oleh

Empat Perangai Menuju Ketakwaan

Pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Telah kita ketahui bersama, bahwa orang yang bertakwalah yang akan menghuni surga. Hal ini karena ketakwaan yang akan mengantarkan pelakunya ke dalam surga.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu takwa. Mudah-mudahan dengan mengetahuinya, kita menjadi hamba-hamba bertakwa yang kelak menghuni surga Allah Ta’ala.

Apa itu Takwa?

Para ulama memberikan definisi yang beragam. Di antaranya apa yang disebutkan oleh salah seorang tabi’in (murid sahabat) yang bernama Thalaq bin Habib rahimahullah,

التقوى أنْ تعملَ بطاعةِ الله، على نورٍ من الله، ترجو ثوابَ الله، وأنْ تتركَ معصيةَ الله على نورٍ من الله تخافُ عقابَ الله

Takwa adalah engkau menjalankan ketaatan kepada Allah yang dilandasi dengan ilmu, karena mengharapkan balasan dari Allah. Begitu pula, engkau meninggalkan kemaksiatan yang dilandasi dengan ilmu, karena takut adzab Allah Ta’ala.”

Empat Perangai Takwa

Adapun tentang perangai takwa, Allah Ta’ala telah berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Merekalah orang-orang yang menginfakkan hartanya dikala senang maupun susah, serta orang-orang yang menahan amarah, dan orang-orang yang berhati pemaaf kepada manusia. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. Demikian pula, orang-orang yang apabila mereka melakukan kejelekan atau berbuat dzalim atas diri mereka, lantas mereka segera mengingat Allah dan meminta ampun atas dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosanya sedang mereka mengetahui.” (Ali-Imran: 134-135)

Dari ayat di atas, kita bisa mengetahui perangai takwa. Berikut beberapa sifat orang-orang yang bertakwa :

  1. Menginfakkan hartanya dalam kondisi apapun.

    Berkata as-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah,

    “Orang-orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang tetap berinfak dalam keadaan sempit maupun lapang. Ketika sedang lapang, ia berinfak sebanyak-banyaknya. Bila ia dalam keadaan sempit, ia tidak meremehkan sebuah kebaikan walaupun dinilai kecil.”

    Bukan banyak atau sedikitnya harta yang jadi tolak ukur kualitas infak seseorang. Namun keikhlasanlah yang menjadi tolak ukurnya, maka berinfaklah dengan ikhlas. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang yang berinfak.

  2. Mampu menahan amarah.

    Disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ، دَعَاهُ اللَّهُ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي أَيِّ الْحُورِ شَاءَ

    barangsiapa yang mampu menahan amarah, padahal ia mampu untuk melampiaskannya. Akan dipanggil oleh Allah Ta’ala dihadapan makhluk-Nya di hari kiamat, kemudian Allah pilihkan baginya bidadari yang ia inginkan. (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

  3. Memaafkan orang lain.

    Sikap memaafkan bukanlah sikap yang mendatangkan kerugian. Allah telah berjanji akan menanggung pahala bagi yang mau memaafkan orang lain.

    فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

    “Barangsiapa yang memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya telah disiapkan oleh Allah, sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang dzalim.” (Asy-Syura: 40)

    Sikap saling memaafkan akan mendatangkan ampunan dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

    وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

    “Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah kepada jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah engkau tidak ingin apabila Allah mengampunimu? Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nur: 22)

  4. Ingat kepada Allah dan bersegera memohon ampun.

    Jika taubat seseorang dilakukan dengan benar, maka tidak hanya ampunan yang akan diraih, bahkan telah disediakan surga baginya. Allah Ta’ala berfirman,

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

    “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At-Tahrim: 8)

Penutup

Setelah menjelaskan ciri-ciri orang bertakwa, Allah Ta’ala kembali menegaskan bahwa surgalah tempat kembali mereka.

أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

“Itulah balasan bagi mereka, yaitu mendapatkan ampunan dari Rabb-Nya serta surga yang di bawahnya sungai-sungai yang mengalir, mereka kekal di dalamnya. Sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (Ali-Imran: 136)
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya untuk kita bisa menempuh perangai ketakwaan. Begitu pula menggolangkan kita sebagai orang-orang yang bertakwa yang akan menghuni surga-Nya. Aamin, Wallahu’alam. MAS-HMZ