oleh

Tafsir Surat Al-Fatihah (Bagian Pertama)

Pembahasan kali ini khusus menjelaskan beberapa faedah seputar surat al-Fatihah. Surat yang agung, senantiasa dibaca oleh kaum muslimin dalam shalatnya. Begitu pula, surat yang al-Qur’an diawali dengannya. Hendaknya bagi kaum muslimin untuk mempelajarinya dan memahami isi kandungannya.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kami membahasnya dan menjadikan amalan ini ikhlas karena Allah serta bermanfaat bagi saudara-saudara kami kaum muslimin. Amin

Di antara nama-nama surat al-Fatihah

Di antara nama-nama surat al-Fatihah adalah:

  1. Al-Fatihah

Dinamakan surat al-Fatihah karena al-Qur’an diawali dengannya.

  1. As-Sab’u al-Matsani

Dikarenakan terdiri dari tujuh ayat. Allah Ta’ala berkata:

وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ

“Sungguh telah aku berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang dan al-Qur’an yang agung.” (al-Hijr: 87)

Dikatakan pula, penamaan al-Matsani karena surat al-Fatihah terulang bacaannya di setiap raka’at.

  1. Induk al-Qur’an

Karena induk adalah dasar yang segala sesuatu kembali kepadanya. Seluruh makna di dalam al-Qur’an kembalinya kepada apa yang terkandung dalam surat al-Fatihah.

  1. Shalat

Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hadits qudsi. Allah Ta’ala berkata:

قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [الفاتحة: 1]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة: 5] قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

“Aku membagi shalat (al-Fatihah) antara-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Untuk hambaku apa yang dia minta.
Apabila hamba berkata, (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) Allah Ta’ala berkata: Hambaku memujiku.

Apabila hamba berkata, (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) Allah Ta’ala berkata: Hambaku menyanjungku.

Apabila hamba berkata, (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ) Allah Ta’ala berkata: Hambaku mengagungkanku.

Apabila hamba berkata, (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) Allah Ta’ala berkata: Ini antara Aku dan hamba-Ku, untuk hamba-Ku apa yang dia minta.” (HR. Muslim no. 395)

Surat al-Fatihah memiliki tujuh ayat, tiga setengah ayatnya untuk Allah Ta’ala, pujian dan sanjungan atas-Nya. Sedangkan, tiga setengah ayat lainnya untuk hamba-Ku.

Dimulai dari perkataan-Nya, (وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) sampai akhir surat. Inilah makna perkataan Allah Ta’ala:

قَسَمْتُ الصَّلَاةَ

“Aku membagi shalat.” Yaitu surat al-Fatihah.

  1. Kaafiyah dan ruqyah

Dikarenakan ada sekelompok dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pernah singgah di suatu kampung dari perkampungan Arab. Mereka meminta untuk dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu mereka.
Kemudian salah seorang pembesar mereka tersengat hewan berbisa, maka penduduk kampung itu mendatangi para sahabat dan meminta untuk meruqyah. Salah satu dari sahabat berkata: “Sesungguhnya kami akan meruqyah, akan tetapi kalian enggan untuk menjamu kami. Kami tidak akan meruqyah, kecuali dengan bayaran atau upah.”

Para sahabat mempersyaratkan bagi penduduk kampung beberapa ekor kambing. Lalu salah satu sahabat membaca surat al-Fatihah kepada pembesar kaum tersebut, tiba-tiba dia bangkit seakan-akan terlepas dari belenggu yang mengikatnya.

Tatkala para sahabat tiba kembali di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mengabarkan apa yang terjadi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ؟

“Bagaimanakah engkau mengetahui bahwa surat al-Fatihah adalah ruqyah?” (Mutafaqun ‘alaihi)

Dengan ini, surat al-Fatihah dinamakan dengan ruqyah. Demikian yang bisa kami sampaikan pada pembahasan yang pertama, insyaAllah pada pembahasan kedua tentang kandungan surat al-Fatihah. Wallahu A’lam

Penulis: Abu Abdillah Anton Purbalingga