oleh

Cara Melindungi Buah Hati dari Gangguan Setan dalam Tinjauan Syariat

Para pembaca sekalian yang semoga selalu dirahmati Allah Ta’ala, kali ini kita akan membahas secara ringkas tentang cara melindungi buah hati dari gangguan setan yang terkutuk. Karena sebagai orang tua seyogyanya untuk terus berupaya menjaga buah hati mereka dari gangguan setan.

Sepuluh Cara Melindungi Buah Hati dari Gangguan Setan

Buah hati adalah salah satu nikmat besar yang Allah karuniakan kepada para orang tua. Oleh karena itu, sudah semestinya para orang tua menjaga sang buah hati dengan sebaik-baiknya.

Berikut kami sajikan artikel yang membahas seputar sepuluh cara melindungi buah hati dari gangguan setan beserta dalil yang sahih dari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

  • Berdzikir Ketika Masuk Rumah dan Makan

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ ،

Apabila seseorang memasuki rumahnya dan ia menyebut nama Allah ketika memasukinya dan juga ketika makan, setan berkata (kepada teman-temannya), ‘kalian tidak punya tempat bermalam dan tidak pula punya makanan.’ Namun apabila seseorang memasukinya tidak menyebut nama Allah ketika hendak masuk, maka setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam.’ Adapun apabila orang tersebut tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, setan berkata, ‘Kalian mendapatkan makanan.” 1

  • Berdoa Ketika Hendak Menggauli Istri

Di antara sebab terjaganya si buah hati sejak dilahirkan hingga beranjak dewasa ialah yang dibimbingkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنْ قَضَى اللَّهُ بَيْنَهُمَا وَلَدًا لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ

“Jikalau salah seorang dari kalian mendatangi istrinya, maka hendaknya ia berdoa,

بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

 Dengan menyebut nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari anak yang Engkau anugerahkan kepada kami.

Apabila suami istri tersebut dikaruniai anak, maka setan tidak akan mengganggu anak tersebut.” 2

  • Hidupkanlah Rumah Anda dengan Berdzikir kepada Allah

Apabila rumah anda digunakan untuk berdzikir, maka rumah tersebut akan hidup. Namun sebaliknya, apabila rumah anda tidak digunakan untuk berdzikir kepada Allah, maka rumah tersebut seperti rumah yang mati, layaknya seperti sebuah kuburan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، وَالْبَيْتِ الَّذِي لَا يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Permisalan rumah yang disebut nama Allah padanya dan yang tidak, adalah seperti rumah yang hidup dan rumah yang mati.” 3

Bentuk dzikir tersebut seperti shalat sunnah rawatib, membaca al-Qur’an, dan amalan-amalan shalih lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ، وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

“Lakukanlah sebagian shalat kalian di rumah-rumah kalian dan jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan.” 4

Pada catatan kaki Imam Muslim mengatakan, bahwa yang dimaksud dalam hadits di atas adalah kalian shalat di rumah dan jangan menjadikannya seperti kuburan, akan tetapi gantikanlah dengan shalat. Adapun shalat yang dimaksud di sini adalah shalat sunnah, yakni shalat sunnahlah kalian di rumah kalian.

اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ , وَلَا تَجْعَلُوهَا عَلَيكُمْ قُبُورًا , كَمَا اتَّخَذَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى بُيُوتَهُمْ قُبُورًا، وَإِنَّ الْبَيْتَ الذي يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ , يَتَرَاءَى لِأَهْلِ السَّمَاءِ , كَمَا تَتَرَاءَى النُّجُومُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ  

Lakukanlah sebagian shalat kalian di rumah kalian dan jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan sebagaimana kaum Yahudi dan Nashrani yang mereka menjadikan rumah mereka seperti kuburan. Dan sungguh apabila sebuah rumah dibacakan al-Qur’an di dalamnya, niscaya rumah tersebut akan terlihat oleh penduduk langit, sebagaimana terlihatnya bintang oleh penduduk bumi.” 5

  • Sering Menunaikan Shalat di Rumah

Yang dimaksud di sini adalah shalat sunnah, baik shalat witir atau shalat sunnah lainnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ، وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

“Lakukanlah sebagian shalat kalian di rumah kalian dan jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan.”  6

  • Memohon Perlindungan bagi Anak dari Gangguan Setan

Pada permasalahan ini, ada sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdoa memohon perlindungan kepada Allah bagi al-Hasan dan al-Husain dengan doa,

إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

“Sesungguhnya dahulu ayah kalian (Nabi Ibrahim ‘alaihis salam) memintakan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq dengan doa,

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

“Aku memohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah Ta’ala yang sempurna, dari setiap setan, binatang berbisa, dan dari ‘ain (mata) yang menimpakan kejelekan.” 7

  • Menahan Anak Tetap di Rumah Saat Shalat Maghrib dan Saat Matahari Tenggelam

Hal ini sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُفُّوا صِبْيَانَكُمْ عِنْدَ الْعِشَاءِ فَإِنَّ لِلْجِنِّ انْتِشَاراً وخطفة

“Tahanlah anak-anak kecil kalian manakala malam datang, karena para jin berkeliaran dan menculik.”  8

  • Membaca Surat al-Baqarah di Rumah

Hal tersebut akan mengusir setan dari rumah. Nabi bersabda,

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sungguh setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah di dalamnya.”  9

  • Menjauhkan Gambar Makhluk Bernyawa dari dalam Rumah

Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,

إِنَّا لاَ نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ وَلاَ كَلْبٌ

“Kami (para Malaikat) tidak memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar makhluk hidup bernyawa dan anjing.” 10

  • Tidak Memelihara Anjing

Sebagaimana pada poin sebelumnya, disebutkan padanya hadits tentang Malaikat yang tidak memasuki rumah yang terdapat anjing padanya.

   إِنَّا لاَ نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ وَلاَ كَلْبٌ

“Kami (para Malaikat) tidak memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar makhluk hidup bernyawa dan anjing.” 11

  • Membiasakan Anak untuk Menghafal Dzikir Keluar Rumah

Hal ini cukup ringan, apabila anda keluar dan pergi ke mana pun bersama anak-anak, berikan kepada anak-anak tersebut kebiasaan dalam menghafal doa keluar rumah.

Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَالَ يَعْنِي إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، يُقَالُ لَهُ: كُفِيتَ، وَوُقِيتَ، وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ

“Barangsiapa berdoa, yaitu ketika hendak keluar dari rumah,

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali kecuali dengan pertolongan Allah.

Maka akan dikatakan kepadanya, engkau akan terjaga, ternaungi, dan terjauhkan dari setan.” 12

Pada riwayat lain, beliau mengatakan,

كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ، أَوْ نَضِلَّ، أَوْ نَظْلِمَ، أَوْ نُظْلَمَ، أَوْ نَجْهَلَ، أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak keluar rumah, maka beliau berdoa,

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ، أَوْ نَضِلَّ، أَوْ نَظْلِمَ، أَوْ نُظْلَمَ، أَوْ نَجْهَلَ، أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا

“Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya kami meminta perlindungan kepada-Mu dari bencana, tersesat, tergelincir, perbuatan zalim, atau terzalimi, berbuat jahil atau dijahili.” 13

Kami cukupkan sampai di sini pembahasan ini. Semoga tulisan yang ringkas ini bermanfaat bagi penulis dan kepada para pembaca sekalian. Aamiin.

FQM/MPS/THR

Penulis: Faqih Muslimin.

Referensi:

  1. Syarh an-Nawawi karya Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan. (631/ 676 H).
  2. Sunan at-Tirmidzi karya Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi. (W. 279 H).
  3. Shahih Muslim karya Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi. (204/ 271 H).
  4. Shahih al-Bukhari, karya Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Abu Abdillah. (194/ 256 H).
  5. Al-Jami’ ash Shaghir wa ziyadatihi, karya Imam Abdurrahman bin abi Bakr Jalaluddin as Suyuti. (W. 911 H).
  6. Al-Jami’ ash-Shahih lis Sunan wa al-Masanid, karya Imam Shahib Abdul Jabbar rahimahullah.

 

Footnotes

  1. Syarh an-Nawawi ala Muslim no. 4055 dari sahabat Zubair bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu.

  2. HR. al-Bukhari.no. 3721 dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma. .

  3. HR. Muslim no 779 dari sahabat Abu Musa radhiyallahu ‘anhu.

  4. HR. Muslim no. 1296 dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.

  5. HR. Muslim no.433 dari shahabiyah Aisyah radhiyallahu ‘anha.

  6.  HR. Muslim no. 269 dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.

  7.  HR. al-Bukhari no.2026 dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

  8.  Al-Jami’ ash Shaghir wa Ziyadatihi. (8621) dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, disahihkan oleh syaikh Muhammad bin Nasiruddin bin al Haj Nuh rahimahullah.

  9. HR. Muslim. no. 708 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

  10. HR. al-Bukhari no. 5096 dari sahabat Salim, dari bapaknya radhiyallahu ‘anhuma.

  11. HR. al-Bukhari no. 5097 dari sahabat Salim, dari bapaknya radhiyallahu ‘anhuma.

  12. HR. at-Tirmidzi. no. (5490) dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, disahihkan oleh syaikh Muhammad bin Nasiruddin bin al Haj Nuh rahimahullah.

  13. HR. at-Tirmidzi. (5490) dari sahabiyah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, disahihkan oleh Syaikh Muhammad bin Nasiruddin bin al Haj Nuh rahimahullah.