oleh

Penting! Ayat-ayat Tentang Syafaat Beserta Penjelasannya

Berikut ini kami paparkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan syafaat. Kami klasifikasikan ayat-ayat tersebut menjadi beberapa kategori yang akan memudahkan pembaca dalam memahami makna syafaat yang terkandung padanya.

Kami tambahkan pula penjelasan ringkas sebagian ayat-ayat tersebut di sela-sela penyebutannya. Kemudian di akhir pembahasan kami beri kesimpulan bahwa syafaat yang ditetapkan dalam al-Quran mengandung 4 syarat yang harus dipenuhi.

Berikut ini ayat-ayat tentang syafaat beserta penjelasannya, semoga bermanfaat!

Ayat-ayat yang Meniadakan Syafaat

  1. Ayat Pertama :

وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ

“Takutlah kalian akan suatu hari yang tidak ada satu jiwa pun yang dapat memberi manfaat apapun kepada jiwa yang lain; tidak pula diterima syafaat darinya; tidak pula diterima tebusan apapun, dan mereka tidak akan ditolong.” (al-Baqarah: 48)

  1. Ayat Kedua:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman berinfaklah dari rezeki yang kami berikan kepada kalian sebelum datangnya suatu hari yang tidak ada lagi jual-beli padanya; tidak ada sedekah; tidak ada syafaat, dan orang-orang kafir, mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Baqarah: 254)

  1. Ayat Ketiga :

أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ

“Apakah aku harus mengibadahi tuhan-tuhan selain-Nya, yang apabila ar-Rahman (Allah) menghendaki kemudaratan menimpaku maka (tuhan-tuhan tersebut) tidak bermanfaat sama sekali bagiku syafaat mereka, dan mereka tidak pula dapat menolongku?” (Yasin: 23)

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa di hari kiamat nanti tidak ada syafaat.


Baca Juga: Syafa’at di Sisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah


Ayat-ayat yang Meniadakan Pemberi Syafaat

  1. Ayat Pertama:

وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Berilah peringatan dengannya (al-Quran) kepada orang-orang yang takut akan dikumpulkan di hadapan Rabb mereka, ketika mereka tidak mempunyai seorang wali pun selain-Nya, dan tidak pula seorang pemberi syafaat. Semoga mereka mau bertakwa.” (al-An’am: 51)

  1. Ayat Kedua

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

“Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai bahan permainan dan gurauan serta tertipu dengan kehidupan dunia. Berilah peringatan dengannya (al-Quran) agar jiwa tidak binasa akibat perbuatannya itu, tidak ada seorang wali pun baginya selain Allah dan tidak pula seorang pemberi syafaat pun. Meskipun segala upaya dikerahkan maka hal itu tidak diterima darinya. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat balasan sesuai yang mereka kerjakan; mereka diberi minuman dari air yang mendidih dan mendapatkan azab yang pedih disebabkan mereka dahulu berbuat kufur.” (al-An’am: 70)

  1. Ayat Ketiga :

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Mereka beribadah kepada sesembahan selain Allah yang tidak dapat menimpakan kemudaratan kepada mereka dan tidak pula memberikan manfaat. Mereka menyatakan, mereka itu adalah para pemberi syafaat kami di sisi Allah. Katakan (Wahai Rasul), apakah kalian hendak memberi kabar kepada Allah tentang sesuatu yang tidak Dia ketahui di langit dan di bumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi atas apa yang mereka persekutukan.” (Yunus: 18)

Pada ayat di atas, orang-orang musyrik menyangka bahwa sesembahan mereka dapat memberi syafaat bagi mereka. Padahal sejatinya sesembahan tersebut tidak mampu memberi manfaat apapun bagi mereka, termasuk syafaat.

