oleh

Inilah Hikmah Ujian Hidup dan Cara Menghadapinya

Surga adalah sebuah negeri yang sarat akan kenikmatan. Kenikmatannya tak akan pernah terhenti lagi terputus. Surga merupakan tujuan hidup kita. Ia merupakan kebahagiaan dan kesenangan yang hakiki.

Adapun dunia, ia merupakan jalan menuju negeri akhirat. Ia merupakan negeri yang penuh dengan ujian dan cobaan. Gemerlapnya dunia ibarat fatamorgana yang sejatinya hanyalah tipuan belaka. Allah berkata di dalam ayat-Nya:

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al Hadid:20)

Ujian Sebuah Kepastian

Pembaca islamhariini yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala…

Seorang manusia dalam perjalanannya menuju surganya Allah Ta’ala takkan pernah luput dari ujian yang akan menimpanya. Karena sudah menjadi ketetapan Allah bahwa jalan menuju surga penuh dengan lika-liku dan ujian. Sebagaimana dalam sebuah hadist:

حُجِبَتِ الجَنَّةُ بِالْمَكَارِه

“Surga itu diliputi dengan hal-hal yang dibenci.” (HR. Al Bukhari no. 6487(

Seorang manusia pasti akan diuji, baik ujian itu menimpa jiwanya, hartanya, maupun orang-orang dekatnya. Yang jelas ujian merupakan suatu kemestian, karena hal tersebut merupakan ketetapan Allah Ta’ala. Sebagaimana hal tersebut telah termaktub dalam kalam-Nya:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al Baqoroh: 155).

Hikmah di Balik Ujian

Sudah menjadi hal yang diketahui bersama, bahwa perbuatan Allah Ta’ala seluruhnya tidak keluar dari keutamaan dan keadilanNya. Perbuatan-perbuatan Allah Ta’ala padanya terdapat hikmah serta tujuan yang Allah inginkan untuk kemaslahatan sang hamba. Di antaranya:

  1. Ujian sebagai pembeda.

Di antara tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ujian kepada manusia agar terseleksi antara orang yang tulus dalam keimanannya dengan orang yang dusta dalam pengakuannya. Ujian juga diberikan agar terbedakan derajat di antara orang-orang yang beriman itu sendiri.

Maka dengan ujian tersebut diketahui mana dari mereka yang tinggi kadar keimanannya, kokoh ketika ujian menerpa dan mana orang-orang yang keimanannya hanya sebagai pemanis bibir saja. Ia tidak kuat menahan pedih perihnya ujian tersebut, sehingga ia berbalik arah dan meninggalkan jalan istiqomah. Allah Ta’ala berfirman :

الم () أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ () وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ 

“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan begitusaja mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al Ankabut: 1-3)

  1. Ujian sebagai teguran dan pelebur dosa.

Manusia adalah makhluk yang banyak cela dan sering lupa. Manusia sering kali melalaikan syari’at Allah Ta’ala. Akibatnya banyak sekali perintah Allah yang dilanggar serta terlampau banyak batasan-batasan yang diterjang. Sehingga konsekuensi dari itu semua manusia juga makhluk yang dzalim lagi pendosa.

Kalaulah seandainya seluruh dosa manusia dibalas di akhirat niscaya ia akan binasa. Namun karena rahmat Allah Ta’ala Yang Maha Luas, ia menjadikan adanya teguran dan pengampunan. Maka sejatinya ujian dan cobaan adalah teguran dari Allah untuk umat manusia dan penggugur dosa mereka. Allah Ta’ala berkata :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar Rum : 41)

Rasulullah berkata dalam haditsnya :

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, maka ia akan menyegerakan hukumanNya di dunia. Namun jika Allah menghendaki keburukan bagi hambaNya, ia akan menunda adzabNya hingga ia sempurnakan nanti pada hari kiamat.” (HR. At Tirmidzi no. 2396 Hasan shahih).

Dan masih banyak lagi hikmah yang tersimpan di balik sebuah ujian sebagaimana tertera di dalam Al Qur’an dan Hadist hadits Nabi shallahu a’alaihi wa sallam.


Baca: Sebab, Hikmah, dan Solusi dalam Menghadapi Musibah


Sabar Kunci Sukses Menghadapi Ujian

Pembaca islamhariini yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala…

Bila ujian merupakan sebuah kepastian, maka kesabaran adalah sebaik-baik kendaraaan dalam menjalaninya. Kesabaran merupakan kunci kesuksesan. Bagaimana tidak, Rasulullah shallahu alaihi wa sallam berkata:

وَلَمَنْ ابْتُلِيَ فَصَبَرَ فَوَاهًا

“Dan barangsiapa yang diuji lalu ia bersabar, maka ia telah beruntung.” (HR. Abu Dawud no. 4263, Al Bazzar no. 2112 dan yang lainnya. Shahih)

Kesabaran laksana mentari, walaupun terasa sangat panas namun manfaatnya begitu luar biasa. Seseorang yang bersabar akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar lagi tak berbilang. Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

‘’Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar : 10)

Kesabaran merupakan pemberian terbaik. Tidaklah Allah memberikannya kecuali kepada hamba yang mulia di sisi-Nya. Pasalnya kesabaran tersebut menahan seseorang dari ucapan dan perbuatan yang dimurkai oleh Allah Ta’ala. Sifat sabar tidaklah muncul kecuali dari orang yang tinggi kadar keimanannya kepada Allah dan baiknya prasangka dia kepada-Nya.

Pembaca islamhariini yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala…

Hendaknya kita bersabar menghadapi ujian dan cobaan yang menimpa kita. Yakinlah bahwa di sana terdapat suatu kebaikan yang Allah Ta’ala inginkan. Bila ternyata mata kita harus menangis karena tidak kuasa menahan sedih, maka menangislah karena tangisan itu merupakan rahmat bukan suatu kelemahan. Bukan karena marah atau mencela Allah namun alangkah baiknya kita menangis di hadapan Allah, mengakui segala dosa dan kekurangan kita. Harapannya Allah segera mengentaskan ujian tersebut dari kita.

Sejati segala ujian yang menimpa kita takkan keluar dari koridor kemampuan kita. Oleh karena itu kita memohon kepada Allah Ta’ala agar mengaruniakan kepada kita kesabaran hingga akhir hayat nanti. Amiin…

JR-ALF