oleh

Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki keistimewaan dalam beragama dibandingkan dengan selainnya. Hal ini karena mereka memiliki akidah yang benar, bersamaan dengan hal itu mereka memerintahkan kepada yang baik dan mencegah dari kemungkaran berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Berikut ini kami cantumkan sepuluh prinsip diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Jama’ah:

  1. Ahlus sunnah senantiasa bersatu di atas kebenaran berdasarkan bimbingan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih.
  2. Ahlus sunnah berkeyakinan bahwa syariat haji, jihad, shalat Jum’at dan penentuan hari raya bersama pemerintah yang adil ataupun yang dzalim.
  3. Ahlus sunnah dalam beragama saling menasihati kepada sesama saudaranya. Mereka menyakini makna ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

قَالَ: «إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

“Sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lainnya bagaikan bangunan. Sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dalam keadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalin jari jemarinya. (HR. Bukhari dalam shahihnya no. 481, 2446 dan Muslim: 2585 dari sahabat Abu Musa al-‘Asy’ari radhiyallahu ‘anhu)

Begitu pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Permisalan kaum mukminin dalam kecintaan mereka, saling menyanyangi satu sama lain dan saling menaruh simpati bagaikan satu jasad. Apabila salah satu anggota jasad itu sakit, anggota jasad yang lain merasakan demam dan tidak bisa tidur semalaman.” (HR. Muslim dalam shahihnya no. 2586 dari sahabat Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu)

  1. Ahlus sunnah memerintahkan untuk bersabar tatkala tertimpa musibah, bersyukur tatkala mendapat kenikmatan dan ridha terhadap takdir yang telah ditetapkan untuknya.
  2. Ahlus sunnah mengajak kepada akhlak yang mulia dan amalan-amalan yang mulia. Mereka menyakini ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya.” ( HR. Ahmad 2/527, Abu Dawud no. 4682, at-Tirmidzi no. 1162 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)


Baca Juga: Beda Qodariyah, Jabriyah, dan Sunni Tentang Takdir


  1. Ahlus sunnah mengajak untuk menyambung silaturahmi kepada orang yang memutus hubungan denganmu, memberi kepada orang yang menahan darimu dan memaafkan kepada orang yang telah mendzalimimu.
  2. Ahlus sunnah memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturahmi, berbuat baik kepada tetangga, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan bersikap lembut kepada budak.
  3. Ahlus sunnah melarang dari sikap sombong, angkuh, kedzaliman dan mencemarkan nama baik orang lain tanpa didasari kebenaran. Mereka memerintahkan kepada akhlak yang luhur dan melarang dari akhlak rendahan.
  4. Ahlus sunnah dalam setiap perkataan dan perbuatannya, mereka senantiasa mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah.
  5. Prinsip hidup mereka adalah agama Islam yang telah Allah utus dengannya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kami meminta kepada Allah untuk menjadikan kita termasuk dari mereka yang berpegang teguh dengan prinsip-prinsip ahlus sunnah dan tidak menyimpangkan hati-hati kita setelah Allah berikan hidayah. Sesungguhnya Allah Maha Pemberi, Wallahu A’lam.

Sumber: Aqidah Wasithiyah karya Syaikh Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah al Harrani rahimahullah