oleh

Hadits Larangan Mencela Makanan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang yang baik akhlaknya, tinggi budi pekertinya dan sopan tutur katanya. Tidaklah beliau mengucapkan sebuah ucapan, kecuali ucapan yang baik. Tidak seorangpun yang mendapatkan gangguan disebabkan ucapan beliau. Beliau seorang yang tawadhu` dan senantiasa merasa cukup.

Hadits Larangan Mencela Makanan

Ketika dihidangkan ke hadapan beliau makanan yang beliau tidak sukai, sang panutan kita tidak mencela makanan tersebut. Apa yang beliau lakukan terhadap makanan tersebut? Berikut ini adalah hadits yang berisi pelajaran adab dari suri tauladan kita terhadap makanan yang tidak kita senangi.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «مَا عَابَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِلَّا تَرَكَهُ. رواه البخاري و مسلم

Dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau selera terhadapnya, beliau memakannya. Namun jika tidak, beliau meninggalkannya. (Muttafaqun ‘alaihi).

Inilah diantara adab yang baik kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala. Apabila seseorang mencela sebuah makanan yang diberikan kepadanya, maka dia telah menolak rezeki yang telah Allah berikan kepadanya. Terkadang seseorang membenci suatu makanan yang mana makanan tersebut disukai oleh orang lain. Oleh karenanya kita dilarang untuk mencela nikmat yang telah diberikan kepada kita, bahkan kita diperintah untuk mensyukuri nikmat tersebut.

Faidah Hadits

Ada beberapa faidah yang kita peroleh dari hadits ini:

  1. Makanan merupakan salah satu nikmat di antara nikmat-nikmat Allah Subahanahu wa Ta’ala, maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk selalu mensyukurinya, diantara caranya dengan tidak mencela nikmat tersebut.
  2. Ketika mencela makanan, seorang telah meninggalkan kewajibannya atas makanan tersebut, yaitu mensyukurinya sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah Subahanahu wa Ta’ala.
  3. Seseoran yang dihidangkan padanya sebuah makanan atau minuman lantas dia tidak menyukai makanan atau minuman tersebut, maka hendaknya dia meninggalkannya dan tidak mencelanya, karena makanan atau minuman merupakan kenikmatan dari Allah Ta`ala.
  4. Hendaknya seseorang meninggalkan ucapan-ucapan yang mengandung celaan, seperti: “makanan ini terlalu asin”, “makanan ini tawar” dan selainnya yang seorang mengucapkannya untuk tujuan mencela. (DML)