oleh

Bagaimana Mengembalikan Baitul Maqdis ke Pangkuan Kaum Muslimin?

-Manhaj-545 views

Bagaimana Mengembalikan Baitul Maqdis | Kaum Muslimin sudah lama berduka atas jatuhnya Baitul Maqdis di tangan kaum Yahudi zionis. Berbagai cara sudah ditempuh untuk mengembalikan tempat suci tersebut ke pangkuan kaum muslimin. Namun apa daya, hingga sekarang upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan.

Sebaliknya, kaum Yahudi masih bercokol di sana. Bahkan semakin semena-mena dan membabi buta. Sehingga muncul pertanyaan, bagaimana mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin seperti sedia kala?

Berikut bimbingan salah satu Ulama terkemuka di masanya, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah1. Sebuah bimbingan yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Dengannya dengan izin Allah Ta’ala, Baitul Maqdis akan kembali berjaya di bawah naungan Islam.

Bagaimana Mengembalikan Baitul Maqdis kepada Kaum Muslimin

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata rahimahullah berkata,

“Tidak akan mungkin bisa Baitul Maqdis dikembalikan (kepada kaum muslimin) kecuali dengan nama Islam yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat berada di atasnya sebagaimana perkataan Allah Ta’ala,

اِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِ يُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِه وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ 

“Sungguh bumi ini kepunyaan Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara para hamba-Nya. Kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-A’raf: 128)

Bagaimanapun bangsa Arab berusaha, sebanyak apapun pernyataan dan argumen-argumen yang mereka lontarkan di hadapan dunia, mereka tidak akan bisa menang selamanya kecuali mereka menyeru untuk mengeluarkan Yahudi dari Baitul Maqdis dengan seruan Islam, setelah sebelumnya mereka menerapkan syariat Islam pada diri-diri mereka sendiri.

Jika bangsa Arab melakukannya, niscaya akan terealisasikan apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan di dalam sabdanya,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاء الْحَجَرِ، وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ، أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللَّهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُِ   

“Kiamat tidak akan terjadi sampai kaum muslimin membunuh kaum Yahudi. Maka kaum muslimin terus membunuhi mereka sampai-sampai kaum Yahudi bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan. Maka berkatalah bebatuan dan pepohonan tersebut, ‘Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini ada seorang Yahudi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!”2

Pepohonan, bebatuan memberitahu kaum muslimin persembunyian Yahudi. Benda-benda itu berkata, “Wahai hamba Allah.” memanggilnya dengan ubudiyah (penghambaan) kepada Allah, “Wahai muslim.” Memanggilnya dengan nama Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ 

“Kaum Muslimin akan membunuh Yahudi.”

Beliau tidak mengatakan bangsa Arab.”

Meraih Kemenangan Sejati dengan Ajaran Islam yang Murni 

Beliau rahimahullah melanjutkan,

“Oleh karena itu aku tegaskan,

Sungguh, kita tidak akan bisa mengalahkan Yahudi dengan nama bangsa Arab, tidak selama-lamanya. Kita tidak akan bisa mengalahkan mereka kecuali dengan nama Islam. Bacalah perkataan Allah Ta’ala,

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ 

Sungguh, Kami telah menulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam aż-Żikr (Lauhulmahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. (al-Anbiya: 105)

Allah Ta’ala pada ayat di atas menjadikan kekuasaan di bumi untuk hamba-hamba-Nya yang shalih. Dan sesuatu yang dikaitkan dengan sifat tertentu akan ada dengan keberadaan sifat tersebut dan akan hilang dengan hilangnya sifat tersebut.

Jika kita termasuk hamba-hamba Allah yang shalih, maka kita akan mewarisi kekuasaan tersebut dengan ringan dan mudah. Tanpa adanya kesulitan, kesukaran, musibah, maupun dialog-dialog panjang yang tak berkesudahan. Kita akan membebaskan Baitul Maqdis dengan pertolongan Allah Ta’ala serta ketetapan yang Ia tetapkan untuk kita. Betapa mudahnya hal tersebut bagi Allah Ta’ala.

Kita telah mengetahui tidaklah kaum muslimin menguasai Palestina pada masa gemilangnya Islam kecuali dengan keislaman mereka. Tidaklah mereka mengusai Madain, ibu kota Persia pada zaman itu begitu pula ibu kota Romawi dan ibu kota Mesir kecuali dengan Islam.

Oleh karena itu seandainya para pemuda kita memahami dengan benar bahwasanya tidak akan mungkin kita bisa menang dengan kemenangan mutlak kecuali dengan Islam hakiki, bukan dengan Islam palsu yang sekedar ada di kartu identitas pribadi.”3

Palestina Tidak Akan Bebas Kecuali dengan Hal yang dengannya Ia Terbebaskan pada Generasi Awal Islam 

Asy-Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata di kesempatan lain,

“Kembali aku katakan -dan ilmu itu hanya di sisi Allah Ta’ala-,

Tidak akan mungkin membebaskan Syam, terkhusus negeri Palestina kecuali dengan perkara yang dengannya Palestina menjadi bebas pada zaman awal umat Islam. Tidak akan terbebaskan kecuali dengan kepemimpinan sebagaimana kepemimpinan Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, dengan pasukan seperti pasukan beliau. Tidaklah mereka berperang malainkan agar kalimat Allah menjadi tinggi.

Jika hal ini ada pada kaum muslimin (sekarang) maka mereka akan memerangi Yahudi sehingga Yahudi besembunyi di belakang pepohonan dan pepohonan tersebut menyeru,

‘Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini ada seorang Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’

Adapun jika manusia memandang bahwasanya permusuhan antara kita dan Yahudi adalah permusuhan atas dasar loyalitas ras, maka kita tidak akan bisa menang selamanya. Karena Allah Ta’ala tidak akan menolong kecuali yang menolong agama-Nya. Sebagaimana perkataan-Nya,

وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهُ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ ( ) اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ 

“Sungguh, Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. ( ) (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.” (QS. al-Hajj: 40-41)


Baca Juga: Kapan kaum muslimin akan mengalahkan Yahudi?


Tauhid, Ittiba’ kepada Rasul dan Menjauhi Kemaksiatan Merupakan Sebab Kemenangan 

Beliau rahimahullah melanjutkan,

“Jika kita memperhatikan generasi awal umat ini, kita akan dapati bahwa mereka bisa mendapat kemenangan disebabkan kekokohan di atas tauhid, keikhlasan kepada Allah Ta’ala, mengikuti bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menjauhi perkara-perkara hina, akhlak rendah lagi tercela, perkara-perkara keji lagi munkar dan tidak membebek kepada musuh.

Dan di antara permasalahan pada saat ini adalah sebagian manusia memandang bahwasanya mengikuti orang-orang kafir adalah suatu kebanggaan dan kemuliaan. Mereka juga memandang bahwasanya kembali kepada syariat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat berada di atasnya merupakan suatu kemunduran dan kemerosotan. Mereka merealisasikan apa yang dikatakan umat terdahulu,

وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ 

“Apabila melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat.” (al-Muthaffifin: 32)

Maka wajib bagi kita untuk kembali membaca dan memperhatikan sejarah dari generasi awal umat ini sehingga kita bisa mengambil dan mencontoh keteguhan (dalam melaksanakan syariat) serta ubudiyah (penghambaan kepada Allah) yang mereka lakukan. Pada saat itu, Allah Ta’ala akan memberikan kemenangan kepada kita.”

Harapan dan Doa 

“Kembali aku katakan dan aku ulangi,

Wajib bagi kita untuk waspada dari kejelekan jiwa-jiwa kita, begitu pula dari kejelekan orang-orang kafir, kaum munafikin serta pengikut mereka.

Kita juga memohon kepada Allah Ta’ala agar Dia memberikan kepada kita kemenangan untuk agama-Nya, serta memenangkan kita dengan Islam dan memenangkan Islam dengan sebab kita.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk dari wali-wali serta golongan-Nya. Sungguh Allah Ta’ala Maha Pemurah lagi Maha Pemberi.

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kepada keluarganya dan seluruh para sahabatnya.” 4

Demikian bimbingan dari seorang ulama rabbani zaman ini, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah. Semoga bimbingan beliau ini bisa menjadi jawaban yang melegakan atas pertanyaan yang dilontarkan banyak orang, “Bagaimana mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin?” (ARM-MPS -UAK)

Alih Bahasa: Ahmad Rifqi. M

Referensi:

  1. Tafsir al-Qur’an al-Karim lil Utsaimin
  2. al-Liqa’ asy-Syahri

Footnotes

  1. Nama lengkap beliau adalah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih bin Muhammad al-Utsaimin rahimahullah. Beliau adalah salah satu ulama terkemuka Saudi pada zamannya. Beliau wafat pada tahun 1421 Hijriah, semoga Allah Ta’ala merahmati beliau 
  2. HR. Muslim no. 2922 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. 
  3. Tafsir al-Qur’an al-Karim lil Utsaimin (1/169-170) – https://shamela.ws/book/544/235#p1
  4. al-Liqa’ asy-Syahri (2/7)
join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *