oleh

Keindahan Islam yang Harus Diketahui Setiap Muslim

Keindahan Islam tercermin dari sempurnanya agama tersebut dan keluhuran budi pekerti pemeluknya. Sebagai seseorang yang beragama Islam, kita pasti senang dan bangga. Karena hal ini merupakan sebuah kenikmatan yang tidak didapatkan oleh semua orang.

Sebagai bentuk syukur atas kenikmatan ini, mari kita bersama berupaya menyelami keindahan agama Islam. Semoga dengan upaya ini, Allah memberikan kepada kita keistiqamahan yang kokoh di atas jalan yang lurus. Amin. Berikut ini di antara keindahan Islam,

Satu-satunya Agama yang Diridhai oleh Allah

Poin ini adalah pokok utama yang mendasari seluruh keindahan Islam. Keridhaan Allah Ta’ala hanya terletak pada agama Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata,

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah Ta’ala hanyalah agama Islam.” (Ali Imran: 19).

Siapa yang tak bangga dan senang ketika Allah Ta’ala hanya meridhai agama yang kita peluk, dan tidak meridhai agama lainnya.

Dalam ayat lain Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima agama tersebut darinya. Dan dia di akhirat termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali Imran: 85).

Agama Pemersatu dan Bukan Pemecah Belah

Keindahan Islam yang ini telah dirasakan sejak diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga akhir zaman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Berpegang teguhlah kalian semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian berpecah belah. Ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (di masa jahiliah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah (berupa Islam) orang-orang yang bersaudara. Ingatlah pula ketika kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103).

Dalam kesempatan lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan beberapa perkara yang diridhai oleh Allah Ta’ala, di antaranya adalah,

وأنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا

“Hendaklah kalian semua berpegang teguh dengan tali agama Allah dan jangan berpecah belah!”1

Menyelamatkan Manusia dari Jurang Kebinasaan

Keselamatan adalah idaman setiap manusia, dan itu terletak pada agama Islam. Inilah salah satu keindahan Islam yang akan dirasakan oleh pemeluknya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Allah sebagai pelindung bagi orang-orang yang beriman. Dialah yang mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Adapun orang-orang kafir, maka pelindung-pelindung mereka ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (al-Baqarah: 257)

Agama yang Mengusung Kemudahan Demi Kemudahan

Itulah keindahan Islam, di dalam ajarannya selalu didapati kemudahan demi kemudahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesusahan bagi kalian.” (al-Baqarah: 185).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa agama Islam ini benar-benar mudah. Beliau bersabda,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ،

“Sungguh agama (Islam) ini mudah. Tidaklah seseorang bersikap berlebihan padanya kecuali ia akan celaka.”2

Agama yang Paling Sempurna

Keindahan Islam yang agung ini dapat dipastikan dengan tanpa keraguan, karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berkata,

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian (Islam), telah Aku tuntaskan nikmat-Ku untuk kalian, dan Aku ridha Islam sebagai agama bagi kalian.” (al-Maidah: 03).

Disebutkan dalam sebuah hadits, suatu hari datang seorang musyrik kepada sahabat Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu seraya berkata,

“Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu, hingga permasalahan buang air?”

Sahabat Salman radhiyallahu ‘anhu pun menjawab,

أجَلْ لقَدْ نَهانا أنْ نَسْتَقْبِلَ القِبْلَةَ لِغائِطٍ، أوْ بَوْلٍ، أوْ أنْ نَسْتَنْجِيَ باليَمِينِ، أوْ أنْ نَسْتَنْجِيَ بأَقَلَّ مِن ثَلاثَةِ أحْجارٍ، أوْ أنْ نَسْتَنْجِيَ برَجِيعٍ، أوْ بعَظْمٍ

“Tentu iya. Sungguh beliau telah melarang kami untuk menghadap kiblat ketika buang air besar dan kecil, membersihkan kemaluan dengan tangan kanan, membersihkan kemaluan dengan kurang dari tiga batu, dan membersihkan kemaluan dengan tulang atau kotoran (yang telah mengering).”3

Seluruh Bayi Terlahir di Atas Agama Islam

Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap bayi terlahir di atas fitrah (yakni agama Islam). Ayah dan ibunya lah yang menyebabkan bayi tersebut menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi.”4

Hadits ini juga menunjukkan betapa besarnya peran kedua orang tua dalam keberlangsungan agamanya sang bayi.

Agama yang Dijamin Keutuhan dan Kemurniannya

Keindahan Islam yang agung ini menjadikan kita sangat yakin bahwa agama Islam inilah agama yang benar. Allah Ta’ala menjamin keutuhan dan kemurnian agama Islam ini dengan firman-Nya,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami (Allah) yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami juga yang benar-benar akan menjaganya.” (al-Hijr: 9).

Allah ‘Azza wa Jalla telah menjamin keutuhan dan kemurnian kitab suci al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup pemeluk agama Islam.

Agama Seluruh Para Nabi dan Rasul

Islam adalah agamanya nabi yang pertama, Nabi Adam ‘alaihis salam, hingga nabi yang terakhir, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Sungguh telah Kami (Allah) utus pada setiap umat seorang rasul untuk menyeru kepada peribadahan hanya untuk Allah semata dan menjauhi kesyirikan.” (an-Nahl: 36).

Beribadah hanya kepada Allah Ta’ala semata dan menjauhi perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun merupakan hakikat dari ajaran Islam yang mulia ini.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam juga pernah bersabda,

وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

“Para Nabi itu bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda-beda, namun agama mereka sama (yaitu Islam).”5

Agama yang Dikuatkan dengan Bukti-bukti Nyata

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما مِنَ الأنْبِياءِ مِن نَبِيٍّ إلَّا قدْ أُعْطِيَ مِنَ الآياتِ ما مِثْلُهُ آمَنَ عليه البَشَرُ، وإنَّما كانَ الذي أُوتِيتُ وحْيًا أوْحَى اللَّهُ إلَيَّ، فأرْجُو أنْ أكُونَ أكْثَرَهُمْ تابِعًا يَومَ القِيامَةِ

“Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah diberi keistimewaan khusus yang tidak diberikan kepada manusia lainnya yang beriman. Di antara keistimewaan yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang telah Allah turunkan kepadaku, maka aku berharap supaya aku menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya di hari Kiamat kelak.”6

Keistimewaan yang diberikan kepada para nabi dan rasul biasa disebut juga dengan mukjizat. Di antara fungsi mukjizat para nabi dan rasul adalah untuk meyakinkan umatnya bahwa ajaran yang mereka bawa adalah ajaran yang benar (dari sisi Allah).

Ini hanya penyebutan sebagian kecil saja dari keindahan-keindahan Islam. Masih banyak lagi keindahan Islam dan keutamaannya yang belum disebutkan di sini. Dengan mengetahui keindahan Islam yang disebutkan di atas, tidakkah kita berbangga dan senang dengan ajaran Islam yang kita peluk ini?

Saudaraku kaum muslimin, mari kita benahi kehidupan beragama kita. Kita semestinya sangat bangga dan senang dengan agama Islam ini. Tanpa rasa gengsi dan takut kita tampakkan syiar-syiar agama Islam yang mulia ini. Ingatlah, penjagaan Allah Ta’ala akan selalu diraih oleh orang yang menjaga agama-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

احْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،

“Jagalah (agama) Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah (agama) Allah, niscaya engkau akan dapati Dia ada dihadapanmu (membimbingmu).”7

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kami dan juga kaum muslimin seluruhnya. Amin. Wabillahittaufiq. AAA/MPS-THR

Penulis: Abdullah al-Atsari

Referensi:

  • Shahih Bukhari karya Imam al-Bukhari rahimahullah.
  • Shahih Muslim karya Imam Muslim rahimahullah.
  • Sunan at-Tirmidzi karya Imam Abu Isa at-Tirmidzi rahimahullah.

Footnotes

  1. HR. Muslim no. 1715 di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

    إنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاثًا، وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاثًا، يَرْضى لَكُمْ أنْ تَعْبدُوهُ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وأنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا، وأنْ تُنَاصِحُوا مَنْ وَلاهُ اللهُ أمْرَكُمْ؛ وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاثًا قيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وإِضَاعَةَ الْمَالِ

  2. HR. al-Bukhari no. 39 di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
  3. HR. Muslim no. 262 di dalam shahihnya dari sahabat Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu.

    قِيلَ له: قدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ كُلَّ شيءٍ حتَّى الخِراءَةَ

  4. HR. al-Bukhari no. 1319 di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

  5. HR. al-Bukhari no. 3187 di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
  6. HR. al-Bukhari no. 4598 di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
  7. HR. at-Tirmidzi no. 2516 di dalam sunannya dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Hadits Shahih.