oleh

Cara Menghadapi Transaksi dan Harta Syubhat

Akhir-akhir ini semakin banyak berkembang berbagai model transaksi dan metode pembayaran dalam muamalah jual beli. Bahkan tawaran pinjaman atau modal oleh berbagai pihak terus dipromosikan ke setiap orang. Promosi transaksi riba hingga transaksi syubhat ditawarkan melalui berbagai media. Seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tentunya memiliki kewaspadaan terhadap kondisi ini dan berusaha mencari penjelasan syar’i dari kondisi tersebut. Apakah halal atau haram.

Cara Menghadapi Transaksi dan Harta Syubhat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bagaimana cara menghadapi kondisi yang syubhat, sebagaimana dalam sabdanya:

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ، وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ

“Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu telah jelas. Dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang samar (syubhat), tidak diketahui (kepastian halal haramnya) oleh mayoritas manusia. Barang siapa yang menjaga diri dari perkara-perkara yang samar (syubhat) tersebut, maka sungguh dia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya. Barang siapa terjatuh ke dalam perkara syubhat, maka sungguh dia telah terjatuh kepada perkara haram.” (HR. al Bukhari no. 52, 2051 dan Muslim no. 1599)

Seorang Mukmin Menjauhi Syubhat

Meninggalkan perkara syubhat merupakan bentuk ketakwaan. Oleh karena itu, barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Barangsiapa yang meremehkan sesuatu yang syubhat kemudian ia ambil maka Allah akan mendatangkan untuknya sesuatu yang lebih berat dirasakannya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.

Perhatikanlah janji Allah Ta’ala kepada orang-orang yang bertakwa:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجً. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath Thalaq: 2-3)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنك لن تدع شيئًا لله عز وجل إلا بدلك الله به ما هو خير لك منه

Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik. (Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah (2/173) )

Seperti yang dikutip dalam kitab Hilyatul Awliyaa’, Sahabat Nabi Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhu menyatakan:

مَا مِنْ عَبْدٍ تَرَكَ شَيْئًا لِلّهِ عَزَّ وَ جَلَّ إِلَّا أَبْدَلَهُ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَا تَهَاوَنَ بِهِ عَبْدٌ فَأَخَذَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَصْلُحُ إِلَّا أَتَاهُ اللهُ مَا هُوَ أَشَدَّ عَلَيْهِ مِنْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu karena Allah Azza Wa Jalla kecuali Allah akan gantikan dengannya yang lebih baik darinya dari arah yang tidak ia sangka. Dan tidaklah seseorang bersikap meremehkan sesuatu kemudian ia ambil dalam hal yang tidak boleh dilakukannya, kecuali Allah akan mendatangkan untuknya sesuatu yang lebih berat dirasakannya dari arah yang tidak ia sangka-sangka .”(riwayat Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliyaa’ (1/253))

Oleh karena itu, hendaknya kita menjauhi perkara syubhat dan mencari perkara yang jelas halal, karena hal ini merupakan ciri seorang mukmin. Insyaallah masih banyak perkara halal yang bisa kita manfaatkan.