oleh

Tafsir Surat al-Ikhlas: Mengambil Faidah dari Penjelasan Ulama Tafsir Tentangnya

-Tafsir-590 views

Surat al-Ikhlas yang terdiri dari empat ayat merupakan termasuk dari surat-surat makkiyah1(surat yang diturunkan sebelum hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Surat ini mengandung jenis tauhid yang ketiga, yaitu tauhid al-asma’ wa as-shifat (nama-nama Allah Ta’ala yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi). 2

Sebab Turunnya Surat al-Ikhlas

Ayat ini turun berkaitan dengan adanya beberapa pendeta Yahudi yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang sifat-sifat Allah Ta’ala.

Imam al-Baghawi rahimahullah membawakan riwayat di dalam tafsirnya terkait sebab turunnya surat ini,

Berkata ad-Dhahhak, Qatadah dan Muqathil rahimahumullah,

“Beberapa pendeta Yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya:

‘Kabarkanlah kepada kami sifat Rabbmu wahai Muhammad, harapannya kami bisa beriman kepadamu. Sungguh Allah Ta’ala telah menurunkan sifat-Nya di dalam Taurat, maka kabarkanlah kepada kami tentang Allah Ta’ala, Ia diciptakan dari apa? Apakah Allah makan dan minum? Dan apakah ada pewaris yang mewarisi dari Allah?’

Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini.” 3

Kandungan Surat al-Ikhlas

Untuk lebih memahami kandungan surat al-Ikhlas, kami akan membawakan perkataan para ulama tafsir berkaitan tentang surat ini.

Ayat Pertama

قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ 

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.” (al-Ikhlas: 1)

Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata,

“(قُلۡ) –katakanlah- dengan keyakinan yang pasti dan dengan mengimaninya serta mengetahui maknanya.” 4

Imam al-Qurtubi rahimahullah berkata,

“Yaitu Dialah Allah Yang Maha Esa, Yang tidak ada seorang pun menyerupai-Nya serta menandinginya. Dialah Allah Yang tidak memiliki isteri, anak maupun sekutu.” 5

Ayat Kedua

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

“Allah tempat meminta segala sesuatu.” (al-Ikhlas: 2)

Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata,

“(ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ) Yaitu yang dituju pada setiap kebutuhan. Maka seluruh penduduk alam semesta ini, baik yang di atas ataupun yang di bawah, semuanya membutuhkan Allah Ta’ala dengan kebutuhan yang sangat. 

Mereka semua meminta kepada Allah berbagai kebutuhan mereka serta berharap kepada-Nya, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna pada sifat-sifat-Nya.” 6


Baca Juga: Mutiara Faidah dari Surat Al-Falaq


Ayat Ketiga

لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ 

“Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.” (al-Ikhlas: 3)

Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata,

“(لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ) – Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan – Hal tersebut dikarenakan kesempurnaan sifat kaya bagi Allah Ta’ala.” 7

Di dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan bahwa Ia tidak memiliki anak maupun orang tua.” 8

Oleh karena itu, ayat ini merupakan bantahan bagi Yahudi, Nasrani dan Musyrikin Jahiliah yang mereka menetapkan bahwa Allah memiliki anak.

Yahudi mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah, Nasrani mengatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam adalah anak Allah, sedangkan Musyrikin Jahiliah mengatakan para malaikat adalah anak perempuan Allah.

Maka di dalam ayat ini Allah Ta’ala bantah mereka semua dan Allah Ta’ala menafikan dari diri-Nya anak. 9

Ayat Keempat

وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ  

“Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” (al-Ikhlas: 4)

Imam Mujahid rahimahullah, seorang pakar tafsir dari kalangan tabi’in menafsirkan ayat di atas,

{وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ} يَعْنِي: لَا صَاحِبَةَ لَهُ.

“Yakni, Allah Ta’ala tidak memiliki pasangan.”  10

Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata,

“(وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ) – Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya – Yakni, tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya baik pada nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya serta berbagai perbuatan-Nya.” 11

Kesimpulan Tafsir Surat al-Ikhlas

Adapun faidah dan kesimpulan yang bisa kita ambil dari beberapa penjelasan ulama di atas sangatlah banyak, di antaranya,

  1. Surat al-Ikhlas merupakan surat makiyah (surat yang Allah Ta’ala sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah)
  2. Surat ini mengandung beberapa nama-nama Allah serta sifat-sifat-Nya, seperti al-Ahad dan as-Shamad.
  3. Allah Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Kaya. Ia tidak butuh kepada makhluk-Nya, bahkan makhluk-Nya lah yang butuh kepada Allah Ta’ala.
  4. Surat ini merupakan salah satu bantahan atas kaum Yahudi, Nasrani serta Musyrikin Jahiliah yang mana mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala memiliki anak.

Demikianlah beberapa penjelasan para ulama terkait dengan tafsir surat al-Ikhlas. Semoga bisa bermanfaat serta memberikan pencerahan. Wallaahu a’lam bish shawab. (ARM/AAA/IWU)

Penulis: Ahmad Rifqi Musyaffa.

Referensi:

  1. Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim karya Imam Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi asy-Syafi’i yang terkenal dengan Ibnu Katsir rahimahullah (700-774 H).
  2. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir bin Abdillah as-Sa’di rahimahullah (1307-1306 H).
  3. Al-Jami’ li Ahkam al-Quran karya Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr al-Qurtubi rahimahullah (600-671 H).
  4. Ma’alim at-Tanzil fi Tafsiril Qur’an karya Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud bin Muhammad al-Baghawi asy-Syafi’i rahimahullah (W 516 H).

Footnotes

  1. Ma’alim at-Tanzil fi Tafsiril Qur’an (8/584)
  2. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 937

    فهذه السورة مشتملة على توحيد الأسماء والصفات

  3. Ma’alim at-Tanzil fi Tafsiril Qur’an (8/584)

    وَقَالَ الضَّحَّاكُ وَقَتَادَةُ وَمُقَاتِلٌ: جَاءَ نَاسٌ مِنْ أَحْبَارِ الْيَهُودِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: صِفْ لَنَا رَبَّكَ يَا مُحَمَّدُ لَعَلَّنَا نُؤْمِنُ بِكَ، فَإِنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ نَعْتَهُ فِي التَّوْرَاةِ، فَأَخْبِرْنَا مِنْ أَيِّ شَيْءٍ هُوَ؟ وَهَلْ يَأْكُلُ وَيَشْرَبُ؟ وَمَنْ يَرِثُ مِنْهُ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ السُّورَةَ

     

  4. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 937

    أي {قُلْ} قولا جازمًا به، معتقدًا له، عارفًا بمعناه،

     

  5. al-Jami’ li Ahkam al-Quran (20/244)

    قَوْلُهُ تَعَالَى: (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) أَيِ الْوَاحِدُ الْوِتْرُ، الَّذِي لَا شَبِيهَ لَهُ، وَلَا نَظِيرَ وَلَا صَاحِبَةَ، وَلَا وَلَدَ وَلَا شَرِيكَ.

     

  6. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 937

    {اللَّهُ الصَّمَدُ} أي: المقصود في جميع الحوائج. فأهل العالم العلوي والسفلي مفتقرون إليه غاية الافتقار، يسألونه حوائجهم، ويرغبون إليه في مهماتهم، لأنه الكامل في أوصافه،

     

  7. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 937

    {لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ} لكمال غناه

  8. Tafsir al-Qur’an al-Adzim (8/529)

    لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَا وَالِدٌ

     

  9. Ma’alim at-Tanzil fi Tafsiril Qur’an (8/589)

    قَالَ مُقَاتِلٌ: قَالَ مُشْرِكُو الْعَرَبِ: الْمَلَائِكَةُ بَنَاتُ اللَّهِ، وَقَالَتِ الْيَهُودُ: عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ، وَقَالَتِ النَّصَارَى: الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ، فَأَكْذَبَهُمُ اللَّهُ وَنَفَى عَنْ ذَاتِهِ الْوِلَادَةَ وَالْمِثْلَ

  10. Tafsir al-Qur’an al-Adzim (8/529)

  11. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan hal. 937

    {وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ} لا في أسمائه ولا في أوصافه، ولا في أفعاله، تبارك وتعالى.

     

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *