oleh

Kapan Waktu-Waktu Mustajab dan Doa Mudah Dikabulkan

-Fiqih-2,992 views

Apa yang dimaksud dengan waktu mustajab? waktu mustajab ialah waktu dikabulkannya doa. Barang siapa yang berdoa di waktu-waktu mustajab, maka ia memiliki peluang besar untuk dikabulkan doanya. Dan berdoa di waktu-waktu mustajab termasuk cara ampuh agar doa terkabul. Kalau begitu, kapan saja waktu-waktu mustajab itu?

Berikut ini adalah waktu-waktu mustajab yang sesuai dengan syari’at:

Waktu Mustajab Pertama: Berdoa Di Sepertiga Malam Terakhir

Diantara waktu mustajab adalah berdoa di sepertiga malam terakhir. Sehingga apabila seorang hamba berdoa di waktu ini sangat besar kemungkinan doanya dikabulkan. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits qudsi1, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Allah Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam di sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berkata: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka pasti Aku kabulkan. Barang siapa yang meminta kepada-Ku maka pasti Aku berikan permintaanya. Barang siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka pasti Aku ampuni dia.” (HR. al-Bukhari no.1145 di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah. Waktu mustajab yang berada di sepertiga malam terakhir ini, ternyata mayoritas manusia sulit dan berat memanfaatkannya untuk berdoa di waktu tersebut. Baik disebabkan kelalaian dan kemalasan pada diri mereka, atau karena beragam kesibukan dunia yang melelahkan. Sehingga mereka meninggalkan salat malam dan berdoa di waktu mustajab ini. Semoga Allah mengampuni berbagai kekurangan dan kelalaian kita.

Waktu Mustajab Kedua: Berdoa Ketika Sujud

Waktu mustajab yang berikutnya adalah berdoa ketika sujud. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Keadaaan seorang hamba paling dekat dengan Rabb-Nya adalah ketika ia sedang sujud, maka perbanyaklah doa ketika sujud”. (HR. al-Muslim no.482 di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Tentu ketika seorang hamba diperintah untuk memperbanyak doa ketika sujud maka konsekuensinya hamba tersebut harus memperbanyak salat sunnah, sehingga ia bisa meraih kesempatan berdoa di waktu sujud.

Waktu Mustajab Ketiga: Berdoa Di Penghujung Akhir Waktu Setelah Salat Ashar Pada Hari Jum’at

Menurut pendapat yang shahih, termasuk waktu mustajab adalah berdoa di penghujung akhir waktu salat ashar pada hari jum’at. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً فِيهَا سَاعَةٌ لَا يُوجَدُ عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

“Hari Jum’at terbagi menjadi 12 waktu. Diantaranya satu waktu yang tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah di waktu itu kecuali Allah akan kabulkan permintaanya. Maka carilah waktu tersebut di penghujung akhir waktu setelah salat ashar.” (HR. an-Nasa’i no.1709, dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, shahih2)

Waktu Mustajab Keempat: Berdoa Di Akhir Setiap Salat

Diantara waktu mustajab adalah berdoa di akhir setiap salat. Yaitu setelah membaca doa shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika tasyahud akhir sebelum salam. Sahabat Abu Umamah radhiyallahu anhu menceritakan:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفُ اللَّيْلِ الآخر ودبر الصَّلَوَات المكتوبات

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kapan waktu berdoa yang paling didengar oleh Allah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab: “Di sepertiga malam terakhir dan di akhir setiap salat sebelum salam.”(HR. at-Tirmidzi no.968, shahih3)

Waktu Mustajab Kelima: Berdoa Ketika Hujan Turun dan Berdoa Di Antara Adzan dan Iqamat

Termasuk waktu mustajab adalah berdoa ketika turunnya hujan dan berdoa di antara adzan dan iqamat. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

سَاعَتَانِ يُفْتَحُ فِيهِمَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَقَلَّمَا تُرَدُّ عَلَى دَاعٍ دَعْوَتُهُ: عِنْدَ حُضُورِ النِّدَاءِ، وَوَقْتَ الْمَطَرِ

“Dua waktu dimana pintu-pintu langit dibukakan saat itu, dan kecil kemungkinan doa seorang hamba ditolak: di antara adzan dan iqamat dan ketika turun hujan.” (HR. at-Tirmidzi no.672, dari sahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, shahih4)

Dalil lain yang menunjukan bahwa berdoa di antara adzan dan iqamat termasuk waktu mustajab adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَان وَالْإِقَامَة

“Tidak akan ditolak sebuah doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamat. ” (HR.Abu Dawud no. 671, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, shahih5)

Waktu Mustajab Keenam: Berdoa Ketika Berjumpa Musuh di Medan Perang

Ketika seseorang berada di tengah peperangan, ia memiliki waktu mustajab. Yaitu ketika kedua pasukan saling berhadapan, saling membunuh satu dengan yang lainnya. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ثِنْتَانِ لاَ تُرَدَّانِ، أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ: الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ البَأسِ حِيْنَ يُلْحِمُ بَعْضُهُم بَعضَاً

“Dua doa yang tidak akan ditolak atau kecil kemungkinan untuk tidak ditolak: doa di antara adzan dan iqamat dan doa ketika peperangan, yaitu saat kedua pasukan saling membunuh satu dengan yang lainnya.” (HR. Abu Dawud no.2540, dari sahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, shahih6)

Waktu Mustajab Ketujuh: Berdoa Di Bulan Ramadhan dan Di Malam Lailatul Qadr

Termasuk waktu mustajab adalah berdoa di bulan ramadhan, terlebih lagi di malam lailatul qadr. Karena di bulan ramadhan pahala yang dilipatgandakan menjadi berkali-kali lipat. Terlebih pada malam lailatul qadr yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah amal kebaikan pada malam tersebut lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam lailatul qodr itu lebih baik dari seribu bulan.” (al-Qadr: 3)

Waktu Mustajab Kedelapan: Berdoa Ketika Safar, Puasa dan Doa Orangtua Untuk Anaknya

Barang siapa yang berada pada salah satu dari 3 keadaan di atas, maka ia telah berdoa di waktu mustajab. Telah diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Ada 3 doa yang tidak tertolak: doanya kedua orangtua untuk anaknya, doanya orang yang berpuasa dan doanya orang yang bepergian.”(HR. al-Baihaqi no. 6392 dan selainnya, shahih7)

Waktu Mustajab Kesembilan: Berdoa Ketika Terzhalimi

Orang yang terzhalimi memiliki waktu mustajab. Sebagaimanan pesan dari baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ketika beliau hendak mengutusnya untuk mendakwahkan agama Islam di negeri Yaman:

اتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Waspadalah dari doa orang yang terzhalimi. Karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. al-Bukhari no.2448 di dalam shahihnya, dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

Maka, hendaknya kita menghindari perbuatan zhalim kepada siapapun. Karena orang yang terzhalimi memiliki waktu mustajab, artinya akan dikabulkan oleh Allah.

Waktu Mustajab Kesepuluh: Ketika Seorang Muslim Mendoakan Saudaranya Semuslim Tanpa Sepengetahuannya

Kapanpun seorang muslim mendoakan saudaranya semuslim, maka itu adalah waktu yang mustajab. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

دعوةُ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Akan dikabulkan doanya seorang muslim yang mendoakan kebaikan untuk saudaranya semuslim tanpa sepengetahuannya. Karena di sampingnya ada malaikat, setiap kali ia mendoakan kebaikan untuk saudaranya malaikat tersebut mengucapkan: Ya Allah kabulkanlah doanya dan untukmu juga doamu.”(HR. al-Muslim no.2228 di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu)

Waktu Mustajab Kesebelas: Ketika Berkumpulnya Kaum Muslimin di Sebuah Perkumpulan

Diantara waktu mustajab adalah ketika berkumpulnya kaum muslimin di sebuah perkumpulan. Dalilnya adalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma:

