oleh

Pengertian Shalat Sunnah Rawatib, Jumlah dan Keutamaannya

-Fiqih-4,798 views

Shalat Sunnah Rawatib

Pembaca yang semoga dirahmati Allah Ta’ala, dibawah ini akan kita paparkan tentang apa itu shalat rawatib, jumlahnya, keutamaannya, beserta pembahasan seputar hukumnya InsyaAllah.

Pengertian Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakannya dan menghasung umatnya untuk melaksanakannya sebelum atau sesudah shalat lima waktu.

Shalat Rawatib Berapa jumlahnya?

Jumlah shalat sunnah rawatib ada 12 raka’at yang terdiri dari:

4 raka’at sebelum shalat dhuhur, dan 2 raka’at setelahnya,

2 raka’at setelah shalat maghrib,

2 raka’at setelah shalat isya dan

2 raka’at sebelum shalat subuh.

Jumlah ini yang beliau tekankan. Terdapat beberapa tambahan yang InsyaAllah akan kami sebutkan pula pada artikel berikutnya.

Adapun untuk jumlah 12 rakaat ini, berdasarkan hadist yang akan datang penyebutannya.

Apa Keutamaan Shalat Rawatib ?

Disebutkan dalam Shahih Muslim, dari hadist salah satu istri baginda Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا، غَيْرَ فَرِيضَةٍ، إِلَّا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ »

“Tidaklah seorang hamba muslim shalat sunnah pada setiap harinya 12 raka’at selain shalat wajib, melainkan Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga”. (HR. Muslim dalam shahihnya no. 728 dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha)

Berkata perawi hadist, yakni Ummu Habibah:

« فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ »

“Sungguh aku tidak pernah meninggalkan 12 raka’at tersebut sejak aku mendengar dari Rasulullah shalalahu ’alaihi wassalam”.

Dan berkata Anbasah perawi yang meriwayatkan dari Ummu Habibah:

«فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ أُمِّ حَبِيبَةَ»

“Dan sunguh aku tidak meninggalkan 12 raka’at tersebut setelah mendengar dari Ummu Habibah”.

Dan berkata Amr bin Aus, perawi yang meriwayatkan dari Anbasah:

«مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَنْبَسَةَ»

“Dan sunguh aku tidak meninggalkan 12 raka’at tersebut setelah mendengar dari Anbasah”.

Dan berkata Nu’man bin Salim perawi yang meriwayatkan dari Amr bin Aus:

«مَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ»

“Dan sunguh aku tidak meninggalkan 12 raka’at tersebut setelah mendengar dari Amr bin Aus”.

Saudaraku, semoga Allah memberkahi umur kita di dunia. Terbetik sebuah pertanyaan dalam hati “lantas apa yang akan kita lakukan setelah mendengar keutamaan yang begitu besar ini?” Cukuplah jawabannya kita buktikan dengan amalan. Semoga Allah mudahkan kita dalam menjawabnya.