedaan sejak generasi awal, berbeda dengan aqidah Syiah. Sehingga tidak mungkin untuk ditoleransi. Karena di dalam Islam tidak boleh ada toleransi dalam perkara Aqidah.

Asal munculnya istilah Syiah

Kata Syiah asalnya digunakan untuk menamai pengikut dan pembela seseorang. Kemudian istilah ini dipakai secara khusus pada orang-orang yang mengaku mencintai dan membela Ahlul Bait yaitu Ali dan keluarganya serta anak keturunannya.

Istilah ini tidak dikenal di masa awal Islam oleh karena itu bisa dipastikan bahwa Syiah adalah sebuah kelompok baru yang tidak dikenal di masa Rasulullah.

Awal kemunculan dan pokok-pokok akidah Syaih menurut buku Syiah sendiri bersumber dari seseorang yang bernama Abdullah bin Saba’. Dia adalah seorang Yahudi dari negeri yaman.


Baca: Sejarah Munculnya Syiah dari Tahun ke Tahun


 

Sejarah Syiah dan Perkembangannya

sejarah-syiah

Syiah tidak lepas dari rangkaian sejarah yang terjadi pada nenek moyang mereka, yaitu bangsa Persia (sekarang Iran). Mereka dikenal sebagai bangsa beragama majusi yang menjadikan api sebagai Tuhan mereka. Berikut ini sejarah Syiah dalam 6 masa penting:

  1. Tahun 14 Hijriyah/ 635 Masehi: Kaum muslimin mengalahkan Persia di Qadisiyah.
    Sejarah Syiah - Qadisiyah
    Source: Wikipedia

    Dalam Sejarah Syiah terjadi peristiwa besar yang tidak bisa dilupakan oleh kaum muslimin demikian juga oleh orang-orang Syiah. Sebuah peperangan dahsyat antara kaum muslimin dengan pasukan Persia terjadi di Qadisiyah. Pasukan kaum muslimin saat itu dikirim oleh Khalifah Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu

    Kaum muslimin berhasil mengalahkan dan meluluhlantakkan pasukan Persia, nenek moyang kaum Syiah, maka dengan perang tersebut hancurlah kejayaan dan eksistensi Persia yang telah meramaikan percaturan dunia selama beratus-ratus tahun.

    Peristiwa ini terjadi pada masa Khalifah Umar bin Al Khaththab.1.

  2. Tahun 16 Hijriyah/ 637 Masehi: Ibukota Persia ditaklukkan.
    Iran
    Source: Google Maps

    Setelah penaklukan di Qadisiyah, Khalifah Umar memerintahkan pasukan untuk menaklukan kota Madain, yang merupakan ibukota Persia di masa itu.Hingga kota tersebut takluk dengan izin Allah.

    Dengan ditaklukannya kota Madain maka lenyaplah kerajaan majusi Persia secara total. Tidak ada yang tersisa dari Persia selain kesedihan dan dendam membara di dalam dada orang-orang Persia, nenek moyang Syiah. 

  3. Tahun 23 Hijriyah/643 Masehi: Khalifah Umar dibunuh oleh budak Persia dalam sebuah operasi teror.

    sejarah syiah

    Sejarah Syiah berdarah – Budak Persia yang dijuluki Baba Alauddin bernama Abu lu’lu’ah Fairuz. Seorang budak milik al-Mughirah bin Syu’bah ini membunuh Khalifah Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu dengan pisau beracun.

    Saat itu Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu sedang mengimami salat subuh hingga beliau jatuh tersungkur bersimbah darah di masjid tersebut.Pada peristiwa itu dia juga berhasil melukai dan membunuh beberapa orang yang hadir dalam shalat Subuh tersebut.

    Ujungnya dia melakukan bunuh diri (lihat Al Bidayah Wan Nihayah 7/268).Abu lu’lu’ah yan g diagungkan oleh orang-orang Syiah dianggap sebagai pahlawan dalam sejarah Syiah, yang bisa mengobati sakit hati mereka terhadap kehancuran Persia. Kuburan Abu lu’lu’ah berada di kota Kashan, Propinsi Isfahan, Iran diagungkan dan dipuja oleh orang-orang Syi’ah.

  4. Tahun 34 Hijriyah/ 658 Masehi: Kemunculan Abdullah bin Saba dalam sejarah Syiah.

    Seorang yang sangat berperan dalam Sejarah Syiah sebagai pendiri Syiah adalah Abdullah bin Saba’. Seorang Yahudi penduduk kota shan’a, Yaman ini berpura-pura masuk Islam pada akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Orang yang juga dikenal dengan Ibnu sauda ini menyebarkan pahamnya dari satu negeri muslimin ke negeri yang lainnya. Sehingga ini adalah salah satu hal penting dalam sejarah Syiah.

    Dia memulai dari negeri Hijaz yaitu Makkah dan Madinah kemudian basroh kemudian kufah lalu Syam. Namun dia tidak mampu mewujudkan keinginannya di wilayah-wilayah muslimin tersebut. Bahkan penduduk Syam mengusirnya.

    Dia pun pergi ke Mesir kemudian bermukim di sana dan berhasil menanamkan keyakinan sesat bahwa Ali Bin Abi Thalib adalah orang yang mendapat wasiat untuk memimpin umat setelah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

    Setelah itu dia melakukan surat-menyurat kepada siapa saja yang bisa mendukung misi dan tujuan nya dengan dalih Amar ma’ruf nahi munkar. Mulailah mereka melakukan provokasi dengan menyebarkan aib pemerintah ke berbagai negeri Muslimin.

    Upaya Mereka pun berhasil. Orang-orang yang terprovokasi kemudian berdatangan ke Madinah, pusat pemerintahan Islam.

    Ketika itu mereka menyampaikan berbagai tuntutan secara demonstratif dan meminta agar khalifah yang Arif, adil dan Alim itu turun dari jabatannya. Peristiwa tersebut berujung pada terbunuhnya sang khalifah yang saat itu sedang membaca al-Qur’an pada Jumat setelah ashar 18 Zulhijah 35 Hijriyah/ 22 Juni 656 Masehi.

    Bahkan istri beliau pun tidak selamat dari kekejaman mereka hingga akhirnya itu terbunuh (lihat Al Bidayah Wan Nihayah 7/315).

    Demikianlah sejarah Syiah yang diwarnai dengan kericuhan kerusuhan dan teror serta penentangan terhadap pemerintah yang sah hingga berujung pertumpahan darah dan terbunuhnya sang khalifah yang mulia.

  5. Tahun 35 Hijriyah/ 655 Masehi: Ali Bin Abi Thalib dibaiat menjadi Khalifah.

    Setelah khalifah Utsman terbunuh para sahabat membaiat Ali Bin Abi Thalib sebagai pengganti beliau. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu 19 Dzulhijjah 35 Hijriyah atau 23 Juni 656 Masehi.

  6. Tahun 61 Hijriyah/ 685 masehi: Orang-orang Syiah melanggar janji akan berkhianat kepada Al Husein bin Ali.

    Sejarah syiah saat Al Husain bin Ali terbunuh pada hari Asyura (10 Muharram) di Karbala.Terbununya Al Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma terjadi karena pengkhianatan kaum Syiah sendiri yang pura-pura menjadi pendukungnya.

    Disaat-saat yang genting kaum Syiah melarikan diri dan meninggalkan Al Husein bin Ali beserta keluarganya terbunuh. Ironisnya, justru sekarang mereka menjadikan peristiwa tersebut sebagai hari perayaan tahunan yang disebut dengan Alhusainiyat. Itulah kenyataan dari sejarah syiah yang kelam.

Misi Syiah

Syiah adalah kelompok yang berambisi untuk menghancurkan Islam. Mereka berusaha melakukannya dengan cara yang sistematis, terencana dan terselubung.

Mereka sadar, jika secara konfrontatif dan terang-terangan dalam memusuhi Islam dan muslimin, maka akan mendapatkan reaksi balik yang keras dari kaum muslimin dan akan menuai kehinaan dan kekalahan.

Sehingga mereka memilih jalan alternatif yang lebih aman. Syiah berusaha untuk mengaburkan dan menjauhkan satu persatu pondasi asasi agama Islam yang mulia ini dari umatnya. Hal ini bisa dilihat dari sejarah syiah dari awal hingga saat ini.

Sejarah Syiah dalam merusak Islam dengan berbagai jalan. Misi syiah yang terkenal diantaranya:

  1. Meragukan dan mendiskreditkan al-Quran.
  2. Menjatuhkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  3. Mengkafirkan para sahabat beliau yang mulia.

Berikut kami sajikan rincian diantara misi syiah untuk merusak Islam:

  1. Meragukan dan mendiskreditkan al-Quran.

    Al Quran yang merupakan Kitab Suci umat Islam tidak lagi dianggap suci oleh Syiah. Bahkan mereka menganggap Al Qur’an kaum muslimin tidak sah dan isinya kurang dari yang asli.

    Kitab rujukan Syiah adalah Al Kafi. Kitab ini ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub Al Kulani. Kedudukan kitab ini di sisi Syiah seperti kedudukan kitab shahih Bukhari bagi kaum muslimin.

    Syiah Meragukan dan mendiskreditkan al-Quran

    Kitab Al Kafi meriwayatkan perkataan Abu Abdillah (Ja’far ash-Shadiq) yang berkata:

    Sesungguhnya al-Quran yang dibawa Jibril kepada Muhammad itu (ada) 17.000 ayat atau lebih dikenal dengan mushaf Fathimah, isinya 3 kali lipat dari mushaf umat Islam.”  Al Kafi (2/634)

    Syiah juga berusaha merobohkan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berbagai cara. Mereka menyebarkan berita-berita negatif dan mendiskreditkan para sahabat.

    Orang-orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak luput dari cercaan mereka, di antaranya:

  2. Menjatuhkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Mereka menuduh bahwa para istri Rasul yang mulia adalah pelacur, agar terkesan bahwa beliau adalah orang yang tidak baik, sehingga sunnahnya tak bisa diamalkan.

    Syiah menukilkan secara dusta dalam kitab mereka perkataan sahabat Abdullah bin Abbas terhadap Ummul Mukminin Aisyah:

    “Kamu tidak lain adalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh Rasulullah.” (Ikhtiyar Ma’rifatir Rijal karya ath-Thusi, hlm. 57 – 60 )

  3. Mengkafirkan para shahabat kecuali beberapa orang saja dari mereka.

    Untuk menggugurkan semua sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka mengkafiran para sahabat. Karena hadits-hadis diriwayatkan melalui para sahabat.

    Disebutkan dalam kitab Syiah dari Abu Ja’far Muhammad al-Baqir, dia berkata:

    “Manusia (para sahabat) sepeninggal Nabi dalam keadaan murtad kecuali tiga orang.”

    Aku (perawi) berkata: “Siapa tiga orang itu?”

    Dia (Abu Ja’far) berkata:  “Al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, dan Salman al-Farisi.” (Rijalul Kisysyi (hlm. 12 – 13))

    Bahkan mereka melaknat dan mencela dua manusia terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Abu Bakr ash-Shiddiq dan Umar bin al Khaththab radhiallahu ‘anhuma.

    Sebaliknya, Abu Lu’luah al-Majusi si-pembunuh khalifah Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anu, mereka jadikan sebagai pahlawan yang bergelar Baba Syuja’uddin (seorang pemberani dalam membela agama).

    Adapun hari kematian Umar mereka jadikan sebagai hari Idul Akbar, hari kebanggaan, hari kemuliaan dan kesucian, hari berkah, serta hari suka ria. (al-Khuthuth al-‘Aridhah, hlm. 18)

    Diantara prinsip agama Syiah adalah berlepas diri dari shahabat Abu bakr dan Umar radhiallahu ‘anhuma,
    bahkan dalam kitab bimbingan doa mereka didapati wirid laknat untuk kedua sahabat yang mulia ini, seperti dalam Miftahul Jinan, hlm. 114.

    Doa Syiah untuk melaknat dua sahabat yang mulia

    “Ya Allah, semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Muhammad dan keluarganya. Laknatlah kedua berhala Quraisy (Abu Bakr dan Umar), setan dan thaghut keduanya, serta kedua putri mereka (yang dimaksud adalah Ummul Mukminin Aisyah dan Hafshah).” (Dinukil dari kitab al-Khuthuth al-‘Aridhah karya as-Sayyid Muhibbuddin al-Khatib, hlm. 18) 

    Syiah mengetahui bahwa melalui para shahabatlah al-Quran dan Sunnah Rasulullah sampai kepada manusia saat ini. Maka dengan robohnya pilar kepercayaan kepada para sahabat Nabi, akan roboh pula pilar kepercayaan kepada al-Quran dan Sunnah Rasulullah.

Kesimpulan

Dari sejarah syiah ini kita bisa mengetahui bagaimana gerakan Syiah sejak zaman dahulu yang selama ini mengaku paling cinta dengan ahlul bait (keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Syiah bahkan menuduh ummat Islam terutama Ahlus Sunnah wal Jama’ah membenci Ahlul bait. Padahal merupakan bagian aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah untuk mencintai ahlul bait dan sejarah Syiah membuktikan bahwa mereka tidak sejalan dengan Ahlul bait. Silahkan baca kembali 39 Contoh Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Baca Kelanjutannya >>  Sejarah Berdirinya Negara Syiah di Berbagai Wilayah Kaum Muslimin

Footnotes

  1. lihat al-Bidayah wan Nihayah 7/139
join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *