oleh

Isra’ Mi’raj Bukan pada 27 Rajab: Penjelasan Ulama Mazhab Syafi’i

Bulan Rajab adalah bulan yang mulia, karena ia termasuk satu di antara empat bulan yang Allah Ta’ala sucikan. Namun sebagian saudara kita mengait-ngaitkan kemuliaan bulan tersebut dengan peristiwa Isra’ Mi’raj yang menurut mereka terjadi pada bulan yang mulia ini.

Para Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala, mari kita menyelisik pandangan ulama dari mazhab Syafi’iyah terkait peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini.

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi’i rahimahullah

Beliau adalah ulama kibar mazhab Syafi’iyah. Beliau memiliki sebuah karya tulis yang membahas tentang bulan Rajab secara khusus. Karya tulis tersebut berjudul Tabyinul ‘Ajabi bima Warada fi Syahri Rajab. Beliau berkata di dalam kitab tersebut,

وَذَكَرَ بَعْضُ الْقُصَّاصِ أَنَّ الْإِسْرَاءَ كَانَ فِي رَجَبَ. قَالَ: وَذَلِكَ كَذِبٌ. قَالَ الْحَرْبِي: كَانَ الْإِسْرَاءُ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَبِيعِ الْأَوَّلِ

Sebagian pakar sejarah menyebutkan bahwasanya peristiwa Isra’ terjadi pada bulan Rajab. Ini adalah sebuah kedustaan. Berkata al-Harbi: Dahulu peristiwa Isra’ terjadi pada malam ke 27 bulan Rabi’ul Awwal.”i

Perkataan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah di atas menunjukkan bahwasanya terjadi silang pendapat di kalangan para ulama terkait waktu terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj. Bahkan di antara para ulama ada yang berpendapat bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan Rabi’ul Awwal.

Imam Syihabuddin al-Maqdisi Abu Syamah asy-Syafi’i rahimahullah

Nama lengkap beliau adalah Imam Abul Qasim Syihabuddin Abdurrahman bin Isma’il bin Ibrahim al-Maqdisi ad-Dimasyqi. Beliau dikenal dengan Abu Syamah (599 – 665 H/1202 – 1267 M).ii Beliau merupakan ulama pakar sejarah dan ilmu hadits yang bermazhab Syafi’iyah.

Beliau menuturkan dalam kitab beliau yang diberi judul al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’i wal Hawadits,

وَكَذَلِكَ حَدِيث شهر بن حَوْشَب عَن أبي هُرَيْرَة رضى الله عَنهُ من صَامَ السَّابِع وَالْعِشْرين من رَجَب كتب الله لَهُ صِيَام سِتِّينَ شهرا وَهُوَ أول يَوْم نزل جِبْرِيل على مُحَمَّد صلى الله عَلَيْهِ وَسلم بالرسالة قَالَ أَبُو الْخطاب وَهَذَا حَدِيث لَا يَصح

“Demikian pula hadits Syahr bin Hausyab dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ‘Barangsiapa yang berpuasa pada tanggal 27 Rajab, maka Allah Ta’ala akan menuliskan baginya (pahala) puasa selama 60 bulan. Hari tersebut adalah hari pertama Malaikat Jibril turun menemui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam dengan membawa wahyu.’ Berkata Abul Khaththab, ‘Ini adalah hadits yang tidak benar.iii

Ucapan di atas menunjukkan adanya hadits-hadits tentang keutamaan tanggal 27 Rajab. Namun hadits-hadits tersebut tidak benar dan tidak bisa dijadikan landasan untuk beramal.

Maka hendaknya kita harus mencari tahu kesahihan suatu hadits sebelum kita mengamalkannya.

Imam Ibnu Katsir asy-Syafi’i rahimahullah

Ulama terkemuka di zamannya yang terkenal sebagai pakar ilmu tafsir dan sejarah. Beliau berkata di dalam kitabnya yang berjudul al-Bidayah wan Nihayah,

فَضَائِلِ شَهْرِ رَجَبٍ وَقَدْ أَوْرَدَ حَدِيثًا لَا يَصِحُّ سَنَدُهُ، ذَكَرْنَاهُ فِي

أَنَّ الْإِسْرَاءَ كَانَ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِينَ مِنْ رَجَبٍ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ. وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَزْعُمُ أَنَّ الْإِسْرَاءَ كَانَ أَوَّلَ لَيْلَةِ جُمْعَةٍ مِنْ شَهْرِ رَجَبٍ، وَهِيَ لَيْلَةُ الرَّغَائِبِ الَّتِي أُحْدِثَتْ فِيهَا الصَّلَاةُ الْمَشْهُورَةُ، وَلَا أَصْلَ لِذَلِكَ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Telah datang hadits yang tidak benar jalur periwayatannya. Telah aku sebutkan pada bab ‘Keutamaan-Keutamaan Bulan Rajab’, bahwasanya peristiwa Isra’ terjadi pada malam 27 Rajab. Allah Ta’ala Dzat Yang Maha Mengetahui.

Sebagian orang ada yang meyakini bahwa peristiwa Isra’ terjadi pada malam Jumat pertama bulan Rajab. Itulah yang disebut malam Raghaib yang diada-adakan padanya amalan shalat yang telah terkenal. Sungguh amalan tersebut tidak ada dasarnya. Allah Ta’ala Dzat Yang Maha Mengetahui.”iv

Imam Ibnu Katsir rahimahullah meyakinkan kita bahwa hadits-hadits tentang peristiwa Isra’ Mi’raj yang terjadi pada 27 Rajab adalah hadits yang tidak benar. Sehingga tidak bisa dijadikan landasan keyakinan kita.


Baca juga: Kekeliruan Seputar Nuzulul Qur’an


Imam Alauddin Ibnul Aththar asy-Syafi’i rahimahullah

Nama beliau adalah Ali bin Ibrahim bin Dawud bin Salman bin Sulaiman Abul Hasan Alauddin Ibnul Aththar (654 – 724 H/1256 – 1324 M). Beliau dikenal dengan nama Ibnul Aththar yang memiliki arti ‘anaknya penjual minyak wangi’, karena ayahanda beliau berprofesi sebagai penjual minyak wangi. Beliau termasuk ulama terkemuka di negeri Damaskus.v

Beliau berkata dalam kitab Hukmu Shaumi Rajab wa Sya’ban,

وَقَدْ ذَكَرَ بَعْضُهُمْ أَنَّ الْمِعْرَاجَ وَالْإِسْرَاءَ كَانَ فِيهِ وَلَمْ يَثْبُتْ ذَلِكَ.

“Sungguh sebagian ulama menyebutkan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi padanya (bulan Rajab). Itu adalah perkara yang tidak benar.”vi


Baca Juga: Awas Hadits-hadits Palsu Tentang Bulan Rajab


Kesimpulan

Hadits-hadits tentang terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj bukanlah hadits yang kuat dan benar. Sehingga kita tidak dapat memastikan tanggal terjadinya Isra’ dan Mi’raj.

Imam Ibnul Qayyim menukilkan perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahumullah,

Bagaimana (tanggal peristiwa Isra’ Mi’raj dapat diketahui), dalam keadaan tidak ada dalil yang kuat tentang penyebutan bulan, tanggal, dan hakikatnya. Bahkan seluruh hadits yang dibawakan terputus jalur periwayatannya dan tidak ada jalur periwayatan yang pasti kebenarannya.”vii

Semoga penjelasan ini dapat menjadi tambahan pencerahan kepada kita tentang Isra’ Mi’raj, sehingga kita tidak terjatuh pada kesalahan sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Wabillahittaufiq. Wallahu a’lam. AAA-ATH

Penulis: Abdullah Al-Atsari

Referensi:

  1. Tabyinul ‘ Ajabi bima Warada fi Syahri Rajab karya Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah.

  2. Al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’i wal Hawadits karya Imam Syihabuddin Al-Maqdisi Abu Syamah asy-Syafi’i rahimahullah.

  3. Al-Bidayah wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir rahimahullah.

  4. Hukmu Shaumi Rajab wa Sya’ban karya Imam Alauddin Ibnul Aththar asy-Syafi’i rahimahullah.

  5. Al-A’lam liz Zirikli karya Imam Az-Zirikli rahimahullah.

  6. Zadul Ma’ad karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullah.


i Tabyinul ‘Ajabi bima Warada fi Syahri Rajab. Hlm. 23.

ii Al-A’lam liz Zirikli 03/99.

(٥٩٩ ٦٦٥ هـ = ١٢٠٢ ١٢٦٧ م) أبُو شَامَة

عبد الرحمن بن إسماعيل بن إبراهيم المقدسي الدمشقيّ، أبو القاسم، شهاب الدين، مؤرخ، محدث، باحث.

iii Al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’i wal Hawadits. Hlm. 74.

iv Al-Bidayah wan Nihayah 04/270.

v Al-A’lam liz Zirikli 4/251.

(٦٥٤ ٧٢٤ هـ = ١٢٥٦ ١٣٢٤ م) ابن العَطَّار

علي بن إبراهيم بن داود بن سَلمان بن سليمان، أبو الحسن، علاء الدين ابن العطارفاضل من أهل دمشق. كان أبوه عطارا وجده طبيبا

vi Hukmu Shaumi Rajab wa Sya’ban. Hlm. 18.

vii Zaadul Ma’ad. 1/36.

فكيف ولم يقم دليل معلوم لا على شهرها، ولا عشرها، ولا عينها؛ بل النقول في ذلك منقطعة ليس فيها ما يقطع به