oleh

Berbakti Kepada Orang Tua Setelah Mereka Wafat

-Fatwa-2,958 views

Fatawa Lajnah Daimah no. 8256

Pertanyaan:

Apakah bisa berbakti kepada orang tua setelah wafatnya mereka?

Jawaban:

Syariat islam menganjurkan untuk tetap berbakti kepada orang tua setelah mereka wafat. Diantaranya, dengan mendoakan (ampunan) kepada keduanya, menunaikan wasiatnya, menyambung hubungan silaturrahmi kepada kerabatnya, dan memuliakan sahabat-sahabatnya. Dalam sunan Abu Dawud, dari shahabat Abu Usaid as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

بَيْنَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِيْ سَلَمَةَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرٍّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا؟ فَقَالَ: “نَعَمْ: الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِيْ لَا تُوْصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيْقِهِمَا »

“Ketika kami sedang duduk-duduk di sekitar Rasulullah , tiba –tiba datang seorang laki-laki dari Bani Salamah seraya mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada suatu amalan yang dapat aku kerjakan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah mereka wafat?’.

Rasulullah menjawab: “Tentu. (engkau) mendoakan kedua orang tuamu, memintakan ampun untuk keduanya, menunaikan janji (wasiat-wasiat) keduannya setelah mereka wafat, menyambung hubungan silaturrahmi kepada karib kerabatnya yang (sering) melakukan hubngan silaturahmi dengan keduanya (semasa hidupnya), dan memuliakan sahabat-sahabatnya.” (HR. Abu Dawud no. 5142, dhaif)

Hanya kepada Allah kita memohon taufik. Semoga shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi kita, keluarga dan para sahabat beliau.

[Sumber: Fatawa Lajnah Daimah no. 8256]


Setelah dicek status hukum hadits yang disebutkan di dalam fatwa di atas, ternyata hadits tersebut dhaif. Namun, makna hadits tersebut shahih (benar) sebagaimana di dalam dalil yang lain. Al-Imam al-Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad mengatakan, “Bab Disyariatkannya berbuat baik kepada kedua orang tua setelah keduanya wafat.” Kemudian beliau membawakan beberapa hadits, diantaranya,

عن أبى هريرة – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: (إِذَا مَاتَ العبدُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُه إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Ketika seorang hamba meninggal dunia, terputuslah darinya amalan-amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendo’akan kebaikan kepadanya”(HR. Bukhari no.38 di dalam kitab Al Adabul Mufrad, shahih).

عن أبى هريرة – رضي الله عنه – قال:تُرْفَعُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ درجَتُه فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ أَيُّ شَيْءٍ هَذِهِ؟ فَيُقال: ولدُك استغفَرَ لك

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,”Derajat seorang mayit diangkat setelah kematiannya. Kemudian dia berkata,” Wahai Rabbku, Kenapa bisa seperti ini?” Maka dikatakan kepadanya,” Anakmu telah memintakan ampun untukmu.” (HR. Bukhari no. 36 di dalam kitab Al Adabul Mufrad, hasan)

Imam al-Bukhari juga mengatakan di dalam kitabnya Al-Adabul Mufrad, “Bab Disyariatkannya berbuat baik kepada orang yang disambung tali silaturahmi oleh ayahnya.” Kemudian beliau membawakan beberapa hadits, diantaranya,

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ”.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,”Sesungguhnya kebaikan yang paling baik adalah seorang laki-laki menyambung silaturrahmi kepada orang-orang yang dicintai oleh ayahnya.” (HR. Bukhari no. 41 di dalam kitab al-Adabul Mufrad, shahih). HN-ALF

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *