oleh

Tujuan Hidup Di Dunia

Hidup di dunia memiliki tujuan utama lagi mulia. Tidak sekedar menghirup nafas dan mengeluarkannya atau tak sebatas mengerjakan aktifitas harian saja, seperti; makan, minum, tidur, bermain, bekerja dan lainnya. Di sana ada tujuan yang wajib diketahui oleh setiap manusia, kemudian direalisasikannya.

Coba kita renungi! Di zaman ini banyak orang belum mengetahui hakikat hidup di dunia. Sebagian mereka tersibukkan dengan pekerjaan dan tersilaukan oleh harta benda.

Sebagian lainnya terlalaikan dengan permainan yang ada, sehingga merekapun lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya. Semua ini terjadi karena minimnya ilmu agama dan lemahnya iman yang menancap dalam dada.


Baca juga: Bukti Allah Itu Esa


Kewajiban Pertama Bagi Setiap Manusia

Allah telah memberikan berbagai kewajiban kepada hamba-Nya. Di antara kewajiban tersebut ada yang paling utama dan pertama, yaitu mengetahui tujuan mereka diciptakan. Tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah semata dengan mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan siapa pun. Allah Ta’ala berkata,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat: 56)

Pada ayat ini, Allah menjelaskan secara jelas dan gamblang tentang perintah beribadah kepada-Nya. Perintah tersebut adalah sebab diciptakannya para hamba. Masuk ke dalam kategori para hamba adalah seluruh kalangan jin dan manusia. Oleh karena itu, mereka tidak diciptakan oleh Allah dalam keadaan sia-sia, akan tetapi mempunyai tujuan yang mulia, yaitu beribadah kepada Allah semata.


Bada juga: Kewajiban Bertauhid Bagi Jin dan Manusia


Beribadah kepada Allah adalah perintah terbesar

Beribadah kepada Allah terhitung perintah paling agung. Sebab, hal itu adalah tujuan hamba hidup di muka bumi. Hamba diciptakan oleh Allah untuk mengaplikasikannya, bukan selainnya. Tidak cukup sampai sini, masih ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa beribadah kepada Allah perintah paling agung dan urgent.

Di antaranya, Allah mengutus para rasul kepada seluruh hamba dalam rangka menerangkan perintah sekaligus tujuan untuk apa mereka diciptakan atau hidup di dunia. Para rasul menghasung dan mengajak mereka dengan penuh hikmah. Tak lain dan tak bukan supaya mereka menerimanya, lantas mau beribadah kepada Dzat yang Maha Pencipta. Allah Ta’ala berkata,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” (al-Anbiya: 25)

Nah, kalaulah tidak ada perintah ini niscaya para rasul tidak akan diutus oleh Allah Ta’ala.

Setelah para rasul diutus, Allah menganugerahi mereka berupa kitab-kitab dan beberapa lembaran (suhuf) sebagai penguat dan bukti nyata kalau mereka adalah benar-benar seorang utusan. Kitab atau lembaran tersebut berisi tentang seruan beribadah kepada Allah dan peringatan dari menyekutukan-Nya serta mengandung perintah-perintah lainnya dan larangan.

Al-Quran adalah salah satu kitab tersebut, kitab yang paling mulia dan sempurna. Menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, seperti: Taurat, Zabur, Injil, lembaran-lembaran (suhuf) Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ‘alaihima salam. Allah Ta’ala berkata,

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

“Kami telah menurunkan al-Quran kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya.” (al-Maidah: 48)

Pembaca yang budiman, ayat yang telah disebutkan sudah menunjukkan beribadah kepada Allah adalah perintah paling agung serta tujuan utama kita hidup di dunia. Sebetulnya masih banyak ayat-ayat yang lain, akan tetapi kita cukupkan ayat di atas karena terbatasnya waktu dan ruang.

Dapat kita simpulkan, tujuan kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya bukan menyekutukan-Nya.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan apapun.” (an-Nisa: 36)

Sepantasnya kita bersemangat didalam beribadah kepada Allah Ta’ala sembari meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Tak lupa, kita selalu mengoreksi dan memperbaikinya agar ibadah kita diterima di sisi-Nya. Semoga sedikit ini bermanfaat, wallahu a’lam. FAH-AA/JFR