  1. Ayat Keempat:

فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ (100) وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ (101) فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (102)

“Maka kami tidak mempunyai seorang pemberi syafaat pun. Tidak pula teman dekat. Kalau sekiranya kami punya kesempatan kembali lagi ke dunia sehingga kami termasuk orang-orang mukmin.” (asy-Syu’ara: 100-102)

  1. Ayat Kelima :

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

“Allah yang telah menciptakan langit dan bumi beserta apa saja yang ada di antara keduanya dalam waktu enam hari kemudian Dia beristiwa’ di atas ‘Arsy. Tidak ada seorang wali pun bagi kalian kecuali Dia dan tidak ada seorang pemberi syafaat pun. Tidakkah kalian mau mengingat?” (as-Sajdah: 4)

  1. Ayat Keenam :

أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ شُفَعَاءَ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ (43) قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (44)

“Ataukah mereka menjadikan para pemberi syafaat selain Allah? Katakanlah (Wahai Rasul), bukankah mereka itu tidak punya kuasa sedikitpun dan mereka juga tidak berakal? Katakanlah, segala syafaat itu hanya milik Allah, seluruh kekuasaan langit dan bumi hanyalah milik-Nya, kemudian kalian akan dikembalikan kepada-Nya.” (az-Zumar: 43-44)

  1. Ayat Ketujuh :

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

“Berilah peringatan kepada mereka tentang hari kiamat ketika jantung berhenti pada kerongkongan tak bisa berkata. Tidak ada seorang kerabat pun bagi orang-orang zalim itu dan tidak ada seorang pemberi syafaat pun yang mampu memberi.” (Ghafir: 18)

Kesimpulan dari ayat-ayat di atas, bahwa pihak-pihak yang digadang-gadang sebagai pemberi syafaat (sesembahan selain Allah) di hari kiamat itu ternyata tidak mampu memberi manfaat sedikit pun.


Baca Juga: Apa itu Tauhid dan Kalimat tauhid?


Ayat-ayat yang Menetapkan Pemberi Syafaat

  1. Ayat Pertama:

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

“Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan seizin-Nya.” (al-Baqarah: 255)

  1. Ayat Kedua :

مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ

” Tidak ada seorang pemberi syafaat pun kecuali setelah mendapat izin dari-Nya.” (Yunus: 3)

  1. Ayat Ketiga :

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ (27) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ (28)

“Mereka menyatakan, ar-Rahman (Allah) mempunyai anak. Maha Suci Dia, bahkan mereka itu (para malaikat) adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Mereka sama sekali tidak pernah mendahului ucapan-Nya dan mereka senantiasa mengerjakan perintah-Nya. (Allah) mengetahui segala yang ada di hadapan dan belakang mereka. Mereka tidak dapat memberi syafaat melainkan kepada orang-orang yang telah (Allah) ridhai dan mereka takut kepada-Nya.” (al-Anbiya’: 26-28)

Berdasarkan ayat-ayat di atas, para pemberi syafaat bisa memberi syafaat jika terpenuhi syarat-syaratnya. insyaAllah rincian persyaratan tersebut akan dibahas di akhir tulisan ini.


Baca Juga: Hukum Menanam Bunga di Atas Kuburan


Ayat-ayat yang Menetapkan Syafaat

  1. Ayat Pertama:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا (105) فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا (106) لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا (107) يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا (108) يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا (109)

“Mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung itu (di hari kiamat), maka katakanlah bahwa Rabbku akan benar-benar akan meluluh-lantahkannya. Dan akan menjadikanya sama rata dengan bumi. Kamu tidak akan melihat lagi ada lembah atau bukit padanya. Pada hari itu mereka segera menuju kepada panggilan Sang Penyeru tidak berpaling darinya. Suara begitu hening (berjalan) menuju ar-Rahman, tidak terdengar kecuali suara tapak kaki. Pada hari itu tidak bermanfaat lagi syafaat kecuali bagi orang yang ar-Rahman memberi izin kepadanya dan ridha dengan ucapannya.” (Taha: 105-109)

  1. Ayat Kedua:

وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Orang-orang yang menyeru sesembahan selain-Nya tidak punya kuasa atas syafaat kecuali bagi orang-orang yang mempersaksikan kebenaran dalam keadaan mereka mengetahuinya.” (az-Zukhruf: 86)

  1. Ayat Ketiga :

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى (26)

“Berapa banyak malaikat di langit yang syafaat mereka tidak bermanfaat sedikit pun, kecuali setelah Allah memberi izin kepada siapapun yang Dia kehendaki dan merestuinya.” (an-Najm: 26)

Tiga ayat ini menjelaskan bahwa syafaat dapat diberikan jika terpenuhi syarat-syaratnya.

Memadukan Antara Ayat-ayat yang Meniadakan dan Menetapkan Syafaat

Untuk memadukan ayat-ayat di atas yang sekilas zahirnya bertentangan, maka kita harus mendudukkan masing-masing ayat pada tempatnya. Penjelasannya sebagai berikut:

Pertama, ayat-ayat yang menjelaskan bahwa di hari kiamat nanti tidak syafaat dan tidak ada pula seorang pemberi syafaat; maka yang dimaksud adalah syafaat yang diminta dari selain Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah Ta’a menyatakan (artinya), “Katakanlah, segala syafaat itu hanya milik Allah.” (az-Zumar: 44)

Kedua, ayat-ayat yang menjelaskan bahwa syafaat itu ada dan para pemberi syafaat dapat bermanfaat di hari kiamat, maka yang dimaksud adalah syafaat yang diminta dari Allah dan terpenuhi syarat-syaratnya. Berikut penjelasan ringkas syarat-syarat syafaat yang diterima:

  1. Pemberi syafaat punya hak untuk memberi syafaat.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala (artinya), “Orang-orang yang menyeru sesembahan selain-Nya tidak memiliki kuasa atas syafaat kecuali bagi orang-orang yang mempersaksikan kebenaran dalam keadaan mereka mengetahuinya.” (az-Zukhruf: 86)

Maksudnya, berhala-berhala yang diseru tersebut tidak punya hak dan kuasa untuk memberi syafaat. Akan tetapi orang-orang yang mempersaksikan kebenaran berdasarkan ilmu yang nyata, mereka itulah yang punya hak memberi syafaat atas seizin Allah Ta’ala.1

  1. Pemberi syafaat mendapatkan izin dari Allah Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (artinya), “Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan seizin-Nya.” (al-Baqarah: 255)

  1. Penerima syafaat adalah seorang muslim.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala (artinya), “Tidak ada seorang kerabat pun bagi orang-orang zalim itu dan tidak ada seorang pemberi syafaat pun yang mampu memberi.” (Ghafir: 18). Orang-orang zalim yang dimaksud ayat ini adalah orang-orang kafir2.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan tentang tafsir ayat tersebut, “Orang-orang yang menzalimi dirinya sendiri dengan berbuat kesyirikan terhadap Allah tidak mempunyai seorang kerabat pun yang bermanfaat baginya dan tidak pula seorang pemberi syafaat pun yang memberinya syafaat. Bahkan segala sebab-sebab kebaikan baginya telah terputus.”3

  1. Penerima syafaat adalah orang yang Allah ridhai

Allah Ta’ala menyebutkan, Mereka tidak dapat memberi syafaat melainkan kepada orang-orang yang telah (Allah) ridhai dan mereka takut kepada-Nya.” (al-Anbiya’: 28)

Demikian pemaparan ringkas terkait ayat-ayat tentang syafaat beserta penjelasannya. Semoga artikel ini bermanfaat.

Referensi: asy-Syafa’ah, karya Abu Abdirrahman Muqbil bin Hadi al-Wadi’I rahimahullah. FAI-IBR

Penulis: Fahri Abu Ilyas


1 Lihat Tafsir Ibnu Katsir (7/243)

2 Hal ini sebgaimana yang dikemukakan Imam al-Baihaqi. Lihat Syu’abul Iman (1/205).

3 Tafsir Ibnu Katsir (7/ 137)

لَيْسَ لِلَّذِينِ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ بِالشِّرْكِ بِاللَّهِ مِنْ قَرِيبٍ مِنْهُمْ يَنْفَعُهُمْ، وَلَا شَفِيعٍ يُشَفَّعُ فِيهِمْ، بَلْ قَدْ تَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *