oleh

Al Hanifiyyah Agama Ibrahim ‘alaihis sallam

Para pengunjung islamhariini.com yang semoga dirahmati Allah, ketahuilah bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Pemberi kabar gembira bagi orang yang mau beriman dan mentauhidkan Allah, dan pemberi peringatan bagi orang yang membangkang dan berbuat syirik.

Ketika beliau lahir di tengah-tengah kaum musyrikin tidak sedikit dari mereka yang menolak ajakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan berbagai macam bentuk peribadatan kepada selain-Nya.

Keyakinan Kaum Musyrikin Bukan Bagian Agama Ibrahim

Diantara pernyataan yang dilontarkan kaum musyrikin adalah bahwa apa yang mereka lakukan merupakan bagian dari agama nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Ini merupakan kedustaan karena nabi Ibrahim ‘alaihissalam tidak pernah mengajarkan untuk menyembah kepada selain Allah dan senantiasa menyeru kepada jalan yang benar. Allah berfirman:

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Artinya:” Tidaklah Ibrahim adalah seorang Yahudi dan tidak pula seorang Nasrani akan tetapi dia adalah orang yang hanif, muslim, dan tidaklah dia tergolong orang-orang musyrik” (Ali ‘Imran: 67)

Para pembaca yang saya hormati, mari kita cermati ayat di atas. Ayat tersebut menunjukkan bahwa nabi Ibrahim ‘alaihis sallam berlepas diri dari segala yang disembah orang-orang musyrik di setiap zaman, termasuk zaman nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena diantara sifat nabi Ibrahim ‘alaihis sallam adalah al-Hanif.

Al Hanifiyyah Agama Ibrahim ‘alaihis sallam

Al-Hanif yang bermakna senantiasa menyembah kepada Allah dan berpaling dari sesembahan-sesembahan selain-Nya. Oleh karena itu, agama nabi Ibrahim ‘alaihis sallam disebut al-Hanifiyyah, agama yang lurus dan tidak ada kesyirikan padanya.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan oleh Allah untuk mengikutinya. Allah berfirman:

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Artinya:” Kemudian Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad) untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus dan tidaklah dia tergolong orang-orang musyrik.” (An-Nahl: 123)

Begitu pula para rasul yang lain, mereka semua diatas agama al-Hanifiyyah. Ya, karena memang nabi Ibrahim ‘alaihis sallam adalah bapak para rasul. Wajar kalau seorang anak yang shalih mengikuti agama bapaknya yang shalih. Begitu pula hal ini sering terjadi di kalangan para sahabat, tabi’in, dan para ulama. Semoga Allah memberi karunia kepada kita anak-anak yang shalih. Amin

Maka wajib bagi kita semua untuk mengetahui secara detail tentang agama Islam ini. Dan tidaklah cukup seseorang hanya sekedar mengaku dirinya muslim akan tetapi tidak mengerti tentang Islam. Diantara yang harus kita ketahui adalah pondasi agama Islam ini, yaitu beribadah kepada Allah semata dengan memurnikan segala bentuk peribadatan hanya kepada-Nya.

Barangsiapa yang beribadah tetapi tidak memurnikan niat ibadahnya kepada Allah, maka dia telah berbuat syirik. Contohnya adalah orang yang beribadah tetapi didasari riya’ (ingin dilihat) atau sum’ah (ingin didengar) atau lebih parah lagi dia beribadah kepada Allah, namun di sisi lain dia juga beribadah kepada selain-Nya. Ini semua termasuk perbuatan syirik yang menyebabkan amal ibadahnya tidak bernilai di sisi Allah Ta’ala. Naudzu billahi min dzalik. Allah berfirman:

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya:” Dan kalau seandainya mereka berbuat syirik pasti akan gugur apa yang telah mereka amalan.” (Al-An’am: 88)

Semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan syirik. Amin. KL