oleh

Munculnya Dajal di Akhir Zaman

“Asyhadu anna muhammadan Rasulullah (Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah).” Sebagaimana yang sudah dimaklumi, bahwa kalimat yang sangat agung ini adalah syarat utama untuk masuk ke dalam agama Islam. Tidak hanya sekedar ucapan di lisan, anggota badan pun punya kewajiban untuk merealisasikan kalimat tersebut yaitu dengan melakukan semua perintah dan menjauhi segala larangan Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.

Demikian pula kalimat ini memiliki hak yang harus ditunaikan kalbu, yaitu membenarkan seluruh berita yang disampaikan oleh beliau shallallahu’alaihi wa sallam. Karena sebagaimana yang Allah sifatkan tentang beliau:

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ ۝٣

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌۭ يُوحَىٰ ۝٤

“Dan dia (Nabi Muhammad) tidaklah berbicara berdasarkan hawa nafsunya. Tidak lain yang disampaikannya adalah wahyu yang Allah turunkan. ” (an-Najm: 3-4)

Imam Ahmad (W. 241 H) rahimahullah mengatakan: “Setiap berita yang datang dari Rasulullah dengan sanad yang shahih, wajib bagi kita untuk mengimaninya. Jika kita menolaknya, berarti kita telah melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

“Apapun yang dibawa Rasul kepada kalian, maka terimalah. Dan apapun yang dia larang kalian darinya, maka tinggalkanlah.” (al-Hasyr: 7)

Maka wajib hukumnya beriman terhadap semua kabar yang shahih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, baik kabar itu bisa kita saksikan maupun tidak tampak di mata. Kita harus yakin akan kebenarannya, apakah kabar itu masuk di akal atau tidak, seperti kejadian Isra’ Mi’raj dsb.

Diantaranya juga kabar tentang tanda-tanda akan datangnya hari kiamat, al-Imam Muslim dalam shahihnya meriwayatkan, bahwasannya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ، تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

“Sesungguhnya hari kiamat tidak akan tegak sampai kalian melihat munculnya sepuluh tanda: ad-Dukhan (asap), Dajal, ad-Dabbah (hewan melata), terbitnya matahari dari arah barat, turunnya ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terjadinya tiga khasf (penenggelaman ke dalam tanah); khasf di timur, khasf di barat, dan khasf di jazirah Arab. Adapun tanda terakhir adalah munculnya sebuah kobaran api dari negeri Yaman yang akan menggiring manusia ke padang mahsyar.” [HR. Muslim no. 2901]

Kali ini kita akan mengupas tentang salah satu tanda hari kiamat, yaitu munculnya Dajal di Akhir Zaman

Siapakah Dajal?

Dalam etimologi bahasa arab, Dajal diambil dari kata ad-Dajl yang berarti kedustaan dan penipuan. Dajal yang keluar di akhir zaman nanti adalah seseorang yang mengklaim bahwa dirinya Tuhan yang berhak disembah, dan itu adalah kedustaan dan penipuan terbesar.

Al-Imam Ibnu Katsir asy-Syafi’i (W. 774 H) mengatakan dalam kitabnya al-Bidayah wa an-Nihayah: “Dajal adalah seorang pria dari keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam. Allah menciptakannya sebagai ujian bagi umat manusia di akhir zaman kelak. Banyak manusia yang akan sesat karenanya, dan banyak pula yang mendapat hidayah karenanya. Yang sesat karenanya tidak lain adalah orang-orang fasik.”

Sifat-Sifat Dajal

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam banyak haditsnya telah menyebutkan sifat dan ciri dari Dajal, diantaranya sabda beliau:

مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الْأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلَا إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَمَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر

“Tidak ada seorang nabi pun melainkan pasti memperingatkan umatnya dari si buta sebelah yang suka berdusta (Dajal). Sesungguhnya dia itu buta sebelah matanya, dan Rabb kalian tidak buta sebelah mata-Nya. Diantara kedua matanya tertulis Kaf Fa’ Ra’ (Kafir).” [HR. Muslim no. 2933]

لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ مِنْهُ، مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ، أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ، مَاءٌ أَبْيَضُ، وَالْآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ، نَارٌ تَأَجَّجُ، فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ، فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ، ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ، فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ، وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ، عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيظَةٌ، مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ، يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ

“Sungguh aku benar-benar tahu apa yang dibawa oleh Dajal. Dia akan membawa dua buah sungai yang mengalir, salah satunya terlihat seperti air yang jernih dan yang satunya lagi seperti api yang menyala-nyala. Jika ada yang mendapatinya, maka datangilah sungai yang terlihat seperti api itu dengan mata terpejam, kemudian tundukkan kepala lalu minumlah darinya, karena hakikatnya itu adalah air yang dingin. Dan sesungguhnya Dajal itu buta, di matanya terdapat daging tumbuh yang tebal, di antara kedua matanya tertulis ‘kafir’, yang bisa membacanya hanyalah seorang mukmin, baik dia pandai baca tulis maupun tidak.”  [HR. Muslim no. 2934]

Kisah Munculnya Dajal

Dalam Shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan:

“Dajal akan keluar dari sebuah celah yang ada di antara Syam dan Irak, kemudian dia akan melakukan kerusakan di kanan dan kirinya. Wahai hamba-hamba Allah, kokohlah kalian!”

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasululullah, berapa lama dia akan berada di bumi?” Nabi menjawab: “Empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, dan satu hari seperti satu pekan, kemudian hari-hari lainnya seperti hari biasa.”

Para sahabat bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, sehari yang seperti setahun itu apakah cukup bagi kami untuk menegakkan shalat sebanyak lima waktu?”, “Tidak, hitunglah seperti biasa kalian menghitung waktu masuk shalat.” Jawab beliau.

Kemudian para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, seberapa cepat dia berjalan di muka bumi?”, Nabi menjawab: “Secepat hujan yang diterpa angin. Dia akan mendatangi suatu kaum kemudian mengajak mereka untuk mengikutinya, mereka pun beriman kepadanya. Lalu dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, dan bumi untuk menumbuhkan tanaman. Ternak-ternak mereka pun merumput darinya, hingga punuk unta-unta mereka meninggi, ambing susu ternak-ternak mereka penuh, dan lambung-lambungnya terisi.

Kemudian dia akan mendatangi kaum lainnya dan mengajak mereka, namun mereka menolak untuk mengikutinya, dia pun meninggalkan mereka. Pagi harinya mereka mereka langsung ditimpa kekeringan yang menyebabkan harta mereka habis.

Kemudian dia melewati sebuah negeri yang sudah mati, dia berkata kepada negeri itu: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu!’, maka harta benda yang terkubur di negeri itu langsung keluar dan mengikutinya seperti rombongan lebah yang mengikuti ratunya.

Kemudian dia memanggil seorang pemuda yang gemuk, dia lalu menebas pemuda itu dengan pedang hingga terpotong menjadi dua bagian. Setelah itu Dajal memanggilnya, pemuda tadi pun datang menghampirinya dalam keadaan wajahnya berseri-seri sambil tertawa.” [HR. Muslim no. 2937]

Kemudian Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan kisah apa yang akan terjadi di akhir zaman nanti, berupa turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang akan membunuh Dajal di Bab al-Ludd di Palestina dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dst.

Meminta Perlindungan Dari Fitnah Dajal

Dari kabar yang disampaikan Nabi diatas, sangat jelas bahwa keluarnya Dajal merupakan sebuah fitnah (ujian) yang Allah berikan kepada umat manusia. Bahkan peringatan tentang keluarnya Dajal dan huru-hara serta kerusakan yang dia bawa olehnya telah dilakukan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ وَلَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ

“Sesungguhnya aku memperingatkan kalian darinya, tidak ada seorang nabi pun melainkan pasti memberi peringatan (tentang Dajal) kepada umatnya. Dan sungguh, Nabi Nuh pun telah memperingati umatnya.” [HR. at-Tirmidzi no. 2235 dan dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani]

