oleh

Keutamaan Bagi Orang Tua yang Mengajari Anaknya Menghafal al-Quran

Mempunyai anak yang mampu menghafal al-Quran merupakan keutamaan yang sangat besar. Ternyata keutamaan itu tidak terbatas pada anak itu saja. Akan tetapi orangtua yang mengajari anaknya menghafal al-Quran pun tidak kalah keutamaannya.

Di samping rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas karunia anak saleh penghafal al-Quran, orangtua juga memperoleh ganjaran yang besar di akhirat nanti atas jerih payahnya mengajari sang buah hati menghafal al-Quran.

Bagi anda yang bercita-cita agar anak anda menghafal al-Quran, jangan ragu! Segera berikan motivasi kepada anak anda untuk mulai menghafal dan sampaikan keutamaannya. Berikut ini kami sebutkan di antara keutamaan mengajari anak menghafal al-Quran berdasarkan hadits yang sahih. Semoga Allah memberi anda kemudahan.

Hadits Keutamaan Mengajari Anak Menghafal Al-Quran

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَجِيْءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهِ: هَلْ تَعْرِفُنِيْ؟ أَنَا الَّذِيْ كُنْتَ أَسْهَرُ لَيِلَكَ وَأُظْمِئُ هَوَاجِرَكَ، وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ، وَأَنَا لَكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ، فَيُعْطَى الْمُلْكُ بِيَمِيْنِهِ وَالْخُلْدُ بِشِمَالِهِ وَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لاَ تُقَوَّمُ لَهُمُ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا، فَيَقُوْلاَنِ يَا رَبِّ أَنَّى لَنَا هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِتَعْلِيْمِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ. وَإِنَّ صَاحِبَ الْقُرْآنَ يُقَالُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِقْرَأْ وَارْقِ فِيْ الدَّرَجَاتِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِيْ الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ مَعَكَ

“Di hari Kiamat, al-Quran datang kepada penghafalnya dalam wujud lelaki yang pucat. Lantas ia berkata, kamu mengenalku? Aku yang selalu menemani malammu dan membasahi tenggorokanmu. Setiap pedagang itu di balik perniagaannya dan pada hari ini akulah yang mendukungmu di belakang setiap pedagang.

Maka ia diberi kerajaan di tangan kanannya dan diberi keabadian di tangan kirinya. Di atas kepalanya diletakkan mahkota kewibawaan, kedua orangtuanya diberi dua pakaian yang tidak sebanding meski diganti dengan dunia dan seisinya. Kedua orangtuanya berkata, “Ya Rabbi, bagaimana bisa kami mendapatkan ini?” Maka dijawab, karena kalian telah mengajarkan al-Quran kepada anak kalian.

Sungguh penghafal al-Quran akan dipanggil di hari kiamat, “bacalah dan naiklah beberapa tingkatan (di Surga); bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia! Karena kedudukanmu (di Surga) sesuai dengan akhir ayat yang kamu baca.”

(HR. ath-Thabrani no. 5894, dari Sahabat Abu Hurairah, Sahih)1

Keterangan Hadits Penghafal al-Quran

Maksud dari pengahafal al-Quran pada hadits di atas adalah seorang muslim yang mampu mengahafal al-Quran di luar kepala. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,

يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ

“Orang yang paling berhak menjadi imam shalat di suatu kaum adalah yang paling bagus hafalan al-Quran-nya.” (HR. Muslim no. 673 di dalam Shahihnya, dari Sahabat Abu Mas’ud al-Anshari)

Perbedaan tingkatan Surga yang ditunjukkan hadits di atas berdasarkan pada kualitas hafalan al-Quran ketika di dunia. Bukan berdasarkan keindahan bacaannya, sebagaimana yang dinyatakan oleh sebagian ulama.

Sehingga hadits ini sangat jelas menunjukkan keutamaan penghafal al-Quran. Namun, dengan syarat ia menghafalnya dalam rangka ikhlas mengharap wajah Allah ‘Azza wa Jalla, bukan keinginan duniawi dan harta benda semata.

Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan,

أَكْثَرُ مُنَافِقِيْ أُمَّتِيْ قُرَّاؤُهَا

“Mayoritas orang-orang munafik dari umatku adalah para penghafal al-Quran.” (HR. Ahmad no. 6637 dari Sahabat Abdullah bin Amer, sahih)2

Maksudnya adalah orang yang menghafal al-Quran sekedar ingin menjaga pamor dan terhindar dari celaan, padahal ia memiliki keyakinan yang menyelisihi al-Quran. Demikianlah sifat orang munafik di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.3

Apakah Orang Tua yang Mengajari Menghafal al-Quran Juga Mendapat Mahkota?

Berdasarkan hadits di atas, orang tua yang mengajari anaknya menghafal al-Quran hingga khatam maka akan diberi dua pakaian di Surga. Sementara sang anak yang menghafal mendapat mahkota kewibawaan.

Menjawab pertanyaan di atas, memang ada riwayat hadits yang menyebutkan bahwa orang tua yang mengajari pun mendapat mahkota. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat,

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ، فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا؟

“Barangsiapa menghafal al-Quran dan mengamalkan kandungannya, maka kedua orang tuanya akan diberi sebuah mahkota di hari Kiamat, yang kilau cahayanya lebih terang daripada sinar mentari pada rumah-rumah di dunia kalau sekiranya ada pada kalian. Lantas apa yang kalian kira tentang orang yang mengamalkannya?” (HR. Abu Dawud (2/70), dari Sahabat Muadz bin Anas al-Juhani, dhaif)

Namun, sanad hadits tersebut dhaif4 sehingga tidak dapat dijadikan landasan untuk beramal. Jika demikian, maka dapat dipahami bahwa yang mendapat mahkota adalah orang yang menghafal al-Quran, mempelajarinya dan beramal dengannya, bukan kedua orang tuanya!

Kesimpulannya, keutamaan bagi orang tua yang mengajari anaknya menghafal al-Quran adalah dipakaikan dua baju di Surga. Sementara sang anak yang menghafal akan diberi mahkota kewibawaan, sesuai hadits sahih yang disebutkan di awal artikel. Adapun tentang kedua orang tua yang juga mendapat mahkota, maka perlu dipelajari lebih lanjut lagi. Semoga Allah memudahkan penulis dan pembaca sekalian untuk meneliti lebih lanjut tentang hadits tersebut. FAI-IBR

Penulis: Fahri Abu Ilyas


1Lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (6/792)

2Idem (2/375)

3Lihat Faidh al-Qadir (2/80)

4Lihat Dha’if Sunan Abi Dawud (2/70)

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *