oleh

Mengenal Tradisi Masa Jahiliah (Bag. 4): Ekstrem

Di antara tradisi masa jahiliah adalah sikap ekstrem terhadap tokoh atau ajaran tertentu.

Apa itu sikap ekstrem?

Menurut KBBI, ekstrem diartikan dengan hal yang keterlaluan dan cenderung fanatik. Sementara pelakunya disebut ekstremis. Yaitu orang yang melampaui batas kebiasaan di dalam membela atau menuntut sesuatu.

Sementara dalam istilah syariat sering dibahasakan dengan kata “ghuluw”. Artinya melampaui batasan yang telah ditetapkan.

Sikap Ekstrem Tercela Dalam Agama Islam

Allah Ta’ala berkata,

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kalian ekstrem dalam hal agama kalian, dan janganlah kalian berkata atas nama Allah kecuali yang benar.” (an-Nisa: 171)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya berlebihan menyanjung-nyanjung beliau. Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika berkhutbah di atas mimbar pernah menyampaikan, bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ»

“Janganlah kalian menyanjung-nyanjung aku secara berlebihan sebagaimana orang-orang Nasrani menyanjung-nyanjung (Isa) putera Maryam secara berlebihan. Aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah hamba Allah dan utusan-Nya”. (HR. Ibnu Hibban no.6339, sahih1)

Ekstrem dalam beragama bisa menjadi sebab kebinasaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوّ فِيْ الدِّيْنِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الغُلُوّ فِيْ الدِّيْنِ

“Hati-hatilah kalian dari ekstrem dalam hal agama, karena yang menyebabkan umat sebelum kalian binasa adalah ekstrem dalam hal agama.” (HR. an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad. Sahih)

Tradisi Masa Jahiliah, Ekstrem Terhadap Orang Alim dan Saleh

Sudah menjadi tradisi masa jahiliah, mengagunggkan dan menghormati orang-orang alim dan saleh setinggi-tingginya. Penghormatan itu melebihi batas yang semestinya, ekstrem. Berikut beberapa contohnya:

Menganggap Nabi Sebagai Anak Allah

Para Ahli Kitab ekstrem kepada para Nabi dan Rasul. Sampai-sampai mereka menjadikan Nabi sebagai anak Tuhan. Seperti kaum Nasrani yang meyakini bahwa Isa bin Maryam adalah anak Allah. Demikian pula Yahudi menganggap Uzair adalah anak Allah.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Orang-orang Yahudi berkata, Uzair itu Putera Allah. Sementara Nasrani mengatakan, al-Masih itu putera Allah. Itulah yang diucapkan mulut-mulut mereka, serupa dengan ucapan orang-orang kafir sebelumnya. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimana bisa mereka menyimpang?” (at-Taubah: 30)

Menuhankan Tokoh Agama

Termasuk ekstremitas tradisi masa jahiliah, menuruti para tokoh yang dianggap alim meskipun melanggar perintah Allah. Perkara yang jelas hukumnya haram, dianggap halal karena mengikuti tokohnya. Sebaliknya, perkara yang jelas halal dianggap haram.

Karena kebiasaan inilah mereka dianggap menuhankan para tokoh tersebut. Sebab mereka menghalalkan yang diharamkan Allah dan mengharamkan yang dihalalkan-Nya. Seakan-akan para tokoh itu punya kuasa untuk menentukan halal dan haram. Mengesampingkan Allah ‘Azza wa Jalla Tuhan semesta alam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata,

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Mereka menjadikan ahbar dan ruhban mereka sebagai Tuhan-tuhan selain Allah.” (at-Taubah: 31)

Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu yang dahulu beragama Nasrani mengatakan, “Mereka (kaum Nasrani) tidak menyembahnya.” Ia tidak mengerti maksud dari ayat tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُوْنوُا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئاً اِسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئاً حَرَّمُوهُ، فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ

“Mereka memang tidak menyembahnya. Akan tetapi apabila para tokoh itu menghalalkan sesuatu, mereka ikut menghalalkan. Dan apabila mengharamkan sesuatu mereka pun juga mengharamkan. Itulah bentuk peribadatan kepada mereka.” (HR. Tirmidzi no. 309, hasan)2

Ekstrem Zaman Sekarang Ala Jahiliah

Tradisi masa jahiliah ini masih dilestarikan hingga zaman sekarang. Perilaku ekstrem masih mewarnai kehidupan umat Islam. Setidaknya ada empat macam ekstrem yang masih ada hingga sekarang.

