oleh

Tata Cara Duduk di Antara Dua Sujud sesuai Tuntunan Nabi

-Fiqih-464 views

Duduk di antara dua sujud adalah salah satu rukun shalat yang wajib ditunaikan dengan sempurna. Dikatakan sempurna bila sesuai dengan tata cara yang dituntunkan oleh Nabi kita Muhammad ﷺ, sebaik-baik manusia. Bila tidak, maka tidak sah shalatnya.

Lalu seperti apakah tata cara duduk di antara dua sujud yang dilakukan oleh Nabi ﷺ? Mari simak artikel berikut ini!

Hukum Duduk di Antara Dua Sujud

Imam an-Nawawi rahimahullah, salah seorang ulama tersohor yang bermazhab Syafi’i menyatakan pendapatnya terkait duduk di antara dua sujud bahwa hukumnya wajib dan termasuk rukun shalat, serta harus thuma’ninah (tenang) dalam menunaikannya.

Duduk di antara dua sujud dan thuma’ninah (tenang) dalam melaksanakannya hukumnya adalah wajib. Kemudian beliau mengatakan inilah pendapat mazhab kami (Syafi’iyah) dan mayoritas ulama.”1

Hal tersebut berdasarkan sabda Nabi ﷺ  dalam haditsnya tatkala mengajarkan shalat kepada salah seorang sahabatnya:

ثُمَّ ‌ارْفَعْ ‌حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا

“Kemudian bangkitlah dari sujud hingga engkau betul-betul duduk dengan tenang.”2

Seperti inilah yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana dalam sebuah hadits,

وَكَانَ ‌إِذَا ‌رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السَّجْدَةِ، ‌لَمْ ‌يَسْجُدْ ‌حَتَّى ‌يَسْتَوِيَ جَالِسًا

“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bila mengangkat kepalanya dari sujud, tidak melanjutkan sujud (berikutnya) hingga benar-benar telah duduk dengan sempurna.”3

Dan ucapan Nabi ﷺ dalam hadits yang lain,

وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah sebagaimana kalian melihatku mengerjakan shalat!” 4

Dari Hadits-Hadits di atas ditarik kesimpulan oleh para ulama, bahwa duduk di antara dua sujud hukumnya wajib.

Tata Cara Duduk di Antara Dua Sujud

Para ulama ahli fikih menyatakan bahwa tata cara duduk di antara dua sujud seperti duduk tasyahud awal.

Sebagaimana yang terkandung dalam hadits Nabi ﷺ dari sahabat Abu Humaid As-Sa’idy radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari,

“Aku melihat Nabi ﷺ ketika beliau duduk pada tiap dua rakaat (tasyahhud awal), beliau duduk di atas kaki kirinya.”5

Perinciannya adalah sebagaimana yang dituturkan oleh pakar fikih bermazhab Syafi’i yang dijuluki dengan Imam Haramain Ruknuddin Abdul Malik bin Abdillah.6

Duduk di antara dua sujud di sini dinamakan dengan duduk Iftirasy (membentangkan). Yaitu:

  1. Membentangkan kaki kiri dan mendudukinya,
  2. Telapak kaki kiri dibentangkan,
  3. Punggung kaki kanan tegak dan mengarah ke kiblat,
  4. Kemudian jari jemari (kanan) lurus di atas permukaan.

Adapun posisi kedua tangan diletakkan di kedua paha, ujung jari jemari menyentuh kedua lutut.

Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud 

Doa duduk di antara dua sujud memiliki banyak pilihan lafal yang bersumber dari hadits Nabi ﷺ, di antaranya adalah:

  1. Lafal yang diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu Abbas secara marfu’,

اللَّهُمَّ اْغْفِرْ لِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ، وَاعْفُ عَنِّي

“ Ya Allah ampunilah diriku, perbaikilah aku, lindungilah diriku, karuniakanlah rezeki kepadaku, dan maafkanlah diriku.”7

  1. Lafal yang kedua

رَبِّ اْغْفِرْ لِيْ رَبِّ اْغْفِرْ لِيْ

“Duhai Rabbku, ampunilah aku. Duhai Rabbku, ampunilah aku.”8


Baca Juga: Zikir Duduk di Antara Dua Sujud, Tuntunan dan Bacaannya


Penutup 

Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah ﷻ, inilah sekelumit gambaran terkait tata cara duduk di antara dua sujud sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Harapannya dengan mempelajari tata cara shalat ini, kualitas ibadah kita semakin meningkat dan sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan demikian, shalat kita diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai sebuah amal kebaikan.

Bersemangatlah untuk mengikuti Nabi ﷺ dalam setiap ibadah kita. Teruslah lakukan introspeksi “Apakah  ada yang tidak sesuai dengan tuntunan Nabi ﷺ maupun para sahabatnya di dalam peribadatan kita?”  Jangan sampai ibadah yang kita lakukan itu sia-sia di mata Allah, karena tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam. (MAJ-LTC-THR)

Penulis: Muawiyah Ciamis

 

Referensi:

Fathul Mun’im Syarh Shahih Muslim, karya Syaikh Musa Syahin Lasyin rahimahullah (W. 1430 H)

Shahih Muslim, karya Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi (204-261).

Shahih al-Bukhari, karya Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al-Bukhari (194-256 H).

Nihayatul Mathlub fi Dirasatil Madzhab, karya Abul Ma’aly Abdul Malik bin Abdillah bin Yusuf bin Muhammad al-Juwainy rahimahullah (419-478 H).

Footnotes

  1. Fathul Mun’im Syarh Shahih Muslim 74/3

    والجلوس بين السجدتين فرض، والطمأنينة فيه فرض، ثم قال: هذا مذهبنا، وبه قال جمهور العلماء

  2. HR. al-Bukhari no. 757, dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
  3.  Shahih Muslim 357/1, dari sahabiyah Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha.

  4. HR. al-Bukhari no. 631, dari sahabat Malik bin al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu.

  5. Shahih al-Bukhari 01/201 kitab Adzan, bab sunnahnya duduk tasyahud.

    رأيتُ النبي صلى الله عليه وسلم إذا جلس في الركعتين، جلس على رجله اليسرى

  6. Nihayatul Mathlub fi Dirasatil Madzhab 174/02.

     فهو الذي يفرش رجله اليسرى، ويجلس عليها، والقدم من الرجل اليسرى مضجعة، وظهر القدم إلى القبلة، والرجل اليمنى منصوبة، وأطراف الأصابع على الأرض منتصبة [والعقب منتصبة هذه صفة الافتراش. أما اليد فينشر أصابعها مع التفريج المقتصد، وتكون أطراف الأصابع مسامتةً للركب

  7. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim, Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Muhammad Nashiruddin dalam al- Irwa.

    روي عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول بين السجدتين اللهم اغفر لي واجبرني وعافني وارزقني، واعف عني

  8. Diriwayatkan oleh an-Nasai 172/1, Ibnu Majah 897 dan dishahihkan oleh Muhammad Nashiruddin dalam al-Irwa 335.

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *