oleh

7 Keutamaan Malam Lailatul Qadr

-Fiqih-1,789 views

Bulan yang paling mulia dari dua belas bulan adalah bulan Ramadhan. Seperti halnya kemuliaan nabi Yusuf di antara saudara-saudaranya. Malam yang paling mulia pada bulan Ramadhan adalah sepuluh malam terakhir karena padanya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu, malam Lailatul Qadr. Malam Lailatul Qadr mempunyai banyak keutamaan, diantaranya adalah tujuh keutamaan yang telah kami rangkum berikut ini.

Malam Lailatul Qadr Lebih Utama dari Seribu Bulan

Allah Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya yang mulia,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan.” (Al-Qadr: 3)

Malam Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan, hal itu setara dengan delapan puluh tiga tahun empat bulan. Malam tersebut berada di antara sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, ada kemungkinan pada tanggal dua puluh tujuh ramadhan.1

Dosa-Dosa akan Terhapuskan

Barangsiapa yang berpuasa serta menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh iman dan berharap (pahala dari Allah), maka Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menegakkan shalat di malam Lailatul Qadr dengan penuh iman dan rasa harap maka dosa-dosanya yang telah lalu akan terhapuskan. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan berharap (pahala dari Allah) maka dosa-dosanya yang telah lalu akan terhapuskan.”2

Al-Qur’an Diturunkan pada Malam Lailatul Qadr

Allah ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَان

Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).’’ (al-Baqarah: 185)


Seorang ulama pakar tafsir terkemuka al-Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari rahimahullah menafsirkan ayat ini: “Allah jalla jalaluhu menyebutkan bahwasannya al-Qur’an turun dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan.”3

Malam yang Sangat Mulia dan Memiliki Kedudukan dalam Islam

Malam Lailatul Qadr adalah malam yang penuh dengan kemuliaan dan keagungan dalam pandangan syariat, sebagaimana dalam firman-Nya,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadr.” (al-Qadr: 1)

Berkata Imam as-Syafi’I rahimahullah,

“Al-Qadr bermakna hukum. Disebut Lailatul Qadr karena Allah Ta’ala menetapkan pada malam tersebut seluruh perkara yang akan terjadi pada tahun itu berupa kebaikan, musibah, rizki, dan yang lainnya.”

Beramal pada malam tersebut lebih utama dibandingkan beramal pada malam lainnya, berdasarkan firman Allah Ta’ala,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan.’ (Al-Qadr: 1)4

Imam az-Zuhri rahimahullah berkata, “Dia adalah malam yang agung lagi mulia.”5

Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab penamaannya adalah karena setiap amalan shalih (yang terpenuhi syarat-syaratnya) jika dilakukan oleh seorang muslim pada malam itu maka akan memiliki kedudukan di sisi Allah Ta’ala karena amalan tersebut diterima di sisi-Nya.

Turunnya Para Malaikat pada Malam Lailatul Qadr

تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

“Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb alam semesta untuk mengatur segala urusan.”(al-Qadr: 4)

Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata, “yaitu, dari segala penjuru langit dan Sidratul Muntaha akan turun ke bumi, mereka semua akan mengaminkan seluruh do’a para hamba hingga datang waktu fajar. Para malaikat serta malaikat Jibril akan turun pada malam Lailatul Qadr dengan (membawa) rahmat atas seizin Allah Ta’ala.6

Pada Malam itu Dijelaskan Segala Urusan dengan Penuh Hikmah

Sebagaimana dalam firman-Nya,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (ad-Dukhan: 3 – 4)

Al-Imam as-Si’di rahimahullah menafsirkan ayat,

فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

Pada suatu malam yang diberkahi.” Yaitu, melimpahnya kebaikan dan barakah. Itulah malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan. Dan firman-Nya,

يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ فِيهَا

Pada malam itu dijelaskan segala urusan dengan penuh hikmah” yakni di atas seluruh takdir kauniy (ketetapan yang pasti terjadi) dan takdir syar’i (ketetapan yang pasti Allah cintai) Allah menakdirkan, menetapkan, membedakan, dan menulisnya.7

Malam yang Penuh dengan Kesejahteraan hingga Terbitnya Fajar

سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Malam itu (penuh dengan) kesejahteraan sampai terbitnya fajar.”(al-Qadr: 5)

Malam Lailatul Qadr penuh dengan keselamatan dan kebaikan. Tidak ada kejelekan hingga terbitnya fajar.

Berkata Imam adh-Dhahhak rahimahullah, “Tidaklah Allah Ta’ala menetapkan pada malam itu kecuali hanya keselamatan saja, adapun pada malam-malam lainnya Allah akan menetapkan musibah dan keselamatan.”

Imam Mujahid rahimahullah mengatakan, “Dia adalah malam keselamatan yang setan tidak mampu melakukan kejelekan dan gangguan.”8

Semoga penjelasan ringkas seputar keutamaan malam Lailatul Qadr ini dapat menjadi motivator kita untuk bersungguh-sungguh dalam mencari malam Lailatul Qadr dan memanfaatkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah. (MHM-HMZ)

Penulis: Maulana Syifa’

Referensi:

  1. Al-Bayan fi Mazhab Imam as-Syafi’i karya Syaikh Abu Husain Yahya bin Abi Khoir rahimahullah.
  2. Taisir al-Karim ar-Rahman fii Tafsir Kalam al-Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Si’di (1307 – 1376 H) rahimahullah.
  3. Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah.
  4. Al-Kasyfu wa al-Bayan ‘an Tafsir al-Qur’an karya Imam Ahmad bin Muhammad as-Sa’laby rahimahullah.
  5. Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya Imam al-Qurthubi rahimahullah.
  6. Mausu’ah Fiqh al-Islami karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdillah at-Tuyajri rahimahullah.

1 Lihat al-Mausuah Fiqh al-Islami hlm. 165 karya Muhammad bin Ibrahim bin Abdillah at-Tuyajri.

2 HR. al-Bukhari no. 1901, 2014 dan Muslim no.175 di dalam kedua kitab shahihnya dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu.

3 Tafsir ath-Thabari hal 494.

4 Al-Bayan fii Mazhab Imam as-Syafi’I karya Syaikh Abu Husain Yahya bin Abil Khoir bin Salim as-Syafi’i.

ليلة القدر ليلة شريفة معظمة في الشرع؛ لقوله تعالى {إنا أنزلناه في ليلة القدر} [القدر: 1] [القدر: 1] .

قال الشافعي: و (القدر) : الحكم، وسميت: ليلة القدر؛ لأن الله تعالى يقدر

فيها ما يكون في تلك السنة، من خير، ومصيبة، ورزق، وغير ذلك) . والعمل فيها أفضل من العمل في غيرها؛ لقوله تعالى: {ليلة القدر خير من ألف شهر} [القدر: 3] [القدر: 3]

5 Al-Kasyfu wa al-Bayan ‘an Tafsir al-Qur’an 10/248 karya Syaikh Ahmad Bin Muhammad ats-Tsa’labi Abu Ishaq.

عَن الزُّهْرِيّ: هِيَ لَيْلَة العظمة والشرف

6 Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi) 20/133 karya Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Khazraji.

(تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ) أَيْ تَهْبِطُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ، وَمِنْ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى، وَمَسْكَنُ جِبْرِيلَ عَلَى وَسَطِهَا. فَيَنْزِلُونَ إِلَى الْأَرْضِ وَيُؤَمِّنُونَ عَلَى دُعَاءِ النَّاسِ، إِلَى وَقْتِ طُلُوعِ الْفَجْ

7 Taisir al-Karim ar-Rahman hlm. 771.

{فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ} أي: كثيرة الخير والبركة وهي ليلة القدر التي هي خير من ألف شهر

{يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ} أي: يفصل ويميز ويكتب كل أمر قدري وشرعي حكم الله به،

8 Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah hlm. 361.

سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر. أَيْ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ سَلاَمَةٌ وَخَيْرٌ كُلُّهَا لاَ شَرَّ فِيهَا إِلَى طُلُوعِ الْفَجْرِ،

قَال الضَّحَّاكُ: لاَ يُقَدِّرُ اللَّهُ فِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ إِلاَّ السِّلاَمَةَ وَفِي سَائِرِ اللَّيَالِيِ يَقْضِي بِالْبَلاَيَا وَالسَّلاَمَةِ،

وَقَال مُجَاهِدٌ: هِيَ لَيْلَةٌ سَالِمَةٌ لاَ يَسْتَطِيعُ الشَّيْطَانُ أَنْ يَعْمَل فِيهَا سُوءًا وَلاَ أَذًى