oleh

2 Cara Mandi Junub Rasulullah

-Fiqih-6,198 views

Berikut ini cara termudah dari tata cara mandi junub atau mandi janabah yang sah. Cara ini berlaku bagi muslim maupun muslimah untuk mengangkat hadats besarnya.

1. Niat

Berniat atau memaksudkan dalam hati bahwa dengan mandi ini untuk mengangkat hadats besar.

🗒Dari Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya tiap amal tergantung niatnya. Dan tiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang dia niatkan.” (HR. Al Bukhari (1) dan Muslim (1907))

Maka ketika berhadats besar lalu dia berniat mandi untuk mengangkat hadats besarnya itu yaitu mandi junub / mandi janabah, maka akan dihitung sebagai ibadah dan hadatsnya terangkat.

Namun jika mandinya hanya sebagai kebiasaan atau hanya untuk menyegarkan tubuh, maka amalnya tersebut sesuai niatnya, yakni tidak menjadi ibadah dan tidak mengangkat hadats besarnya.

2. Mengguyurkan Air Secara Merata Ke Seluruh Tubuh Sudah Mencukupi Meski Tidak Ada Tambahan Apapun

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ

“(Jangan menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali bila sekedar lewat hingga kamu mandi.” (An Nisa’ : 43)

🗒 Imam Syafi’i rahimahullah berkata :

فَكَانَ فَرْضُ اللَّهِ الْغُسْلَ مُطْلَقًا لَمْ يَذْكُرْ فِيهِ شَيْئًا يَبْدَأُ بِهِ قَبْلَ شَيْءٍ فَإِذَا جَاءَ الْمُغْتَسِلُ بِالْغُسْلِ أَجْزَأَهُ

“Allah mewajibkan (bagi orang junub) untuk mandi secara mutlak. Dia tidak menyebutkan bahwa harus ini terlebih dulu atau ini. Sehingga bagaimana pun dia mandi maka sudah sah.” (Al Umm, II/85 Cet. Darul Wafa’)

🗒 Beliau juga mengatakan :

أَنْ يَأْتِيَ بِغُسْلِ جَمِيعِ بَدَنِهِ

“Yang terpenting dia meratakan air ke seluruh tubuhnya.” (Idem)

Sehingga ukuran standar sahnya mandi junub ialah dengan seseorang membasahi seluruh tubuhnya; dengan cara apapun pun itu. Bahkan menurut sebagian ulama, meski dia menceburkan dirinya ke air dengan niat mandi junub maka sah.” (Ta’sis Al Ahkam, I/79)

Lalu bagaimana tata cara mandi yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

2 Cara Mandi Junub Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Ada dua tata cara mandi junub Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disampaikan oleh istri-istri beliau radhiyallahu ‘anhunna. Manapun dari dua tatacara ini yang kita dilakukan, insyaallah sudah mendapatkan yang afdal.

  1. Dari Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدْ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mandi janabah;

1 – memulai dengan mencuci kedua tangannya,

2 – lalu menuangkan air dengan telapak tangan kanan ke telapak tangan kiri dan kemudian mencuci kemaluan beliau, [mencuci tangan dan kemaluan, pen]

3 – setelahnya beliau berwudhu sebagaimana wudhu sebelum shalat,

4 – kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jarinya ke pangkal rambut, hingga beliau menduga bahwa (air) telah menjangkau semua (bagian rambut)nya, [menyela-nyelai rambut, pen]

5 – beliau menciduk air dengan kedua telapak tangan dan mengguyurkan pada kepala tiga kali, [membasahi kepala, pen]

6 – lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalirkan air pada seluruh anggota tubuhnya, [mandi seperti biasa, pen]

7 – dan kemudian mencuci kedua kakinya.” (HR. Al Bukhari (248) dan Muslim (316))

  1. Dari Ummul Mu’minin Maimunah radhiyallahu ‘anha :

وَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءًا لِجَنَابَةٍ فَأَكْفَأَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ فَرْجَهُ ثُمَّ ضَرَبَ يَدَهُ بِالْأَرْضِ أَوْ الْحَائِطِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ ثُمَّ غَسَلَ جَسَدَهُ ثُمَّ تَنَحَّى فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ قَالَتْ فَأَتَيْتُهُ بِخِرْقَةٍ فَلَمْ يُرِدْهَا فَجَعَلَ يَنْفُضُ بِيَدِهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan bejana berisi air untuk mandi janabah. Kemudian;

1 – beliau mengambil air dengan telapak tangan kanannya dan diguyurkan pada telapak tangan kiri dua atau tiga kali, [mencuci tangan, pen]

2 – lalu mencuci kemaluan beliau,

3 – Kemudian memukulkan tangan pada tanah atau dinding dua atau tiga kali, [menggosok tangan habis mencuci kemaluan, pen]

4 – lalu berkumur-kumur, menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya, mencuci wajah, dan kedua tangan hingga siku, [mencuci anggota wudhu sampai bag tangan, pen]

5 – dan mengguyurkan air pada kepala beliau,

6 – dan kemudian beliau mencuci (seluruh) tubuhnya, [mengguyur air seperti biasa, pen]

7 – setelah itu beliau berpindah tempat lalu mencuci kakinya.” [menyempurnakan basuhan bagian wudhu yang tadi hanya sampai kepala, pen] (HR. Al Bukhari (266) dan Muslim (317))

Meski pointnya banyak, percayalah, tata cara mandi junub di atas sangat mudah dipraktikkan.

Oleh Al Ustadz Hari dengan sedikit editan standar penulisan Islam Hari Ini.