oleh

Menghilangkan Petaka Dengan Air Mata Taubat (Bag.2)

Kita semua tahu bahwa maksiat dan dosa adalah sebab petaka. Kita juga tahu diri kita adalah sebab di balik turunnya petaka dan bencana karena dosa yang telah kita perbuat. Lantas, apa yang harus kita lakukan agar petaka dan musibah lekas diangkat. Simaklah artikel di bawah ini, semoga bermanfaat.

Mengangkat petaka dengan taubat

Kita semua telah mengetahui, bahwa tidaklah sebuah bencana maupun petaka terjadi di muka bumi ini melainkan karena dosa-dosa kita. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.”( Huud : 117)

Allah tidaklah zhalim kepada hamba-hambaNya, tetapi kitalah yang zhalim terhadap diri-diri kita sendiri. Kita sendiri yang menodai diri kita dengan kemaksiatan dan dosa, kita juga yang memberikan noktah-noktah kelam pada kalbu kita karena perbuatan-perbuatan kita. Disadari maupun tidak, kitalah yang mengubah karunia menjadi petaka.

Pembaca islamhariini yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Sebuah seruan terbuka dari Rabb alam semesta kepada hamba-hambaNya yang zhalim terhadap diri-diri mereka, agar mereka tidak putus asa untuk meraih rahmatNya yang begitu luas, dan pintu taubatNya yang hingga kini belum tertutup. Dengan rahmat dan kasih sayangNya Ia menyeru para hambaNya :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az zumar : 53)

Ia juga menyeru :

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31)

Di dalam ayat ini, Allah memanggil kita selaku hamba-hambaNya agar tidak berputus asa dari rahmatNya dan bersedia untuk bertaubat kepadaNya. Karena hanya dengan taubatlah dosa-dosa kita terhapus, kesalahan dan cela yang ada pada diri kita akan terampuni. Dengannya pula akan terangkat segala petaka yang menimpa kita, dan akan tergantikan oleh limpahan karunia dan ampunan Allah Ta’ala. Kita teringat sebuah ajakan dari Nabi Hud ‘alaihissalam kepada kaumnya :

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

“Dan (dia berkata): Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Huud : 52)

Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata: “Tidaklah sebuah petaka turun melainkan karena dosa yang diperbuat, dan tidaklah suatu petaka diangkat kecuali karena taubat.”1

Dari sini kita tahu bahwa taubat adalah jalan keluar dari petaka yang sedang menimpa kita. Karena dengannya, Allah akan menghapus segala dosa yang menjadi sebab petaka tersebut. Sehingga hendaknya kita lekas beranjak dari lumpur dosa dan maksiat dan segera berbilas dengan air mata taubat dengan sebuah harapan yang mendalam akan ampunan dari Allah Ta’ala. Kita berpegang pada sebuah ayat :

وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al Anfaal : 33)

Menangislah atas dosa-dosamu

Kita sebagai hamba-hamba Allah yang bertumpuk cela, tentu sangat sadar betapa perlunya kita akan sebuah ampunan. Kita adalah hamba yang miskin nan butuh akan kemurahanNya. Sebagaimana Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” ( Fathir : 15)

Seandainya hamba-hambaNya membangkang, maka bisa saja Dia membinasakan mereka kalau Ia menghendaki, lalu mengganti mereka dengan makhluk baru. Allah berkata :

إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (16) وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ

“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” (Fathir : 15-16)

Di sisi lain, Allah Ta’ala sangat mencintai hamba-hambaNya yang mau bertaubat dan kembali kepadaNya. Ia mengatakan :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (At Taubah : 222)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ، مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ، إِذَا وَجَدَهَا

“Sungguh Allah lebih senang dengan taubat seseorang dari pada rasa senang salah seorang dari kalian tatkala menemukan hewan tunggangannya yang hilang.” (HR. Muslim no. 2675)

Rasulullah juga bersabda :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

“Seluruh anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.”(HR. Ad Darimi no. 2769)

Maka semua hal di atas mendorong kita untuk segera beranjak menuju ampunan-Nya, bergegas mengetuk pintu maghfirah-Nya. Kita mengakui betapa lemah dan butuhnya kita kepada-Nya dan juga ampunan-Nya.

Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala…

Atas dasar itu pula, hendaknya kita mengoreksi diri kita, lalu kita mengakui segala alpa yang kita lakukan. Kita teringat betapa banyaknya perintah Allah yang kita langgar, betapa banyak peringatan-Nya yang tidak kita pedulikan. Kitapun teringat batasan-batasan syariat Allah yang kita terjang tanpa pernah sadar diri. Kita ingat semua itu dan kitapun mengakui.

Kemudian setelah itu, sangatlah pantas bagi kita untuk menangis dan menyesal. Sangat pantas bila kemudian kita bersimpuh di hadapan Allah dengan penuh pengakuan dan harapan akan ampunan-Nya. Sangatlah layak bila kemudian kita mengatakan :

اللهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِالنِّعْمَةِ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

“Yaa Allah, Engkaulah Rabb-ku yang tiada sesembahan yang benar kecuali diriMu. Engkaulah yang menciptakanku, akulah hamba-Mu yang berada dalam perjanjian denganMu. Aku penuhi seoptimal kekuatanku. Aku mengakui segala nikmat dan akupun mengakui segala dosaku, karenanya ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”(HR. Ahmad 17111)

Kita mengucapkan kalimat di atas dalam sujud kita di sepertiga malam terakhir, di saat kita dalam kesendirian bermunajat kepada-Nya. Kita ucapkan di saat kita berada di posisi terdekat kita dengan-Nya dengan penuh kesadaran dan perendahan. Kita sampaikan pengakuan tersebut di saat Rabb turun ke langit dunia dan memanggil kita :

مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Barangsiapa yang berdoa kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan, barangsiapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku beri, barangsiapa yang memohon ampunan kepadaKu pasti akan Aku ampuni.” (HR. Al Bukhari no. 1145)

Kita berdoa kepada Allah agar segera mengangkat segala petaka dengan rahmat-Nya, dan agar Ia tidak menimpakan bencana dengan sebab dosa-dosa kita. Kita juga meminta kepada Allah dengan seluruh Nama dan SifatNya, agar menjauhkan kita dari lumpur dosa, serta mengarahkan dengan taufikNya kepada jalan taubatNya apabila kita bersalah. Kitapun memohon ampunan-Nya dari segala noktah dosa yang telah menghitami kalbu-kalbu kita.

Kita lakukan semua itu dengan melakukan perkara-perkara yang menjadi sebab taubat kita diterima oleh Allah Ta’ala, dan menjauhi hal-hal yang dapat menghambatnya. Dengan harapan Allah Ta’ala akan mengabulkan permohonan dan mengampuni segala dosa kita. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.JR-AAK


1Assunan wal mubtada’aat al muta’alliqah bil azkaar was shalawaat, Muhammad bin Ahmad Al Hawaamidiy

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *