oleh

Tata Cara Duduk Tasyahud Sesuai Tuntunan Nabi

Duduk tasyahud merupakan salah satu kewajiban shalat bahkan termasuk salah satu rukun dari rukun-rukun shalat. Shalat seseorang tidaklah diterima kecuali harus terlaksanakan dengan sempurna dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun bagaimanakah tata cara duduk tasyahud sang teladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pembagian dan Hukum Duduk Tasyahud 

Duduk tasyahud terbagi menjadi 2:

Yang pertama: Duduk tasyahud awal, yang dikerjakan setelah rakaat kedua dalam shalat yang berjumlah 3 atau 4 rakaat.

Hal tersebut sebagaimana hadits yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang salah dalam shalatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

” ‌فَإِذَا ‌جَلَسْتَ ‌فِي ‌وَسَطِ ‌الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى، ثُمَّ تَشَهَّدْ،“…..الحديث

“apabila engkau duduk pada pertengahan shalat, maka tuma’ninahlah (tenanglah) dan bentangkanlah paha kirimu kemudian bertasyahudlah” …..al-hadits 1

Yang kedua: Duduk tasyahud akhir, yang dikerjakan pada akhir shalat sebelum salam.

Seperti inilah kita diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengikuti beliau sebagaimana sabda beliau:

وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” 2

Para ulama bersepakat atas hukum melaksanakan duduk tasyahud pertama adalah wajib dan termasuk dari kewajiban shalat. Demikian pula tasyahud akhir dan perbuatan tersebut termasuk dari rukun shalat.

Tata Cara Duduk Tasyahud

Telah datang hadits yang meriwayatkan tentang tata cara duduk tasyahud, antara lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari sahabat Rifa’ah bin Rafi’ radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda kepada orang yang salah dalam shalatnya:

” ‌فَإِذَا ‌جَلَسْتَ ‌فِي ‌وَسَطِ ‌الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى، ثُمَّ تَشَهَّدْ،“…..الحديث 

“Apabila engkau duduk pada pertengahan shalat, maka tuma’ninahlah (tenanglah) dan bentangkanlah paha kirimu kemudian bertasyahudlah” …..al-hadits 3

Demikian pula hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat az-Zubair bin al-‘Awwam radhiyallahu ‘anhu, beliau bekata:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌إِذَا ‌قَعَدَ ‌فِي ‌الصَّلَاةِ، ‌جَعَلَ ‌قَدَمَهُ ‌الْيُسْرَى بَيْنَ فَخِذِهِ وَسَاقِهِ، وَفَرَشَ قَدَمَهُ الْيُمْنَى، وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى، وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى، وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam tatkala duduk tasyahud dalam shalat, beliau meletakkan kaki kiri di antara paha dan betis beliau, dan membentangkan kaki kanan, serta meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri, tangan kanan di atas lutut kanan, dan mengisyaratkan jari telunjuk beliau” 4

Al-Imam an-Nawawi rahimahullah menukil perkataan atas pendapat Imam Ahmad tentang tata cara duduk tasyahud, beliau berkata:

وَقَالَ ‌أَحْمَدُ: ‌إنْ ‌كَانَتْ ‌الصَّلَاةَ ‌رَكْعَتَيْنِ ‌افْتَرَشَ وَإِنْ كَانَتْ أَرْبَعًا افْتَرَشَ فِي الْأَوَّلِ وَتَوَرَّكَ فِي الثَّانِي

“Imam Ahmad rahimahullah berkata: jika shalat tersebut berjumlah 2 rakaat maka ia duduk iftirasy, adapun jika bejumlah 4 raka’at maka ia duduk iftirasy pada tasyhhud yang pertama dan duduk tawarruk pada tasyahud yang kedua.” 5

Apa Saja yang Diucapkan ketika Duduk Tasyahud?

  1. At-Tahiyyat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada setiap 2 raka’at tahiyyat (duduk tasyahud). Pertama kali yang beliau baca saat duduk tasyahud adalah at-tahiyyat sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu secara marfu’:

إِذَا ‌قَعَدْتُمْ ‌فِي ‌كُلِّ ‌رَكْعَتَيْنِ، فَقُولُوا: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“Jika kalian duduk tasyahud pada setiap 2 rakaat maka ucapkanlah: “At-tahiyyaatu lillaahi wassalawaatu wattayyibaatu assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis shaalihiin asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuuluh” 

artinya: “Segala penghormatan hanya milik Allah, shalawat dan seluruh kebaikan bagi-Nya. Semoga keselamatan atasmu wahai Nabi dan rahmat serta barakah Allah atasmu, demikian pula keselamatan atas kami dan seluruh hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.” 6

  1. Shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Di antara bentuk shalawat yang beliau ajarkan adalah sebagaimana yang terdapat dalam shahih Bukhari dan Muslim dari sahabat Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu dengan lafadz:

اللَّهُمَّ ‌صَلِّ ‌عَلَى ‌مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Ya Allah berikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana engkau memberikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia. “Ya Allah berikanlah barakah kepada nabi Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberikan barakah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia”. 7

Demikian bacaan pada saat duduk tasyahud yang pertama dalam shalat yang berjumlah 3 atau 4 raka’at.

  1. Do’a berlindung dari 4 perkara

Disunnahkan ketika tasyahud akhir untuk membaca do’a berlindung dari 4 perkara, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa (tasyahud akhir) beliau membaca:

اللَّهُمَّ ‌إِنِّي ‌أَعُوذُ ‌بِكَ ‌مِنْ ‌عَذَابِ ‌القَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari adzab neraka, fitnah hidup dan mati, serta fitnah al-Masih ad-Dajjal” 8

Demikian sekelumit penjelasan singkat tentang tata cara duduk tasyahud. Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk mengamalkan ilmu agama yang telah kita ketahui dengan pengamalan yang sesuai dengan tata cara yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang harapan dari itu seluruh amalan yang telah kita perbuat dapat diterima di sisi Allah Ta’ala serta Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua di surga-Nya kelak. Amiin. ABR/AAA/

Penulis: Abdullah Rijal

Referensi:

  • Sifat shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin (wafat.1420 H).
  • Fiqhul muyassar fi dhauil kitaabi was sunnah karya kumpulan dari beberapa penulis.
  • Al-Majmu’ syarhul muhadzab karya Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi (wafat.676 H)

 

Footnotes

  1. HR. al-Baihaqi no.2798, lihat sunan al-Kubra lil Baihaqi 2/192 (wafat 458 H)
  2. HR. al-Bukhari no.631, lihat shahih Bukhari 1/128
  3. HR. al-Baihaqi no.2798, lihat sunan al-Kubra lil Baihaqi 2/192 (wafat 458 H)
  4. HR. Muslim no.579, lihat shahih Muslim 1/408 (wafat 261 H)
  5. Lihat al-Majmu’ syarhul muhadzab karya Imam an-Nawawi 3/450 (wafat 676 H)
  6. HR. Ahmad no.4160, lihat musnad Ahmad cetakan ar-Risalah 7/227 (wafat 241 H), an-Nasa’i no.1163, lihat sunan an-Nasa’i 2/238 (wafat 303 H), dan Ibnu Hibban no.1951, lihat shahih Ibnu Hibban 5/281 (wafat 354 H)
  7. HR. al-Bukhari no.3370, lihat shahih al-Bukhari 4/146 (wafat 256 H) dan Muslim no.405, lihat shahih Muslim 1/305 (wafat 261 H)
  8. HR. al-Bukhari no.1377, lihat shahih Bukhari 2/99 (wafat. 256 H)
join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *