oleh

Keutamaan Istri-istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan wanita terbaik yang Allah Ta’ala pilihkan untuk mendampingi Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan di antara istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada yang langsung Allah Ta’ala nikahkan dengan beliau dari langit ketujuh1. Istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keutamaan yang besar dibandingkan dengan muslimah manapun. Berikut kami sebutkan beberapa keutamaan mereka radhiyallahu anhunna.

Hak Istri-istri Nabi Seperti Hak Seorang Ibu

Istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah ibu bagi kaum muslimin (Ummahatul Mukminin). Mereka memiliki hak yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin terhadap mereka. Tatkala hak tersebut dilalaikan, maka orang tersebut telah melakukan kemaksiatan dan dosa. Seperti halnya seorang anak yang meninggalkan hak kedua orang tuanya. Maka anak tersebut telah berbuat durhaka kepada orang tuanya.

Kecintaan kepada istri-istri Nabi sebagai ibunda kaum muslimin merupakan bentuk ibadah dan penunaian kewajiban. Dalam al-Quran Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada kita tentang istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dengan sebutan ummahatul mukminin (ibunda kaum muslimin). Allah Ta’ala berfirman:

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ

“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam lebih utama atas kaum mukminin dibandingkan diri-diri mereka sendiri dan para istri Nabi adalah ibunda-ibunda mereka.” (al-Ahzab: 6)

Imam al-Qurtubi (w. 671 H) rahimahullah menjelaskan makna ayat ini,

“Bahwasannya Allah Ta’ala telah memuliakan istri-istri Nabi dengan menjadikan mereka sebagai ibu kaum muslimin, yakni: wajib untuk mengagungkan, berbuat baik serta memuliakan istri-istri Nabi, dan diharamkan bagi seluruh laki-laki untuk menikahi istri-istri Nabi. Namun wajib untuk meletakkan tabir di hadapan mereka, tidak seperti kepada ibu-ibu mereka.”2

Istri-istri Nabi adalah Ahlul Bait Beliau

Istri seseorang adalah ahlu baitnya (keluarga dekat), demikian juga istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mereka adalah ahlu bait beliau. Hal ini sesuai dengan makna secara etimologi dan secara istilah syariat yang bersumber dari al-Quran dan sunnah. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرً

“Sesungguhnya Allah ingin menggugurkan dosa kalian, para ahlul bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya”.(al-Ahzab: 33)

Imam Ibnu Katsir (701 – 774 H) rahimahullah berkata di dalam tafsirnya3,

فقال تعالى مُخَاطِبًا لِنِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بأنهن إذا اتقين الله عز وجل كَمَا أَمَرَهُنَّ، فَإِنَّهُ لَا يُشْبِهُهُنَّ أَحَدٌ مِنَ النِّسَاءِ وَلَا يَلْحَقُهُنَّ فِي الْفَضِيلَةِ وَالْمَنْزِلَةِ

“Allah Ta’ala berkata, memaksudkan pembicaraan kepada istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila mereka bertakwa sebagaimana yang Allah Ta’ala perintahkan, maka tidak ada satu wanita pun yang semisal dengan mereka dan menyamai mereka dalam keutamaan dan pahala”.

Sehingga yang dimaksud ahlul bait pada ayat ini adalah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Begitu pula hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ خُبْزِ بُرٍّ مَأْدُومٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ حَتَّى لَحِقَ بِاللَّهِ

“Keluarga Muhammad tidak pernah makan dari bahan adonan roti hingga kenyang selama tiga hari (berturut-turut) sampai bertemu Allah (ajal menjemput –ed)”. (HR. al-Bukhari no.5423, di dalam Shahihnya)

Yang dimaksud dengan keluarga Muhammad di sini tidak lain adalah beliau dan istri-istri beliau.

Wasiat untuk Berbuat Baik kepada Istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi wasiat agar kita berbuat baik kepada ahlul bait beliau. Wasiat seseorang adalah perkara yang sangat penting baginya. Terlebih wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mana wajib bagi ummatnya untuk melaksanakan wasiat tersebut. Berikut redaksi wasiat beliau,

وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي

“Aku ingatkan kalian kepada Allah (untuk berbuat baik) terhadap ahlul baitku”. Beliau mengulang-ulangnya tiga kali. (HR. Muslim no. 2408, di dalam shahihnya)4

Hushain sebagai perawi hadis tersebut bertanya kepada Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu tentang makna ahlulbait dalam riwayat ini. Zaid bin Arqam menjawab, mereka adalah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Sahabat Zaid radhiyallahu ‘anhu menyebutkan bahwa para istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah ahlul bait beliau, di samping keluarga beliau lainnya yang diharamkan mendapatkan sedekah.

Maka yang dimaksud Nabi shallallahu’alaihi wa sallam di dalam hadis ini adalah seluruh anggota keluarga beliau yang diharamkan menerima sedekah sepeninggal beliau, yaitu keluarga Ali bin Abi Thalib, keluarga Aqil bin Abi Thalib, keluarga Ja’far bin Abi Thalib, dan keluarga Abbas bin Abdil Muthalib. (HR. muslim no.2408 )5 Sehingga termasuk di dalamnya pula istri-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Istri-istri Nabi adalah Para Wanita yang Terbaik

Istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik wanita, karena Allah Ta’ala menjadikan mereka sebagai pendamping orang terbaik yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan memilihkan untuk Nabi-Nya kecuali yang terbaik, termasuk pula istri, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

يَانِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ

“Wahai para istri Nabi, kalian tidak sama dengan wanita manapun jika kalian bertakwa”.(al-Ahzab: 32)

Maksudnya tidak ada yang menyamai keutamaan mereka, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

Pahala yang Besar Bagi Istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Allah Ta’ala menjanjikan kepada istri-istri Nabi dengan pahala yang yang amat banyak. Melebihi pahala wanita-wanita mukminah yang lain. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا

“Dan barangsiapa diantara kalian (istri-istri Nabi) yang tetap taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta ia mengerjakan amal saleh, kami akan berikan kepadanya pahala dua kali lipat dan kami sediakan untuknya rizki yang mulia”. (al-Ahzab: 31)

Demikian sekelumit keutamaan istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga menjadi tambahan wawasan ilmu bagi para pembaca, Amin. AHS-ALF


1 Yaitu Zainab bintu Jahsy radhiyallahu ‘anha . Sebagaimana termaktub di dalam al-Quran

فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا [الأحزاب: 37

“Ketika zaid telah menyelesaikan urusan dengannya maka kami nikahkan engkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) dengannya (Zainab).” (al-Ahzab: 37)

2 di dalam tafsir al-Qurtubi (14/123).

3 Tafsir Ibnu Katsir(363/6)

4 Jilid 4, hlm 1873.

5 Jilid 4, hlm 1873.