oleh

Virus Corona Bagian dari Takdir Allah Ta’ala

Telah lebih satu bulan, umat manusia di berbagai negara dikejutkan dengan sebuah wabah penyakit yang disebut dengan “Virus Corona (COVID-19)”. Sebuah wabah yang dapat menyebabkan kematian. Virus corona merupakan virus yang sangat cepat penularanya. Keberadaan virus ini telah berdampak pada berbagai lini kehidupan manusia baik dalam urusan politik, sosial masyarakat, ekonomi dsb. Sebab penyebaran virus ini, berdampak ditutupnya beberapa penerbangan antar Negara.

Umat manusia di berbagai negara pun merasa khawatir dan takut akan tertimpa virus ini. Mereka melakukan berbagai upaya guna menangkal virus corona yang berbahaya. Namun hendaknya setiap muslim memerhatikan beberapa poin berikut ini, semoga bisa menambah ketenangan bagi kita semua.

Virus Corona Bagian Dari Takdir Allah Ta’ala

Perlu diketahui bahwa adanya wabah virus corona adalah bagian dari takdir Allah Ta’ala yang harus kita imani, begitu pula kita harus mengimani empat tingkatan taqdir yaitu:

  1. Munculnya wabah virus corona ini sesuai dengan takdir Allah Ta’ala.

    Allah Ta’ala telah mengetahui bahwa pada tanggal sekian dan sekian akan menimpa sebuah virus yang bernama Corona di daerah ini dan itu.

  2. Allah juga telah mencatat di lauhul mahfudz wabah yang terjadi sekarang ini yaitu virus corona.

    Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

    مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

    Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”(Al-Hadid: 22).

    Sehingga kita mengetahui bahwa terjadinya wabah virus corona ini telah Allah ketahui dan telah dicatat dalam catatan takdir.

  3. Terjadinya wabah virus corona ini merupakan kehendak Allah Ta’ala.

    Allah Ta’ala berfirman:

    وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

    Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam”.(At Takwir: 29)

    Segala yang Allah kehendaki pasti ada hikmah di balik itu semua, baik hikmah tersebut diketahui oleh manusia atau tidak diketahui. Sehingga di balik wabah virus corona pasti terkandung hikmah padanya.

  4. Virus corona adalah salah satu dari makhluk Allah Ta’ala yang Allah ciptakan dan dia patuh terhadap perintah-Nya.

    Allah Ta’ala berfirman:


    بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ

    “… bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepadaNya.”(Al-Baqarah: 116)

    وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

    “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.”(An-Nahl: 49)

    أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ

    “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?”(Al-Hajj: 18)

    وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا

    “…padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa …”(Ali Imran: 83)

Maka, setiap muslim wajib mengimani takdir dengan empat tingkatan yang telah kami sebutkan di atas, sehingga dia tidak merasa sombong dengan keberuntungan yang ia dapatkan atau karena ia terselamatkan dari virus tersebut. Begitupula bagi yang tertimpa wabah tersebut tidak berkecil hati dan berkeluh-kesah. Allah Ta’ala berfirman:

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Supaya kamu tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu tidak terlalu gembira (sombong) terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (al-Hadid: 23).

Dengan beriman kepada takdir beserta tingkatannya yang telah disebutkan, seseorang mampu bersabar dan selalu mengharapkan pahala dari berbagai musibah yang menimpanya. ANW-ALF