oleh

Tidak Taat Pemerintah Adalah Perangai Jahiliyah

Mengenal Tradisi Masa Jahiliyah (Bag. 5)

Di antara tradisi dan keyakinan ahli jahiliyah adalah tidak taat terhadap pemerintah. Mereka beranggapan bahwa hal itu kemuliaan, sebaliknya menaati pemerintah adalah kerendahan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suri tauladan umat Islam telah menyelisihi perangai jahiliyah tersebut. Beliau memerintahkan untuk mendengar , taat, dan menasehati pemerintah. Beliau sangat menekankan hal ini dan sering mengulang-ulangnya.

Dalil Bahwa Ahli Jahiliyah Tidak Taat Pemerintah

Allah Ta’ala mengisahkan tentang Bani Israil di dalam surat al-Baqarah,

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Nabi mereka berkata, sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja kalian. Mereka menjawab, bagaimana mungkin Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya; ia juga tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi mereka berkata, sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perkasa. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”(al-Baqarah: 247)

Di dalam ayat ini Allah mengisahkan tentang orang-orang kafir dari Bani Israil tatkala Allah menetapkan kepada mereka seorang raja. Akan tetapi mereka justru menyanggah ketetapan tersebut. Bahkan membanggakan keputusan mereka di atas keputusan Allah.

Demikianlah sifat yang ada pada mereka. Sudah sepantasnya seorang muslim meninggalkan sifat ini. Wajib baginya untuk mendengar dan taat kepada pemerintah.

Dalil-dalil Wajib Mendengar dan Taat Kepada Pemerintah

  1. Dalil al-Quran

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kalian.” (an-Nisa: 59)

Ulil amri di dalam ayat ini adalah para ulama dan pemerintah.

  1. Dalil as-Sunnah

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ

“Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat kepada pemerintah pada perkara yang ia senangi ataupun perkara yang ia benci, kecuali apabila memerintahkan kepada kemaksiatan. Apabila memerintahkan kepada kemaksitan, maka tidak ada ketaatan kepada mereka.” (HR. Muslim no.1839 di dalam shahihnya)

Masih sangat banyak dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang menunjukkan wajibnya taat terhadap pemerintah dalam perkara kebaikan dan larangan menyelisihinya.

  1. Dalil kesepakatan ulama

Para ulama telah sepakat bahwasannya wajib untuk mendengar dan menaati pemerintah dan larangan untuk memberontak. Telah dinukil kesepakatan ulama tentang hal ini oleh Imam Ibnu Bathal rahimahullah di dalam kitab Fathul Bari dan Imam Nawawi rahimahullah di Syarah Shahih Muslim.

Para salaf sangat perhatian terhadap masalah ini. Mereka menjadikannya sebagai prinsip di dalam kehidupan mereka, bahkan menjadikannya sebagai landasan utama seorang muslim. Barang siapa yang menyelisihinya, maka dia telah menyimpang dari kebenaran.

Imam ath-Thahawi rahimahullah (w 321 H) berkata, “Kita menyakini bahwa memberontak pemerintah adalah tidak boleh. Sekalipun mereka (pemimpin) berbuat kefasikan, kami tidak akan melepaskan ketaatan dari mereka.”1

Nabi telah memperingatkan orang yang tidak mau menaati pemerintah. Sampai dikatakan, apabila ada yang meninggal dengan kondisi tersebut, maka ia telah menyerupai ahli jahiliyah. Diriwayatkan dari sahabat Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ لَهُ إِمَامٌ مَاتَ مَيْتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barang siapa yang meninggal dalam kondisi tidak memiliki pemimpin (tidak mau taat), maka dia meninggal dalam keadaan jahiliyah.” (HR. Ibnu Hibban no. 4573 dalam shahihnya 10/434)

Solusi Ketika Ingin Memberi Masukan Kepada Pemerintah

Sebagai masyarakat, pasti ia memiliki nasehat dan masukan untuk pemerintah. Hendaknya ia sampaikan nasehat tersebut kepada pemerintah secara langsung, baik melalui lisan, tulisan, atau dengan cara menyampaikan kepada orang dekatnya. Tidak menyampaikan dengan cara kritikan atau provokasi di depan khalayak ramai atau di media masa.

Diriwayatkan dari sahabat Syuraih bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِي سُلْطَانٍ فَلَا يُبْدِهِ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ يَأْخُذُ بِيَدِهِ فَيَخْلُوا بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang ingin menasehati pemerintah, maka janganlah ia menasehatinya di hadapan khalayak manusia. Hendaknya dia menyendiri dan bertemu langsung; bertatap muka (empat mata) dengannya. Jika nasehat tersebut diterima, maka itu yang diinginkan. Tetapi apabila tidak diterima, maka engkau telah menunaikan kewajibanmu kepadanya.” (as-Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim no. 1096 2/521, shahih)

Demikianlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk taat kepada pemerintah. Berbeda dengan ahli jahiliyah yang tidak mau taat kepada pemerintah dan mengkritiknya secara terbuka di depan umum.

Di antara cara menasehati pemimpin adalah mendoakan kebaikan kepada mereka dan tidak membicarakan kejelekan pemerintah di khalayak ramai.

Realita di Lapangan Terkait Taat Kepada Pemerintah

Tidak taat kepada pemerintah juga dilakukan oleh orang-orang kafir pada zaman ini. Mereka mendengung-dengungkan kebebasan dan demokrasi. Lalu apa yang terjadi di negeri-negeri mereka sekarang? Tidak lain hanyalah kehancuran.

Tatanan hidup mereka carut marut, terjadi pembantaian di mana-mana, dan goncanglah stabilitas keamanan. Hal ini karena mereka berpegang dengan prinsip jahiliyah, tidak mau tunduk dan patuh kepada pemerintah. Semoga Allah menyelamatkan negeri kaum muslimin.

Sangat disesalkan, kebebasan dan demokrasi ini diikuti oleh sebagian negeri-negeri kaum muslimin.

Bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Apabila Mendapati Pemerintah yang Jelek

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbing agar tetap bersabar dalam menaati pemerintah, selama mereka tidak memerintahkan kepada kemaksiaatan. Sahabat Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dari beliau,

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barang siapa yang mendapati dari pemerintahnya sesuatu yang dibencinya, maka bersabarlah. Barang siapa yang memisahkan diri dari pemerintah satu jengkal saja, lalu meninggal, maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah.” (HR. al-Bukhari no.7054 di dalam shahihnya)

Walaupun pemerintah itu fasik dan zhalim (selama belum kafir), maka kita tetap harus taat. Menaati pemerintah yang fasik tetap menimbulkan kebaikan yang lebih banyak daripada memberontaknya. Ketika seseorang memberontak kepada pemerintah, maka akan terjadi pertumpahan darah dan hilangnya keamanan serta terpecahlah kesatuan umat manusia.

Perbedaan Antara Kaum Muslimin dengan Ahli Jahiliyah Dalam Ketaatan Kepada Pemerintah

Orang-orang jahiliyah berkeyakinan bahwa menaati pemerintah merupakan kebodohan dan kehinaan. Sebaliknya kaum musliminn meyakini menaati pemerintah di dalam perkara yang tidak menyelisihi agama adalah wajib. Mereka tidak memberontak, walaupun pemerintah dinilai fasik atau tidak adil, karena Allah memerintahkan hal tersebut.

Tentu saja tanpa mengabaikan upaya menasehati pemerintah yang zhalim tersebut. Akan tetapi dengan cara yang telah dijelaskan di atas, yaitu tidak di depan umum, dilakukan secara tersembunyi dan tetap menjaga kewibawaan pemerintah.

Manfaat Menaati Pemerintah

Ada banyak manfaat dalam menaati pemerintah, di antaranya:

  1. Mencegah terjadi pertumpahan darah kaum muslimin.
  2. Terjaganya nikmat keamanan, sehingga kaum muslimin dapat melakukan ibadah dengan baik. demikian juga aktifitas ekonomi, dll.
  3. Orang yang berbuat jahat akan menahan dirinya.
  4. Hak-hak manusia akan dikembalikan kepada pemiliknya dan masih banyak lagi manfaat dari menaati pemerintah.

Tidak kalah penting dari itu semua adalah sorang muslim akan terselamatkan dari perangai ahli jahiliyah. Karena Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk menyelisihi mereka.

Semoga Allah membantu kaum muslimin untuk bisa menjauhi perangai-perangai jahiliyah dan menjaga negeri kaum muslimin dari orang-orang yang jahat, Amin.

AHS/AA-ALF


1 Aqidah Thahawiyyah