oleh

Tentang Neraka dan Surga yang Harus Diketahui

Setiap yang mengaku beriman kepada Allah dan hari kiamat pasti mengharap masuk Surga dan dijauhkan dari Neraka. Hal itu termasuk bagian keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sangat banyak ayat dan hadits tentang neraka dan surga, dua makhluk-Nya yang kekal ini, mulai dari keberadaannya, sifat-sifatnya, karakteristik dan perilaku penghuninya, serta penyebab masuk ke salah satu dari keduanya.

Mengimani keberadaan keduanya termasuk syarat masuk Surga. Dalam ash-Shahihain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ العَمَلِ

“Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Nabi ‘Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, beliau berasal dari sebuah kata dan ruh yang Allah berikan kepada Maryam. Surga dan Neraka benar ada, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam Surga sesuai amalannya.” (HR. al-Bukhari no.3435 dan Muslim no.28)

Dalil Tentang Neraka dan Surga Sudah Ada

Imam ath-Thahawi rahimahullah mengatakan dalam kitabnya yang terkenal Aqidah Thahawiyah:

“Surga dan Neraka adalah dua makhluk yang kekal tidak akan musnah selama-lamanya. Allah menciptakan keduanya sebelum adanya manusia dan Allah menciptakan penghuni untuk masing-masingnya. Siapa yang Allah kehendaki masuk Surga, semata-mata itu sebagai keutamaan dari-Nya. Dan siapa yang Allah kehendaki masuk ke Neraka, itu sebagai bentuk keadilan-Nya. Setiap orang akan mengamalkan apa yang Allah mudahkan untuknya dan akan berakhir ke tempat yang telah Allah tetapkan baginya. Kebaikan serta kejelekan sudah ditakdirkan kepada seluruh hamba.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan tentang Surga,

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“(Surga) telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133)

أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ

“(Surga) telah disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul -Nya.” (al-Hadid: 21)

Dan Allah berfirman tentang Neraka,

أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“Neraka telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Ali Imran: 131)

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا لِلطَّاغِينَ مَآبًا

“Sesungguhnya Neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai dan menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.” (an-Naba’: 21-22)

Dalil Kekalnya Neraka dan Surga

Kekalnya Surga dan Neraka merupakan sesuatu yang sudah diketahui sacara pasti, hal tersebut merupakan konsekuensi kekekalan penghuni keduanya. Sangat banyak berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait perkara ini. Allah mengatakan tentang penghuni Surga,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا

“Orang-orang yang beriman dan beramal shalih, Kami akan memasukkan mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dalam keadaan mereka kekal di dalamnya.” (an-Nisa: 57)

Dan tentang penghuni Neraka,

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا

“Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di Neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya.” (Hud: 106-107)

Demikian pula kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada hari kiamat akan didatangkan al-Maut (kematian) dalam bentuk seekor domba jantan yang berwarna putih campur hitam di antara Surga dan Neraka, kemudian diseru seluruh penduduk keduanya dan ditanyakan, “Apakah kalian mengenal ini?” “Ya, itu adalah al-Maut.” Jawab mereka semua. Kemudian al-Maut disembelih dan dikatakan kepada mereka,

يَا أَهْلَ الجَنَّةِ خُلُودٌ فَلاَ مَوْتَ، وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُودٌ فَلاَ مَوْتَ

“Wahai penghuni Surga, (yang ada hanya) kekal tidak ada lagi kematian. Hai penghuni Neraka, (yang ada hanya) kekal tidak ada lagi kematian.” (HR. al-Bukhari no.4730 dan Muslim no. 2849)

Rindu Akan Surga Dan Takut Dari Neraka

Dzat Yang Maha Pengasih telah menjadikan Surga sebagai bukti terbesar kasih sayang-Nya kepada orang-orang beriman. Demikian pula, Allah Yang Maha Adil menjadikan Neraka sebagai bentuk adzab-Nya untuk para hamba yang membangkang dari perintah-Nya.

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي، وَقَالَ لِلنَّارِ: إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي

“Allah Tabaraka wa Ta’ala mengatakan kepada Surga: Engkau adalah rahmat-Ku, denganmu Aku mengasihi siapa saja yang aku kehendaki dari para hamba-Ku. Dan Allah berkata kepada Neraka: Kamu adalah adzab-Ku, denganmu Aku mengadzab siapa saja yang Aku kehendaki dari para hamba-Ku.” (HR. al-Bukhari no. 4850 dan Muslim no. 2846)

Diciptakannya Surga dan Neraka bertujuan agar manusia berharap terhadap rahmat Allah (Surga) dan takut terhadap adzab-Nya (Neraka). Dengan demikian, manusia akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Memohon Surga dan Berlindung dari Neraka

Sebagian orang beranggapan bahwa orang beriman itu seharusnya tidak mengharapkan Surga dan tidak takut dari Neraka. Menurut mereka, cukuplah rasa cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pelecut semangat ibadah kita.

Anggapan ini adalah kekeliruan yang fatal. Sang teladan umat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling bertakwa dan paling besar kecintaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, justru beliau berdoa meminta Surga dan berlindung dari Neraka. Bahkan beliau mengajarkannya kepada umatnya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu seluruh kebaikan; yang segera maupun yang ditunda; yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari seluruh kejelekan; yang segera maupun yang ditunda; yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan yang diminta hamba dan Nabi-Mu (Muhammad shallallaahu’alaihi wa sallama), dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang hamba dan Nabi-Mu berlindung darinya.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu al-jannah (Surga) dan segala yang mendekatkan kepadanya berupa ucapan dan amalan, dan aku berlindung kepada-Mu dari an-naar (Neraka) dan segala yang mendekatkan kepadanya berupa ucapan dan amalan. Dan aku memohon kepada-Mu agar semua ketentuan-Mu kepadaku adalah kebaikan.” (HR. Ibnu Majah no. 3846 dan dishahihkan Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 1542)

Indahnya Surga

Begitu banyak ayat al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mensifatkan tentang kenikmatan dan keindahan Surga. Namun, semua itu hanya sebagai penggambaran semata, hakikat sesungguhnya jauh lebih nikmat dan lebih indah dari yang dibayangkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits qudsi,

قَالَ اللَّهُ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ

“Allah berfirman: ‘Aku sediakan untuk hamba-Ku yang shalih, (Surga) yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbesit dalam hati seorang manusia.’ Jika kalian mau, bacalah firman Allah: ‘Maka tidak ada satupun jiwa yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa penyejuk pandangan mata.’ (as-Sajdah: 17).” (HR. al-Bukhari no. 3244 dan Muslim no. 2823)

Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma menyatakan,

لَا يُشْبِهُ شَيْءٌ مِمَّا فِي الْجَنَّةِ مَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا الْأَسْمَاءَ

“Tidak ada satupun yang di Surga menyerupai yang ada di dunia melainkan hanya nama saja.” (Tafsir ath-Thabari 1/416/Cet.Daar Hajr)

Dahsyatnya Neraka

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَرَأَيْتُ النَّارَ، فَلَمْ أَرَ كَاليَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ

“Dan aku melihat Neraka, aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih buruk dari itu sebelumnya.” (HR. al-Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907)

Dan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada malaikat Jibril ‘alaihis salam,

مَا لِي لَمْ أَرَ مِيكَائِيلَ ضَاحِكًا قَطُّ؟

“Mengapa aku tidak pernah melihat malaikat Mikail tertawa sama sekali?”

Jibril ‘alaihis salam menjawab,

مَا ضَحِكَ مِيكَائِيلُ مُنْذُ خُلِقَتِ النَّارُ

“Mikail tidak pernah tertawa semenjak diciptakannya Neraka.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad no. 13343 dan dihasankan Syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah)

Semoga dengan sebab penjelasan tentang neraka dan surga yang singkat ini bisa membuat kita lebih berhati-hati dalam mengarungi kehidupan. Dan semoga bisa menambah kesungguhan kita dalam beramal kebaikan dan menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah. Amin. AHP-ALF

Penulis: Abdul Halim Perawang