oleh

Hati-Hati dari Perusak Akal

Sungguh, pada akal terdapat cahaya. Cahaya itu akan padam dengan disebabkan kemaksiatan, inilah kenyataannya. Jika cahaya akal tersebut telah padam, maka kekuatan akal semakin melemah dan berkurang.

Sebagian salaf berkata:

مَا عَصَى اللهَ أحدٌ حَتَّى يُغِيْبَ عَقْلُهُ

“Tidaklah seorang hamba bermaksiat kepada Allah, kecuali akan hilang akalnya.”

Inilah hakikat keberadaan akal, apabila akal itu sehat dan kuat, ia akan terhalangi dari maksiat. Sedangkan jika akal itu sakit dan lemah, maka kan mudah terjatuh ke dalam maksiat.


Baca Juga: Hati-hati dari Penghalang-penghalang Taubat


Sadarlah, bahwa akal berada dalam genggaman, pengaturan, serta pengawasan Allah Ta`ala.

Para malaikatpun mengawasi dan menyaksikannya. Begitu pula ancaman dan peringatan dalam Al-Qur`an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kewajiban menjaga akal untuk tetap berada di atas kebaikan dan keistiqamahan.

Dengan keyakinan tersebut akan menghalanginya dari bermaksiat kepada Allah.Hanyalah yang menyebabkan dia luput dari kebaikan dunia dan akhirat adalah kemaksiatan dan kelalaian dari mengingat Allah.

Apakah seorang yang berakal akan lebih mengedepankan hawa nafsu dan kesenangan yang sementara?
Tentu tidak, pasti dia akan mengedepankan kehidupan akhirat dibandingkan kehidupan dunia yang fana.

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dengan menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Amin DW/AA-IBR