Saking dahsyatnya fitnah yang ditimbulkan Dajal, kita selaku umat Islam diperintahkan untuk meminta perlindungan kepada Allah darinya. Bahkan di dalam ibadah yang paling mulia yaitu shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ، فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ: مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Jika salah seorang kalian telah selesai dari tasyahhud akhir (sebelum salam), hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara: dari adzab neraka Jahannam, adzab kubur, fitnah (ujian) di kehidupan dan kematian, serta dari keburukan fitnah al-Masih ad-Dajal.” [HR. Muslim no. 588]

Dan juga Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjadikannya sebagai salah satu dasar agar seorang hamba memperbanyak amalan di dunia ini, beliau bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا: طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، أَوِ الدُّخَانَ، أَوِ الدَّجَّالَ، أَوِ الدَّابَّةَ، أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ

“Segeralah mengerjakan amal (kebaikan) sebelum datang enam hal: terbitnya matahari dari arah barat, atau munculnya ad-Dukhan (asap), atau Dajal, atau ad-Dabbah (hewan melata), atau urusan pribadi masing-masing kalian (kematian), atau urusan umum (kiamat).” [HR. Muslim no. 2947]

Kita diperintahkan untuk banyak-banyak beramal sebelum tegaknya hari kiamat, karena setelah kiamat terjadi, maka amalan kebaikan apapun yang dilakukan seorang hamba tidak akan diterima.

Mengingkari Keluarnya Dajal Adalah Pemikiran Yang Sesat

Imam an-Nawawi asy-Syafi’i rahimahullah (W. 676 H) menyebutkan dalam kitab Syarh Shahih Muslim: “Pendapat yang dipegang oleh ahlus sunnah dan seluruh ahli hadits, demikian pula para ahli fikih dan para peneliti adalah penetapan akan keluarnya Dajal di akhir zaman. Sebaliknya, yang mengingkari pendapat ini adalah kelompok Khawarij (pemberontak pemerintah), Jahmiyah (para pengingkar nama dan sifat Allah), dan sebagian Mu’tazilah (para pengekor rasio).”

Syaikh Hamud bin ‘Abdillah at-Tuwaijiri rahimahullah (W. 1413 H) dalam kitab beliau Iqamah al-Burhan menjelaskan: “Tentang kabar akan keluarnya Dajal di akhir zaman, telah sah dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam lebih dari seratus sembilan puluh hadits baik yang shahih maupun yang hasan.” Kemudian beliau menyebutkan hadits-hadits tersebut.

Bahkan sekedar perintah Nabi agar kita meminta perlindungan dari fitnah Dajal saja sudah cukup sebagai penetapan tentang kebenaran akan munculnya Dajal di akhir zaman.

Sahabat Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu berkata,

إِنَّهُ سَيَجِيءُ قَوْمٌ مِنَ هَذِهِ الْأُمَّةِ يُكَذِّبُونَ بِالرَّجْمِ، وَيُكَذِّبُونَ بِطُلُوعِ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَيُكَذِّبُونَ بِالشَّفَاعَةِ، وَيُكَذِّبُونَ بِالْحَوْضِ، وَيُكَذِّبُونَ بِالدَّجَّالِ، وَيُكَذِّبُونَ بِعَذَابِ الْقَبْرِ، وَيُكَذِّبُونَ بِقَوْمٍ يَخْرُجُونَ مِنَ النَّارِ بَعْدَمَا أُدْخِلُوهَا

“Kelak akan ada suatu kaum dari umat ini yang akan mendustakan rajm (hukuman lempar batu bagi pelaku zina), mendustakan akan terbitnya matahari dari arah barat, mendustakan syafa’at, mendustakan al-Haudh (telaga Rasulullah di padang mahsyar), mendustakan akan keluarnya Dajal, mendustakan adzab kubur, dan mendustakan tentang sekelompok orang yang akan dikeluarkan dari neraka setelah mereka dimasukkan ke dalamnya.” [HR. ‘Abdurrazzaq ash-Shan’ani dalam al-Mushannaf no. 13364 dihasankan oleh Syaikh al-Albani]

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang benar-benar yakin dengan seluruh yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dan semoga Allah melindungi kita dari kesesatan hingga kita berjumpa dengan-Nya di surga.  Amin. AHP-IMN

Penulis: Abdul Halim Perawang

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *