oleh

Berpegang Teguh di Atas Petunjuk Nabi, Solusi dari Perpecahan

Persatuan umat Islam adalah dambaan kita bersama. Apabila kita bersatu, maka kita akan kokoh tak tergoyahkan. Namun, perpecahan dan perselisihan merupakan realita yang terjadi di tengah-tengah umat. Masing-masing menganggap dirinya yang paling benar.

Tentu ini merupakan problem tersendiri bagi umat Islam. Walau demikian, setiap ada kesulitan, di sana ada kemudahan, dan setiap ada permasalahan pelik, di sana ada solusinya. Demikianlah Islam, agama yang sempurna, padanya terdapat segala yang dibutuhkan umat manusia.

Lalu, bagaimanakah solusi untuk mengatasi perpecahan dan perselisihan tersebut?

Solusi dari Perpecahan

Solusi dari permasalahan tersebut telah diisyaratkan oleh baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ»

“Sesungguhnya barangsiapa yang hidup sepeninggal ku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku serta sunnah para khalifah yang terbimbing. Berpegang teguhlah dengan sunnah tersebut dan gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham1. Dan waspadalah kalian dari hal–hal yang baru dalam agama, karena sesuatu yang baru (yang diada-adakan dalam agama) merupakan perbuatan bid’ah, dan setiap kebid’ahan adalah kesesatan2“.

Pembaca yang semoga dirahmati Allah, dalam hadits di atas, baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisyaratkan bahwa sepeninggal beliau akan terjadi beragam perselisihan dan perpecahan.

Itu semua akan berdampak runtuhnya kesatuan umat Islam dan tercerai berainya barisan kaum muslimin. Sehingga musuh-musuh Islam dari kalangan bangsa jin dan manusia akan bangga dan senang apabila musuh-musuh mereka tidak bersatu lagi, bahkan persatuan mereka hancur.

Maka, baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberikan solusi dari problematika tersebut. Lantaran betapa sayangnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan umatnya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menginginkan hancurnya kesatuan umat Islam.

Oleh karena itu, bagi Anda yang menginginkan persatuan umat Islam terwujud, perhatikanlah dengan baik solusi yang diberikan oleh baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar kita terlepas dari problematika yang ada. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku serta sunnah para khalifah yang terbimbing. Berpegang teguhlah dengan sunnah tersebut dan gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham3“.

Inilah solusi. Inilah jalan keluar dari perselisihan dan perpecahan yang melanda umat ini, menuju persatuan umat Islam yang kokoh. Yaitu, berpegang teguh dengan petunjuk baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan petunjuk para sahabat beliau.

Hasungan untuk Berpegang Teguh dengan Petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Al Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab Az Zuhri4 rahimahullah berkata,

كَانَ مَنْ مَضَى مِنْ عُلَمَائِنَا يَقُولُونَ: الِاعْتِصَامُ بِالسُّنَّةِ نَجَاةٌ

“Dahulu para ulama kita berpesan, “Berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah adalah keselamatan”.5

Abdullah ad -Dailami6 rahimahullah berkata,

بَلَغَنِي أَنَّ أَوَّلَ ذَهَابِ الدِّينِ تَرْكُ السُّنَّةِ، يَذْهَبُ الدِّينُ سُنَّةً سُنَّةً، كَمَا يَذْهَبُ الْحَبْلُ قُوَّةً قُوَّةً

“Telah sampai kepadaku bahwa awal mula pudarnya agama adalah meninggalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hilangnya agama ini dimulai dengan hilangnya sunnah demi sunnah, sebagaimana hilangnya tali seutas demi seutas”.7

Berkata al-Imam asy-Syafi’i8 rahimahullah,

إِذَا وَجَدْتُمْ سُنَّةً مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِلافَ قَوْلِي فَخُذُوا بِالسُّنَّةِ وَدَعُوا قَوْلِي فَإِنِّي أَقُولُ بِهَا

“Jika kalian mendapati sebuah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyelisihi ucapanku. Maka ambillah sunnah Rasulullah tersebut dan campakkanlah ucapanku, karena aku berpendapat dengan sunnah Rasulullah tersebut”.9

Demikianlah solusi dari perpecahan yang terjadi pada umat ini. Semoga Allah senantiasa mengaruniakan kepada kita kekokohan di dalam berpegang teguh dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga terwujudlah persatuan umat Islam yang hakiki. Amin

Sumber :

  • Lamuddur al-Mantsur minal qaul al-Ma’tsur
  • Sunan Abu Dawud dan Sunan Ad Darimi. MAS – AAK

1 Yakni pegang erat sunnah tersebut sekuat mungkin.

2 HR. Abu Dawud no. 4607, dishahihkan al-Imam Muhammad Nashiruddin.

3 Yakni pegang erat sunnah tersebut sekuat mungkin.

4 Lahir tahun 58 H dan wafat tahun 124 H.

5 Sunan ad Darimi 1/ 230.

6 Wafat sekitar tahun 81 – 90 H.

7 Idem.

8 Lahir tahun 150 H dan wafat tahun 204 H.

9 Adabul imla’ wa istimla’ hal. 109.