  1. Ekstrem di dalam permasalahan aqidah (keyakinan).

Yaitu berlebihan di dalam meyakini suatu perkara. Contohnya kaum Syiah Rafidhah, mereka meyakini para imam mereka mempunyai sifat-sifat rububiyah. Seperti mengetahui hal-hal gaib, mampu mendengar doa orang yang jauh, dan lain sebagainya.

Contoh lain, banyak orang meyakini ada benda atau orang tertentu yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Atau dapat meningkatkan penghasilan dan sebagainya. Itu semua merupakan keyakinan ekstrem, tradisi masa jahiliah yang sudah ditinggalkan Islam.

  1. Ekstrem di dalam permasalahan ibadah

Sering kita mendengar orang-orang yang dikenal rajin ibadah, tetapi jarang diketahui ia bercengkerama dengan masyarakat. Ternyata ia meyakini bahwa ibadah itu berarti meninggalkan pergaulan dengan manusia. Ia lebih senang menyendiri dan menyepi di tempat tertentu dalam rangka ibadah.

Hal ini merupakan tindakan ekstrem. Melampaui batas yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Bahkan segala bentuk ibadah yang tidak pernah dituntunkan Allah dan Rasul-Nya termasuk ekstremitas. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa mengerjakan amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka tertolak.” (HR. Muslim no. 1718 di dalam Shahihnya)

  1. Ekstrem di dalam bermuamalah dan sosial

Atas nama menghormati sesama dan berbaur dengan masyarakat, akhirnya syariat dikesampingkan. Berbagai aturan agama diabaikan, seperti ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan) di tempat tertentu, menghadiri berbagai hari raya nonmuslim, dan sebagainya.

  1. Ekstrem di dalam tradisi (adat istiadat)

Bersikukuh dengan adat istiadat yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat. Padahal adat tersebut menyelisihi syariat agama.3

Pedoman Islam Menyikapi Tradisi Ekstrem Jahiliah

Ekstrem terhadap orang-orang alim dan saleh adalah salah satu penyebab yang menjerumuskan orang-orang di masa jahiliah pada kubangan syirik. Maka kewajiban seorang muslim adalah memposisikan orang sesuai dengan kedudukannya, tidak kurang atau lebih.

Orang-orang yang berilmu dihormati karena ilmunya, orang saleh dicintai karena kesalehannya. Demikian para Nabi dan Rasul, mereka semua diikuti ajaran dan bimbingannya karena risalah ilahi yang mereka bawa. Bukan dengan dijunjung setinggi-tingginya melewati batas. Terlebih lagi sampai meyakini ada sifat ketuhanan pada diri mereka.

Toh mereka itu manusia biasa, yang membedakan adalah keutamaan yang diberikan Allah Ta’ala kepada mereka.

Demikian pula ajaran Islam, tidak perlu ekstrem dalam menjalankannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membimbing dengan sabdanya,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ

“Agama ini mudah. Tidak ada yang bersikap ekstrem dalam menjalankannya, kecuali ia akan kalah juga.” (HR. al-Bukhari no.39 di dalam Shahihnya)

Yakni, amalkan agama Islam sesuai bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa ditambah atau dikurangi.

Demikianlah penjelasan tentang sifat ekstrem yang merupakan kebiasaan jahiliah. Segala sifat yang dinisbatkan kepada jahiliah adalah tercela dalam Islam. Sebagaimana telah dijelaskan pada awal tulisan. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita dan kepada kaum muslimin untuk bisa menjauhi sifat ekstrem, Amin. AHS&FAI-ALF


1 Disahihkan Muhammad Nasiruddin di dalam Ghayatul Maram (123)

2 Dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin di dalam Silsilah ash-Shahihah (7/861).

3 Disadur dari kitab Syarah Kasyfu Syubuhat tulisan Muhammad bin Shalih.

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *