oleh

6 Solusi Menghadapi Musibah di Dalam Islam

Solusi menghadapi musibah merupakan perkara yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Tak jarang manusia mencari solusi menghadapi musibah melalui cara yang tidak dibenarkan oleh syariat, sehingga bukannya meringankan musibah melainkan memperparah musibah tersebut. Bagaikan keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya.

Berikut ini beberapa solusi menghadapi musibah yang diajarkan dalam al-Quran dan as Sunnah.

Solusi Pertama: Meninggalkan Kesyirikan dan Peribadatan Kepada Selain Allah

Di antara solusi menghadapi musibah adalah, meninggalkan segala kesyirikan dan peribadatan kepada selain Allah Ta’ala apapun bentuk kesyirikan tersebut dan bagaimanapun praktiknya. Baik itu berupa sujud, do’a, istighatsah atau isti’adzah dan ngalap berkah (tabaruk) kepada kuburan orang saleh atau penunggu tempat tertentu.

Karena kesyirikan dan peribadatan kepada selain Allah merupakan sebab terbesar Allah menurunkan adzab dan musibah. Tidaklah Allah menurunkan musibah kepada umat-umat terdahulu melainkan karena mereka enggan untuk beribadah kepada Allah semata dan enggan untuk meninggalkan kesyirikan. Allah Ta’ala berkata,

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ

“Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.” (Hud: 84)

Akan tetapi mereka enggan untuk meninggalkan peribadatan mereka sehingga Allah mengirimkan bagi mereka adzab. Sebagaimana yang Allah kisahkan tentang akhir keadaan mereka,

وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ

“Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (Hud: 94)

Solusi Kedua: Meninggalkan Kemaksiatan

Meninggalkan kemaksiatan berupa riba, zina, liwath, makan harta yang haram, musik dan segala bentuk kemaksiatan kepada Allah merupakan solusi menghadapi musibah. Karena di antara sebab diturunkannya musibah yaitu karena perintah-perintah Allah yang mereka tinggalkan dan larangan-larangan-Nya yang mereka terjang. Allah Ta’ala berkata,

فَكُلا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الأرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. (al Ankabut: 40).

Solusi Ketiga: Taubat dan Istighfar

Taubat dan istighfar merupakan solusi menghadapi musibah. Perkara yang mudah dikerjakan, namun memiliki manfaat yang menakjubkan. Karena dengan taubat dan istighfar Allah akan menurunkan keberkahan dan rahmat-Nya. Allah Ta’ala bekata,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”. (Hud: 52).

Berkata sahabat al Abbas radhiyallahu’anhu: “Ya, Allah sesungguhnya tidalklah diturunkan musibah kecuali karena perbuatan dosa dan tidaklah diangkat suatu musibah kecuali dengan taubat.”1

Solusi Keempat: Menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

Di antara solusi menghadapi musibah adalah, dengan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar yaitu, memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Allah Ta’ala berkata,

فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ

“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa”. (Hud: 116).

Solusi Kelima: Bersedekah dan Berbuat Ihsan

Memperbanyak sedekah dan amalan juga termasuk solusi menghadapi musibah, yang mana sedekah dan amalan kebaikan bagian dari iman dan taqwa. Iman dan taqwa akan menjadi sebab turunya rahmat dan keberkahan,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(al-A’raf: 96).

Rasul shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ

“Perbuatan kebaikan mencegah kejadian buruk, sedekah yang dirahasiakan akan meredam kemurkaan Rab.”2

Solusi Keenam: Berlindung dan Berdo’a Kepada Allah

Termasuk dari solusi menghadapi musibah adalah berlindung kepada Rab ilahi, dengan merendahkan diri, menghadirkan hati dan merasa butuh sekali dengan pertolongan-Nya dalam menghadapi musibah. Karena hanya Allah yang dapat menurunkan musibah dan mengangkatnya.

Dan di antara tujuan Allah menurunkan adzab dan musibah kepada manusia agar mereka tunduk kepada Allah Ta’ala dan ingat kepada-Nya. Allah Ta’ala berkata,

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, agar mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (al-An’am: 42).

Tidaklah Allah menurunkan musibah, bencana, malapetaka dan segala bentuk bala baik itu penyakit wabah, gunung meletus, banjir dan lainya melainkan di balik itu terdapat hikmah yang agung yaitu, agar hamba-hamba Allah ingat kepada Allah dan menyadari bahwa dirinya lemah yang tidaklah pantas dan diperkenankan untuk bermaksiat dan menyekutukan Allah al-‘Adzim (yang Maha Agung), al-Kabir (yang Maha besar). Sehingga mereka bergegas untuk bertaubat dan berserah diri kepada Allah Ta’ala.

Demikian yang dapat kami uraikan pada artikel ini. Mudah-mudahan kita dijauhkan dan diberi hidayah solusi menghadapi musibah yang sesuai syariat. Amin.

Wallahu A’lam bi shawab. MSM-JFR

Penulis: Muhammad as Sijnul Mubarok


Footnotes

  1. Lihat ‘Umdatul Qari Syarh Sahih Bukhari hlm.32/7.
  2. HR. at Tabrani no.8014. Hasan. Lihat Sahih al Jami’ as Shaghir wa Ziadatihi hlm.708/2.