كَانَ يُعَدُّ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِاْئَةَ مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُوْمَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ

Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak doa ketika berada di sebuah majlis (perkumpulan): “Ya Allah aku bertaubat kepada-Mu dan meminta ampunan-Mu, sungguh Engkau adalah Dzat yang Maha Penerima taubat dan Maha Pengampun.”(HR. at-Tirmidzi no.3434, shahih8)

Waktu Mustajab Kedua belas: Berdoa Ketika Haji dan Umrah

Ketika seseorang menunaikan ibadah haji atau umrah, ia memiliki kesempatan besar untuk bisa berdoa di tempat-tempat dan waktu-waktu mustajab. Dimanakah saja tempat dan waktu mustajab saat sedang menunaikan haji atau umrah?

Yaitu: ketika memasuki ka’bah9, setelah salat 2 rakaat di dalam hijr Isma’il yang mana itu termasuk bagian dari ka’bah10, di atas bukit Shafa dan Marwa11, ketika melempar jumrah12, saat wukuf di Arafah13 dan di hari penyembelihan pada tgl 10 zhulhijjah14.

Waktu Mustajab Ketiga belas: Berdoa Ketika Terbangun di Malam Hari Dalam Keadaan Sudah Berwudhu Sebelum Tidur

Termasuk waktu mustajab adalah berdoa ketika terbangun di malam hari. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا، اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ

“Barang siapa yang terbangun di malam hari kemudian mengucapkan: tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah tidak ada sekutu bagi-Nya, Dzat yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada kekuatan melainkan dari-Nya. Kemudian ia berdoa: Ya Allah ampunilah aku, atau berdoa dengan selain doa tersebut maka akan dikabulkan doanya. Dan apabila ia berwudhu kemudian salat maka diterima salatnya.” (HR. al- Bukhari no. 1154 di dalam shahihnya, dari sahabat ‘Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu)

Waktu Mustajab Keempat belas: Berdoa Ketika Terhimpit Kesusahan

Diantara waktu mustajab adalah berdoa ketika dihimpit kesusahan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah ada bersama Allah tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).”(an-Naml: 62)

Waktu Mustajab Kelima belas: Doa Seorang Anak Untuk Kedua Orangtua

Waktu mustajab ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang insan meninggal dunia, terputuslah seluruh amalannya kecuali dari 3 hal: shadaqah yang terus mengalir, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan kebaikan untuknya.” (HR. al- Muslim no.163115 di dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Pembaca yang semoga dirahmati Allah, demikianlah sedikit ulasan terkait waktu-waktu mustajab. Semoga kita diberi taufiq dan kemudahan oleh Allah untuk senantiasa mampu mengamalkan ilmu agama yang telah kita ketahui. Amin.

HF-FHR-IBR

Referensi: adz-Dzikru wa ad-Dua’ wa al-‘Ilaj bi ar-Ruqi min al-Kitab wa as-Sunnah dan Syarah Hishnul Muslim


1 Hadits qudsi ialah hadits yang Nabi meriwayatkannya dari Allah (selain di dalam al-Qur’an).

2 Lihat misykatu al-mashabih 1/212

3 Lihat misykatu al-mashabih 1/305

4 Lihat mirqotu al-mafatih syarah dari misykatu al-mashabih 2/570 (karya al-Mulla ‘Ali al-qari, wafat tahun 1014 H)2

5 Lihat shahih Abi Dawud 3/14

6 Lihat Shahih dan dha’if sunan Abi Dawud (hlm.2)

7 Lihat silsilah ash-shahihah dan adh-dha’ifah no.1797, 4/406

8 Lihat shahih dan dha’if sunan at-Tirmidzi 7/434

9 Lihat shahih al Muslim no.1330

10 Idem

11 Lihat shahih al-Muslim no.1218

12 Lihat shahih al-Bukhari no.1753

13 Lihat shahih al-Muslim no.1348

14 Lihat shahih al-Muslim no. 888

15 Lihat juga syu’abu al-iman No.3173 karya al-Bayhaqi (384- 458 H)