oleh

Definisi, Sifat dan Kedudukan Al Quran dalam Islam

Mengenal Al-Quranul Karim

Definisi al-Quran

Al-Quran secara etimologi mengandung dua makna,

  1. Bacaan, maknanya al-Quran adalah sesuatu yang dibaca.
  2. Kumpulan, maknanya al-Quran mengumpulkan berbagai berita dan hukum, atau dapat bermakna bahwa al-Quran adalah kumpulan lembaran-lembaran (mushaf) dan dihafal di dalam hati.

Adapun makna al-Quran dalam pengertian syarak adalah kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan penutup para nabi, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas. Ini adalah makna al-Quran yang disepakati oleh kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا

“Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran kepadamu (Muhammad) secara berangsur-angsur.” (al-Insan: 23)

Dan juga firman-Nya:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran berbahasa Arab agar kalian mengerti.” (Yusuf: 2)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga al-Quran yang agung ini dari perubahan, penambahan, pengurangan, dan penggantian. Karena Allah ‘Azza wa Jalla telah menjamin keasliannya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (al-Hijr: 9)

Meskipun telah berlalu berbagai generasi, tidak ada seorangpun dari musuh-musuh agama ini mampu mengubah, menambahi, mengurangi, atau menggantinya. Siapa saja yang mengupayakan hal itu pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membongkarnya. Inilah keyakinan yang benar tentang al-Quran.

Sifat-Sifat al-Quran

Allah ‘Azza wa Jalla telah menyifati al-Quran dengan berbagai macam sifat. Hal ini menunjukkan keagungan al-Quran, keberkahan, serta kandungannya yang sarat dengan makna. Al-Quran juga merupakan pemutus hukum terhadap kitab-kitab sebelumnya.

Di antara sifat al-Quran adalah sebagai berikut:

  1. As Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang berulang) dan Al-‘Azhim (yang agung).

    Diriwayatkan dalam hadits Abu Sa’id bin al-Mu’alla,

    «لأعلمنك سورة هي أعظم السور في القرآن، قبل أن تخرج من المسجد»

    “Aku akan ajarkan kepadamu satu surat yang paling agung di dalam al-Quran, sebelum engkau keluar dari masjid.” tutur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Sa’id. Ketika beliau hendak keluar, Abu Sa’id mengingatkan perihal itu. Maka beliau bersabda,

    {الحمد لله رب العالمين} «هي السبع المثاني، والقرآن العظيم الذي أوتيته»

    “Alhamdulillah rabbil ‘alamin (al-Fatihah), itu adalah tujuh surat yang berulang dan al-Quran al-‘Azhim yang diberikan kepadaku.” (HR. Bukhari no.4474 di dalam shahihnya)

  2. Al-Majid (yang mulia).

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ

    “Qaf. Demi al-Quran al-Majid.” (Qaf: 1)

  3. Al-Karim (yang mulia).

    Allat ‘Azza wa Jalla berfirman,

    إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ

    “Sungguh al-Quran itu adalah bacaan yang mulia.” (al-Waqi’ah: 77)

  4. Al-Mubarak (penuh berkah).

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

    “Kitab yang penuh berkah Kami turunkan kepadamu supaya mereka menadaburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang berpikir jernih mau mengingat.” (Shad: 29)

  5. Al-Huda (petunjuk), rahmat, dan al-Hakim (penuh hikmah).

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ (2) هُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُحْسِنِينَ (3)

    “Itu adalah ayat-ayat al-Kitab (al-Quran) al-Hakim, petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Luqman: 2-3)

  6. Al-Mubin (penjelas) dan kabar gembira bagi kaum muslimin.

    طس تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُبِينٍ (1) هُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (2)

    “Tha sin. Itu adalah ayat-ayat al-Quran, kitab yang mubin (penjelas); petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (an-Naml: 1-2)

  7. Al-Mushaddiq (pembenar) kitab-kitab sebelumnya dan al-Muhaimin1.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

    “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab dengan kebenaran, pembenar kitab yang ada di hadapanmu dan muhaimin (pemutus perkara) atasnya.” (al-Maidah: 48)

Kedudukan al-Quranul Karim dalam Islam

Al-Quranul Karim merupakan sumber hukum utama di dalam syariat Islam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada seluruh manusia dalam rangka mengajarkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

“Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (al-Quran) kepada hamba-Nya Muhammad, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam ( jin dan manusia).” (al-Furqan: 1)

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ

“Alif Lām Rā. (Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji. Allah memiliki segala yang ada di langit dan di bumi. Celakalah bagi orang-orang kafir akan mendapat siksaan yang sangat berat.”(Ibrahim: 1-2)

UKA

1 Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa sifat ini mengandung tiga makna, amin (terpercaya), syahid (saksi), dan hakim (pemutus perkara) bagi kitab-kitab sebelumnya. Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/128).