oleh

Berkenalan Dengan Wanita Surga

Mendengar kata “surga” kira-kira apa yang terbetik di benak Anda? Taman indah yang luas, buah-buahan yang tak pernah ada habisnya, atau istana-istana megah yang tinggi menjulang? Apapun itu belum bisa menggambarkan hakikat sebenarnya dari surga. Surga atau yang dalam bahasa Arab diistilahkan dengan jannah adalah negeri yang Allah ciptakan bagi para hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal shalih.

Tidak ada satupun manusia yang tidak mendambakan negeri yang satu ini, semuanya berharap agar bisa menjadi penghuninya. Bagaimana tidak, semua yang anda inginkan bisa anda dapatkan dengan mudah di dalam surga. Semuanya? Ya, semuanya, termasuk Wanita, namun jangan samakan wanita surga dengan wanita dunia. Lantas, seperti apakah mereka?

Dua Jenis Wanita surga

Di dalam surga terdapat dua jenis wanita. Jenis pertama adalah mereka yang merupakan penduduk asli surga dan bukan keturunan Adam ‘alaihissalaam. Sedangkan jenis yang kedua adalah wanita-wanita dunia yang dibangkitkan kembali dengan bentuk yang lebih indah dari sebelumnya.

Mana Yang Lebih Utama?

Ibnu abi Dunya meriwayatkan dari Hamzah bin al-Abbas sampai kepada Hibban bin Abi Habalah, beliau menyatakan:

“Sesungguhnya Wanita-wanita dunia yang masuk ke dalam surga lebih utama dibandingkan penduduk asli surga dari kalangan bidadari dikarekanakan amal perbuatan mereka di dunia”1

Ciri-ciri Wanita surga

  1. Kecantikan Luar Dalam

Wanita surga adalah Wanita-wanita yang kecantikannya tidak terbatas pada fisiknya saja. Selain berparas cantik mereka juga memiliki akhlak mulia yang semakin menambah kecantikan dan keindahan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (ar-Rahman: 70).

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah:

khairaatun adalah jamak dari kata khairatun dari kata khayyiratun seperti kata sayyidatun dan layyinatun. Hisan adalah jamak dari kata hasanatun. Maksudnya bidadari-bidadari tersebut baik akhlaknya dan cantik wajahnya.”2

  1. Perawan, Kaya Cinta dan Sebaya

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا عُرُبًا أَتْرَابًا

“Sesungguhnya kami telah menciptakan bidadari-bidadari itu secara langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (al-Waqi’ah: 35-37)

Pada ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan beberapa sifat yang dimiliki oleh Wanita surga:

  • Al-bikr yaitu perawan

Allah menjadikan mereka perawan karena berhubungan dengan perawan jauh lebih nikmat dan lebih manis dibandingkan berhubungan dengan janda.3

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, jika Anda melewati rumput yang pernah dijadikan tempat gembala dan rumput yang belum pernah dijadikan tempat gembala, maka di mana Anda menambatkan gembalaan Anda?” Beliau menjawab, “Di tempat yang belum pernah dijadikan tempat gembalaan.”4

Keperawanan ini selalu ada pada mereka selamanya. Sehingga meskipun wanita surga berulang kali berhubungan dengan suami-suami mereka, kondisi mereka akan kembali perawan seperti sedia kala.

Hal ini sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَإِذَا قَامَ عَنْهَا رَجَعَتْ مُطَهَّرَةً بِكْراً

“Apabila seorang penduduk surga telah menuntaskan hajatnya kepada istrinya, maka istrinya akan kembali suci dan perawan.”5

  • Al- ‘urub

Sifat ini mengandung makna manisnya penampilan, baiknya tingkah laku, setia kepada suami, sayang dan cinta terhadap suami dalam tingkah laku yang halus dan ucapan yang manis. Gerak-geriknya juga halus dan lembut.6

  • Al-atrab

Kata al-atrab adalah bentuk jamak dari at-tirb, yang maknanya sebaya. Sehingga semua Wanita surga memiliki usia muda dan sebaya, tidak terlalu muda, dan tidak pula terlalu tua. Mereka dalam usia muda belia.

  1. Menjaga Pandangan

Wanita surga adalah Wanita-wanita yang sangat setia kepada suami mereka. Itu disebabkan karena mereka hanya terfokus kepada suaminya masing-masing dan tidak tertarik kepada pria selain suami mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.” (Shaad:52)

Al-imam al-Qurthubi menjelaskan ayat di atas dalam tafsirnya:

“Yakni,pandangan Wanita surga itu hanya terbatas kepada suaminya masing-masing,mereka tidak tertarik melihat pria selain suami mereka.”7

  1. Suci dari Segala Macam Kotoran

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Di dalam surga itu mereka mendapatkan istri-istri yang suci dan mereka kekal abadi di dalamnya.” (Al-Baqarah:25)

Kata Mujahid rahimahullah8:

“Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak mengeluarkan madzi, tidak mengeluarkan sperma, tidak menstruasi, tidak meludah,tidak berdahak dan tidak melahirkan.”9

  1. Kawa’ib

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapatkan kemenangan (Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur. Dan gadis-gadis yang montok payudaranya lagi sebaya umurnya.” (an-Naba’: 31-33)

Kawa’iba adalah kata jamak dari kata ka’ibun yang berarti wanita yang montok payudaranya. Qotadah, Mujahid dan pakar tafsir lainnya berkata, “Al-Kalbi berkata, ‘Mereka adalah wanita-wanita yang menonjol payudaranya dan bulat. Asal muasal kata tersebut dari al-istidarah yang berarti bulat. Maksudnya bahwa payudara mereka montok laksana buah delima dan tidak menjulur kebawah. Mereka digelari nawahid dan kawa’ib (wanita-wanita yang montok payudaranya)’.”10

Beberapa Hadist Tentang Wanita Surga

Berikut ini beberapa hadits yang menyebutkan tentang mereka:

  1. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الجَنَّة عَلَى صُوْرَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ وَالَّتِيْ تَلِيْهَا عَلَى أَضْوَءِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ لِكُلِّ امْرِءٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوْقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ الْلَحْمِ وَمَا فِي الجَنّةِ عَزَبٌ

“sesungguhnya rombongan pertama yang masuk ke dalam surga ibarat bulan purnama. Rombongan yang berikutnya seperti bintang yang cahayanya laksana Mutiara di langit yang terang. Masing-masing mereka mendapatkan dua orang istri yang sumsum betisnya dapat terlihat dari balik daging dan di surga tidak ada yang membujang.”11

  1. Dari sahabat Anas radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ أَوْ مَوْضِعُ قِيْدِهِ يَعْنِيْ سَوْطِهِ فِي الَجنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا وَلَوِ اطَّلَعَتْ امْرَأَةٌ مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ لَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيْحًا وَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلِنَصِيْفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Pergi di pagi atau malam hari dalam rangka jihad fi sabilillah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Tali busur salah seorang di antara kalian atau tempat cambuknya lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalau seandainya wanita surga menampakkan diri ke bumi pasti akan memenuhi antara surga dan bumi dengan semerbak aroma wangi dan menyinarinya. Penutup kepala wanita surga lebih baik daripada dunia dan seisinya.”12

  1. Dari sahabat yang mulia Muadz bin Jabal radhiyallahi ‘anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

لاَ تُؤْذِيْ امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُنْيَا ؛ إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الحُوْرِ العِيْنِ : لَا تُؤْذِيْهِ قَاتَلَكِ اللهُ ؛ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Janganlah seorang istri menyakiti hati suaminya di dunia sebab istrinya dari bidadari-bidadari yang bermata jelita pasti berkata, jangan sekali-kali kamu menyakiti hatinya. Mudah-mudahan engkau dimatikan Allah. Ia hanyalah tamu bagimu dan sebentar lagi ia akan meninggalkanmu dan menjadi milik kami.”13

Demikian beberapa hadits yang bisa kami sebutkan. Sejatinya begitu banyak hadits yang dapat membangkitkan kerinduan kita terhadap wanita surga, hanya saja mayoritas riwayat tersebut lemah dan tidak bisa dijadikan sandaran. Wallahu a’lam.

Selesai juga perkenalan kita dengan Wanita surga. Bagaimana menurut anda? Semoga tulisan ringkas ini dapat membangkitkan semangat kita dalam beramal shalih yang harapannya bisa menjadi mahar untuk memepersunting seorang wanita surga. Amin ya Robbal ‘alamin.

MSL/MUS

Penulis: Muslim

Referensi:

  • Hadil Arwaah Ila Biladil Afrah, karya ibnul Qoyyim rahimahullah (w.751 H)
  • Raudhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin, karya ibnul Qoyyim rahimahullah.
  • Shifatul Jannah, karya ibnu abi Dunia rahimahullah (w.281 H)
  • Shifatul Jannah, karya abu Nu’aim rahimahullah (w.430 H)
  • Shifatul Jannah, karya adh-Dhiya’ al-Maqdisi rahimahullah (w.643 H)

 

Footnotes

  1. Shifatul Jannah karya Ibnu abi Dunia (hlm. 200).
  2. Hadil Arwaah ila Biladil Afrah (hlm. 154).
  3. Raudhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin(hlm. 244).
  4. HR. Al-Bukhari (5189 dan 5190) dan Muslim (2448).
  5. HR. Ibnu Hibban (2633-2634) dan Abu Nua’im (393/2/224). Dishahihkan oleh imam al-Albani dalam silsilah al-ahadits as-shahihah (7/1060)
  6. Raudhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin (hlm.245).
  7. Tafsir al-Qurthubi (15/219).
  8. Beliau adalah seorang pakar tafsir di zamannya, murid dari sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu.
  9. Hadil Arwaah Ila Biladil Afrah (hlm.149).
  10. Hadil Arwaah Ila Biladil Afrah (hlm.157).
  11. HR.al-Bukhari (3327) dan Muslim (2834).
  12. HR. al-Bukhari (2792, 2796 dan 6568) dan Muslim (1880).
  13. HR. at-Tirmidzi (2/208), Ibnu Majah (6/641) dan Ahmad (5/242)
join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *