oleh

10 Keutamaan Bersedekah beserta Dalil-dalilnya

Keutamaan bersedekah sangatlah banyak. Allah Ta’ala telah menyebutkan di dalam al-Qur’an, begitu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan melalui lisannya yang mulia. Berikut ini di antara keutamaan bersedekah yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan hadist shahih:

Termasuk Sifat Orang-Orang Shaleh

Setelah Allah Ta’ala menyebutkan beberapa sifat orang-orang shaleh, Allah Ta’ala menyebutkan sifat berikutnya, yaitu

وَفِيَ أَمْوَالِهِمْ حَقّ لّلسّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Dan pada harta-harta mereka terdapat bagian untuk orang yang meminta dan orang yang menahan diri.” (Adz-Dzariyat: 19)

Bagian harta yang dimaksud dalam ayat ini adalah selain harta zakat karena ayat ini turun di Makkah sebelum hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara zakat diwajibkan di Madinah setelah hijrahnya beliau.1

Sehingga menjadi sebuah keutamaan bagi orang yang bersedekah ketika ia bersifat dengan sifatnya orang-orang shaleh.

Mendapatkan Ganti dari Allah

Allah Ta’ala berkata,

وَمَآ أَنفَقْتُمْ مّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرّازِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kalian sedekahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik Pemberi rezeki.” (Saba’: 39)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi kecuali akan turun dua malaikat. Salah satu dari mereka berkata, ‘Ya Allah berikanlah pengganti untuk yang bersedekah.’ Sementara yang lainnya mengatakan, ‘Ya Allah berikanlah kebinasaan kepada yang menahan hartanya.’.”2

Keutamaan bersedekah yang ini dapat melapangkan dada orang yang bersedekah ketika ia yakin terhadap janji Allah Ta’ala.

Berkembangnya Sedekah

Allah Ta’ala berkata,

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ

“Allah memusnahkan riba (yaitu melenyapkan harta tersebut atau menghilangkan berkahnya)3 dan menyuburkan sedekah.” (al-Baqarah: 276)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Barangsiapa yang bersedekah seukuran kurma dengan harta yang baik. Allah tidak akan menerima sedekah kecuali dari harta yang baik. Maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk orang tersebut, sebagaimana salah seorang dari kalian mengembangkan anak kudanya sampai memenuhi gunung.”4

Tidak Akan Mengurangi Harta

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Sedekah tidak akan mengurangi harta sedikit pun. Allah tidak akan menambahkan sesuatu kepada hamba yang pemaaf, kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ karena Allah Ta’ala kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”5

Berkata Imam Abul Walid Sulaiman bin Khalaf (403 – 474 H / 1012 – 1081 M) rahimahullah:

“Yang dimaksud dalam hadits ini adalah –wallahu a’lam– (Allah adalah Zat Yang Maha Mengetahui), sedekah tidak akan mengurangi harta karena harta yang disedekahkan akan diganti oleh Allah Ta’ala dengan pahala, juga harta yang disedekahkan tersebut menjadi sebab bertambah dan terjaganya harta.”6

Memadamkan Panasnya Alam Kubur

Di antara keutamaan bersedekah yang lainnya adalah, harta sedekah dapat menyelamatkan seseorang ketika di alam barzakh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panasnya alam kubur untuk orang yang bersedekah. Dan pada hari kiamat kaum mukminin akan berlindung di bawah naungan sedekahnya.”7

Mendapatkan Naungan di Akhirat Kelak

Mendapatkan naungan di hari yang tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala merupakan keutamaan bersedekah yang akan diraih di akhirat kelak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya sampai manusia dihisab.” Atau dikatakan, “Sampai manusia dihukumi antara mereka.”8

Meredam Murka Allah

Keutamaan bersedekah berikutnya adalah, bahwa sedekah dapat menghindarkan pelakunya dari murka Allah Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Sedekah secara sembunyi-sembunyi dapat meredam murka Rabb. Menyambung tali silaturahmi dapat menambah umur. Perbuatan baik dapat menjaga dari meninggalnya seseorang dalam keadaan buruk.”9

Melindungi dari Api Neraka

Sebuah kemenangan ketika seseorang terbebaskan dari api neraka. Ini pun termasuk keutamaan bersedekah yang akan Allah berikan di hari akhir kelak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),

“Tidaklah salah seorang di antara kalian kecuali pasti akan berbicara dengan Rabbnya tanpa ada penerjemah. Ketika ia melihat ke arah kanan, ia tidak melihat kecuali amalannya. Ketika ia melihat ke arah kiri, ia tidak melihat kecuali amalan yang telah ia kerjakan juga. Ia melihat ke depan, ia pun melihat neraka. Maka takutlah kalian dengan api neraka, meskipun hanya bersedekah dengan sepotong kurma.”10

Harta Sedekah adalah Harta yang Sebenarnya

Berkata shahabat Abdullah bin Syikhkhir radhiyallahu ‘anhu, “Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membaca surat at-Takatsur.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),

“Anak Adam berkata, ‘Hartaku, hartaku.’ Dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, Tidaklah dari hartamu kecuali yang engkau makan kemudian habis, atau yang engkau kenakan kemudian usang, atau yang engkau sedekahkan sehingga harta tersebut tetap kekal!?'” 11

Termasuk Amalan yang Mulia

Suatu hari datang seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya bertanya, “Amalan Islam apa yang paling utama?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

“Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal serta yang tidak kamu kenal.”12

Itulah 10 keutamaan bersedekah beserta dalil-dalilnya dari al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di sana masih banyak lagi keutamaan bersedekah yang tidak bisa kami sebutkan seluruhnya. Sepuluh keutamaan bersedekah ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa bersedekah merupakan ibadah yang mulia dan agung.

Semoga pembahasan yang ringkas ini bermanfaat bagi penulis secara khusus dan bagi para pembaca serta kaum muslimin secara umum. Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang diberi taufiq dan karunia-Nya untuk mengamalkan ilmu yang telah kita ketahui. Aamiin. (AAA/LTC/YSR)

Penulis: Abdullah al-Atsari

Referensi:

  • Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an. Karya Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi (600 – 671 H / 1204 – 1273 M) rahimahullah.
  • Tafsirul Qur’an al-Adzim. Karya Imam Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi (701 – 774 H / 1302 – 1373 M) rahimahullah.
  • Al-Muntaqa Syarh al-Muwatha’. Karya Imam Sulaiman bin Khalaf bin Sa’ad (403 – 474 H / 1012 – 1081 M) rahimahullah.

 

Footnotes

  1. Lihat Tafsir Qurthubi 17/38.

    إِنَّهُ حَقٌّ سِوَى الزَّكَاةِ يَصِلُ بِهِ رَحِمًا، أَوْ يَقْرِي بِهِ ضَيْفًا، أَوْ يَحْمِلُ بِهِ كَلًّا، أَوْ يُغْنِي مَحْرُومًا. وَقَالَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ، لِأَنَّ السُّورَةَ مَكِّيَّةٌ وَفُرِضَتِ الزَّكَاةُ بِالْمَدِينَةِ.

     

  2. HR. al-Bukhari no. 1347 dan Muslim no. 1010 di dalam kitab shahih keduanya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

    مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ، إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقاً خَلَفاً وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكاً تَلَفاً

     

  3. Lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/550.

    أَيْ يُذْهِبُهُ إِمَّا بِأَنْ يُذْهِبَهُ بِالْكُلِّيَّةِ مِنْ يَدِ صَاحِبِهِ، أَوْ يَحْرِمَهُ بَرَكَةَ مَالِهِ فلا ينتفع به، بل يعدمه بِهِ فِي الدُّنْيَا وَيُعَاقِبُهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

     

  4. HR. al-Bukhari no. 1401 dan no. 7430 di dalam kitab shahihnya dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

    مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلاَ يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الجَبَلِ

     

  5. HR. Muslim no. 2588 di dalam kitab shahihnya dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

    مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ

  6. Lihat al-Muntaqa Syarhul Muwatho’ 7/324.

    يُرِيدُ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ أَنَّ الصَّدَقَةَ لَا تُنْقِصُ الْمَالَ؛ لِأَنَّ مَا يُنْفَقُ فِي الصَّدَقَةِ فَالْعِوَضُ عَنْهُ مِنْ الْأَجْرِ وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ سَبَبٌ لِتَنْمِيَةِ الْمَالِ وَحِفْظِهِ

     

  7. HR. Thabrani no. 788. Hadits Hasan (lihat ash-Shahihah no. 3484). Dari shahabat ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu.

    إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ الْقُبُورِ، وَإِنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ

     

  8. HR. Ibnu Hibban no. 3299. Shahih (lihat Shahih at-Targhib wat Tarhib no. 872 – (17) ). Dari shahabat ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu.

    «كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ»، أَوْ قَالَ: «حَتَّى يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ»

     

  9. HR. al-Baihaqi no. 3442. Shahih (lihat Shahihul Jami’ no. 3760). Dari shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu.

    صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُرِ، وَفِعْلُ الْمَعْرُوفِ يَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ

     

  10. HR. al-Bukhari no. 7512 di dalam kitab shahihnya dari shahabat Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu.

    مَا مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ، فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

     

  11. HR. Muslim 3 – (2958) di dalam kitab shahihnya dari shahabat Abdullah bin Syikhkhir radhiyallahu ‘anhu

    يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟

     

  12. HR. al-Bukhari no. 12 dan Muslim no. 63 – (39) di dalam kitab shahih keduanya dari shahabat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu.

    أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