oleh

4 Cara Mencintai Rasulullah Dengan Benar

Cara Mencintai Rasulullah – Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bukti kesempurnaan iman seorang muslim. Sebagaimana yang telah Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِه وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anak, orang tuanya, dan manusia semuanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari Anas radhiallahu ‘anhu)

Namun jika kita mengaku mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kita harus bisa membuktikannya dengan benar. Karena sekadar pengakuan saja tidaklah berarti apa-apa.

Oleh karena itu kita harus mengetahui cara mencintai Rasulullah dengan benar. Karena hal ini merupakan bentuk persaksian dan pengamalan makna Syahadat: “Muhammadurasulullah”.

Cara Mencintai Rasulullah dengan Benar

Berikut ini 4 Cara Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benar yang harus terkumpul semuanya dalam diri seseorang yang mengaku mencintai beliau:

  1. Mentaati perintah beliau,
  2. Membenarkan berita dan kabar yang beliau bawa,
  3. Menjauhi apa yang dilarangan dan dicegah oleh beliau serta
  4. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat beliau

Keempat cara mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini merupakan bukti cinta seseorang kepada beliau. Berikut kami rinci satu persatu dari keempat poin di atas.

Cara Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Menaati Perintah Beliau

Salah satu cara mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib kita lakukan adalah mentaati perintah beliau. Karena mentaati perintah beliau adalah bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya:

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

“Barang siapa taat kepada Rasul, sungguh dia telah taat kepada Allah.” (an-Nisa: 80)

Allah Ta’ala telah menjamin surga bagi orang yang menaati Allah dan Rasul-Nya. Bahkan akan menempatkannya di surga bersama para nabi, para shiddiqin, syuhada, dan orang-orang salih.

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

“Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah, yakni para nabi, ash-shiddiqin, syuhada, dan orang saleh. Mereka itulah sebaik-baik teman.” (An Nisa: 69)

Sebaliknya, barangsiapa yang enggan mentaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau justru menyelisihi perintah beliau, maka dia terancam masuk neraka.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan.”

Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Barangsiapa mentaatiku maka akan masuk surga, barangsiapa yang menyelisihiku berarti dia enggan.” (HR. Al Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Begitu juga Allah Ta’ala berfirmandi dalam Al Qur’an:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Hendaknya takutlah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya bahwa mereka akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih.” (An Nur: 63)

Besarnya keutamaan dari Allah terhadap orang-orang yang mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah (wahai Rasul), “Jika kalian mengaku mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)

Membenarkan berita dan kabar yang beliau bawa

Cara mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kedua adalah membenarkan segala berita dan kabar yang beliau bawa. Hal ini termasuk perkara wajib bagi setiap muslim.

Kewajiban ini ditunaikan baik terhadap berita tentang urusan yang terjadi di masa mendatang, berita tentang urusan yang terjadi di dunia, maupun urusan yang akan terjadi di akhirat kelak; baik berita tersebut terjangkau oleh akal pikiran kita maupun di luar jangkauan akal pikiran kita.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

 

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ

“Apa saja yang dibawa oleh Rasul, maka terimalah.” (al-Hasyr: 7)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun telah bersabda sambil mengisyaratkan ke mulut beliau,

اكْتُبُوا عَنِّي، لَا يَخْرُجُ عَنْ هَذَا إِلاَّ الْحَقُّ

“Tulislah dariku, tidak akan keluar dari (mulutku) ini kecuali kebenaran.”

Segala yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wahyu dari Allah Ta’ala

sebagaimana firman-Nya,

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

“Tidaklah dia (Rasulullah) berbicara dengan hawa nafsunya. Tidaklah yang dia ucapakan kecuali wahyu yang diturunkan kepadanya.” (An Najm: 3—4)

Menjauhi apa yang dilarangan dan dicegah oleh beliau 

Seorang mukmin yang mengaku mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus menjauhi hal yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal ini merupakan salah satu cara mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang harus kita lakukan Karena Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

“Apa yang didatangkan oleh Rasul, maka terimalah. Apa yang dilarangnya, maka jauhilah.” (Al Hasyr: 7)

Begitu juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Hal yang telah kularang kalian darinya, maka jauhilah. Hal yang kuperintah kepada kalian, maka laksanakanlah semampu kalian.” (HR. Ahmad, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat beliau

Cara mencintai Rasulullah yang keempat yang juga merupakan bukti kecintaan kita kepada beliau adalah beribadah kepada Allah Ta’ala sesuai dengan syariat Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan dengan mengada-ngadakan syariat baru.

Karena tidaklah diterima ibadah seseorang dan tidak mendapatkan pahala kecuali jika dikerjakan sesuai dengan petunjuk Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan sendiri:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa mengerjakan suatu amalan (ibadah) yang bukan syariat kami, amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim, dari Aisyah radhiallahu ‘anha)

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ ا مْألُُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٌ ضَلَالَةٌ

“Tinggalkan urusan yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap yang diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Muslim, dari Jabir radhiallahu ‘anhu)

Itulah 4 cara mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benarSemoga kita menjadi orang-orang yang menyambut seruan untuk menjadi hamba-hamba Allah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.