Menggapai Berkah dengan Sedekah

Sedekah adalah memberikan harta kepada yang berhak untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Harta adalah sesuatu yang sangat dicintai oleh jiwa manusia, sehingga tidaklah ia memberikan hartanya kecuali kepada yang lebih ia cinta.

Hal ini menunjukkan atas kejujuran iman seorang hamba, oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan sedekah sebagai bukti atas kejujuran iman seorang hamba yang menyakini adanya pahala dari Allah Ta’ala. Adapun orang munafik terhalangi darinya, karena ia tidak meyakini adanya pahala yang Allah Ta’ala siapkan untuknya. Mari simak hadits berikut!

Takhrij Hadits

Hadits ini disebutkan dalam shahih Muslim no. 2588, sunan At-Tirmidzi no. 2029, sunan ad-Darimy no. 1718, musnad Ahmad no. 9008, shahih Ibnu Hibban no. 3317.

Perawi Hadits

Beliau bernama Abdurrahman bin Sakhr ad-Dausy, namun lebih dikenal dengan kunyahnya Abu Hurairah. Masuk Islam pada tahun 7 hijriyyah. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu selalu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai peristiwa hingga beliau termasuk sahabat yang banyak menghafalkan hadits hingga mencapai angka 5.344 hadits. Tumbuh kembang di Madinah dalam keadaan yatim, wafat di kota Madinah pada tahun 57 hijriyyah. Semoga Allah Ta’ala meridhainya.

Makna Global

Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita di dunia, justru ia menjadi sebab keberkahan harta yang kita miliki. Allah Ta’ala akan membalasnya baik di dunia ataupun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman;

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (Saba’: 39)

Tentu, yang dimaksud di sini adalah menginfakkan harta untuk perkara-perkara yang baik serta ketaatan kepada Allah Ta’ala. Namun jika harta tersebut digunakan untuk perkara-perkara yang akan menjauhkan dari ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka hal ini terlarang. Sebagaimana Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang orang-orang kafir,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُون

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi dari jalan Allah Ta’ala. Mereka akan terus menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Di dalam nerakalah mereka akan dikumpulkan.” (Al-Anfal: 37)

Allah Ta’ala menjelaskan bahwasannya orang-orang kafir, mereka berinfak dengan tujuan menyesatkan umat Islam dari jalan Allah Ta’ala. Hal tersebut mengantarkan mereka kepada kerugian serta penyesalan, karena tidak sesuai dengan tujuan infak yang sebenarnya. Orang-orang yang beriman tidaklah menginfakkan hartanya kecuali di jalan Allah Ta’ala, sehingga mereka mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu mintaah rezeki kepada Allah Ta’ala, karena Dia-lah Dzat yang Maha Pemberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya dan bersemangatlah dalam menempuh sebab-sebab harta kita diberkahi.

Faidah Hadits

1. Anjuran untuk bersedekah sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2. Bersedekah di jalan Allah Ta’ala untuk membela kebenaran adalah tanda keimanan seorang hamba.
3. Harta merupakan sesuatu yang disenangi oleh jiwa manusia. Jika ia gunakan harta tersebut untuk berinfak di jalan Allah Ta’ala, niscaya harta tersebut akan diberkahi oleh Allah Ta’ala.
4. Balasan itu sesuai dengan amalan yang kita kerjakan.
5. Sedekah akan menjadi sebab keberkahan harta yang dimiliki oleh seorang hamba. Wallahu a’lam. DW-UYS