oleh

Kedudukan Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melihat kalbu hamba-hamba-Nya sebagaimana disebutkan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mendapati kalbu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kalbu yang paling baik, sehingga Allah Ta’ala memilih beliau serta mengutusnya dengan membawa risalah yang diamanahkan kepada beliau.

Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mendapati kalbu para sahabat adalah sebaik-baik kalbu setelah baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka sebagai pendamping dan pembela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berperang demi membela agama Allah ta’ala.

Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah generasi yang pertama kali beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melalui mereka, al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai kepada kita. Oleh sebab itu mereka mendapatkan kedudukan yang istimewa, tidak dimiliki oleh yang lain. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

Lafazh dan Terjemahan Hadits

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ، ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلاَ نَصِيفَهُ

Dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mencerca para sahabatku, kalau seandainya salah seorang di antara kalian berinfaq emas sebesar gunung uhud, niscaya tidak akan menyamai infaq 1 mud salah seorang dari mereka (sahabat) dan tidak pula setengahnya”.

 

Takhrij Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari rahimahullah dalam kitab fadhail ash-Shahabah (keutamaan para Sahabat) no.3673 dan juga Imam Muslim pada judul kitab yang sama no.2541.

Perawi Hadits

Beliau adalah sahabat yang mulia. Abu Sa’id Al-Khudry beliau bernama Sa’ad bin Malik bin Sinan Al Khudry Al Anshary, sahabat Abu Sa’id radhiyallahu’anhu ikut serta dalam perang khandaq bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan 12 pertempuran yang lain. Beliau termasuk sahabat yang ikut peristiwa bai’ah ridhwan.

Shahabat Abu Sa’id termasuk deretan ahli fikih yang sangat bersungguh-sungguh sehingga beliau banyak meriawayatkan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau wafat di kota madinah tahun 74 hijriyah. Semoga Allah meridhainya.

Penjelasan global

Merupakan salah satu prinsip bagi hamba muslim yang sejati ialah memuliakan para sahabat serta menjunjung tinggi kedudukan mereka, tidak mencelanya atau yang lebih dari itu (mengkafirkannya).

Maksud hadits di atas: salah seorang di antara kalian tidak akan mendapatkan pahala sebesar apa yang didapat oleh sahabat dari sedekah mereka. Nilai pahala infaq emas sebesar gunung Uhud yang kalian kerjakan tidak ada bandingannya dengan nilai pahala infaq satu atau setengah mud yang dikerjakan oleh para sahabat. Hal ini disebabkan beberapa hal berikut,

  1. Harta yang mereka infaqkan adalah sesuatu yang mereka butuhkan, karena keadaan yang mendesak.
  2. Sebab terbesar adalah pertolongan serta penjagaan mereka terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mengapa sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meraih pahala yang berlipat-lipat adapun manusia yag lain tidak, padahal amalan yang dikerjakan sama? Tentu, karena mereka lah generasi awal yang membuka jalan kebenaran, hidayah dan kebaikan, maka merekalah yang berhak meraih keutamaan yang tidak ada bandingannya.

Begitu pula karena mereka bersahabat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka mengerahkan jiwanya untuk membela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta agamanya. Balasan itu sesuai dengan amalannya.

Dalam hadits bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم)

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku kemudian setelahnya dan yang setelahnya”. (HR. Imam Bukhari no. 2652 dan Imam Muslim no. 2533).

Hal ini menunjukkan betapa mulianya mereka, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk mencela mereka terlebih mengkafirkannya. Wal’iyadzu billah.

Faidah hadits

  1. Agungnya kedudukan para sahabat radhiyallahu ‘anhu, mereka lah golongan termulia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .
  2. Pentingnya amal saleh. Adanya kedudukan seorang hamba dengan amalannya, karena para sahabat mendapatkan apa yang mereka dapatkan karena mereka mensifati dirinya sebagai orang yang jujur dalam imannya dan berjihad.
  3. Sepantasnya seorang muslim mencintai sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mengenali keutamaan mereka, karena mereka adalah orang-orang yang lebih dahulu masuk islam.
  4. Bagaimana pun amalan seorang hamba, ia tidak akan bisa mencapai kedudukan para sahabat, karena mereka lah yang lebih dahulu berperang dan beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .
  5. Mencela sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , terkandung padanya celaan terhadap agama Islam. Wallahu a’lam. DW-AAK