oleh

Jenis Muamalah dengan Orang Kafir yang Diperbolehkan dalam Syariat

-Jual Beli-639 views

Berniaga dan melakukan muamalah dengan orang kafir merupakan suatu hal yang tak terelakkan dalam beberapa kondisi. Terutama bagi kaum muslimin yang berdomisili di daerah yang dikelilingi oleh orang kafir. Bahkan dalam situasi tertentu kadang tidak bisa mendapatkan keperluan yang dicari kecuali harus dari orang kafir.

Agama Islam Penuh dengan Kemudahan, Keadilan, dan Rahmat

Islam merupakan agama yang indah dan mudah bagi para pemeluknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 إِنَّ ‌الدِّينَ ‌يُسْرٌ، ‌وَلَنْ ‌يُشَادَّ ‌الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorang pun yang memberatkan diri dalam beragama kecuali dia sendiri akan terkalahkan. Maka berusahalah menetapi dan mendekati kebenaran. Bergembiralah dan carilah bantuan dengan melakukan ibadah di pagi hari, sore hari, dan sebagian malam.” 1

Islam juga menjunjung tinggi keadilan di antara makhluk hidup. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ ‌ٱللَّهَ ‌يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kalian) untuk berlaku adil, berbuat baik, berbagi kepada kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan kezaliman. Dia memberi nasihat kepada kalian agar kalian mengambil pelajaran.” (an-Nahl: 90)

Demikian pula Islam sebagai rahmat bagi alam semesta.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَآ ‌أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ 

“Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad!) (dengan membawa agama Islam) melainkan sebagai bentuk rahmat (kasih sayang) terhadap alam semesta.” (al-Anbiya’: 107)

Tentu syariat dan hukum yang terkandung dalam agama Islam ini pun penuh dengan kebaikan, karena Islam merupakan agama yang sempurna.

Allah Ta’ala berfirman,

ٱلۡيَوۡمَ ‌أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ

“Pada hari ini Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian (Islam) dan Aku sempurnakan nikmat-Ku kepada kalian, serta telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kalian.” (al-Maidah: 03)


Baca Juga: Apakah Pantas Seorang Muslim Mengidolakan Orang Kafir?


Hukum Perniagaan dengan Orang Kafir

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Abdirrahman rahimahullah -mufti kerajaan Arab Saudi- pernah ditanya terkait hukum berniaga dengan orang kafir dengan pertanyaan berikut,

“Orang-orang yang tinggal di negara-negara kafir seperti di Amerika, Inggris, dan di tempat lain berinteraksi (sosial) dengan orang-orang kafir, bagaimana hukumnya?”

Jawaban Beliau rahimahullah

Beliau rahimahullah menjawab,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, sedangkan pakaian perang beliau tergadaikan kepada seorang Yahudi. Sehingga yang terlarang adalah loyalitas/kesetiaan ideologis. Adapun jual beli, maka tidaklah mengapa. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membeli beberapa ekor domba dari seorang paganis (penyembah berhala), kemudian membagikannya kepada para sahabat beliau.

Yang dilarang itu tidak lain adalah sikap loyal dan rasa cinta kepada mereka, serta upaya membantu mereka untuk mengalahkan kaum muslimin. Adapun jika seorang muslim berjual beli barang kepada mereka atau meminta tolong kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan (duniawi), maka yang demikian tidak ada masalah.

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyantap hidangan dari seorang Yahudi. Memang makanan mereka itu halal bagi kita. Sebagaimana (Allah) Yang Mahasuci telah berfirman,

وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ

Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi al Kitab (Yahudi dan Nashrani) halal bagi kalian, dan makanan kalian halal (pula) bagi mereka. (al-Ma’idah: 5)

Ini termasuk di antara pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh yang mulia, selama pelaksanaan haji tahun 1407 hijriah. (Kumpulan Fatwa dan Artikel Syaikh Ibnu Baz 19/60)

2

 

Referensi:

  1. Majmu’ Fatawa wa Maqalat al Mutanawwi’ah karya mufti Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdillah bin Abdirrahman rahimahullah (W. 1420 H).
  2. Shahih al-Bukhari karya Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari -seorang pakar hadits kaliber dunia dan pemilik kitab paling shahih di muka bumi setelah al-Qur’an- rahimahullah (W. 256)

(ZDN/AAA/UAK)

Alih Bahasa: Muhammad Zidan

Footnotes

  1. HR. al-Bukhari no. 39 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
  2. وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ
    السؤالالذين يعيشون في بلاد الكفر في أمريكا وبريطانيا وغيرها يتعاملون مع الكفار، ما أدري ما الحكم في ذلك؟

    الجواب: النبي ﷺ مات ودرعه مرهون عند يهودي، والمحرم الموالاة، أما البيع والشراء فما فيه شيء، اشترى ﷺ من وثني أغنامًا، ووزعها على أصحابه ﷺ
    وإنما المحرم موالاتهم ومحبتهم، ونصرهم على المسلمين، أما كون المسلم يشتري منهم ويبيع عليهم، أو يضع عندهم حاجة، فما في ذلك بأس، حتى النبي ﷺ أكل طعام اليهود، وطعامهم حل لنا، كما قال سبحانه: وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلُّ لَّهُمْ [المائدة:5][1]

    من ضمن الأسئلة المقدمة لسماحته في حج 1407هـ. (مجموع فتاوى ومقالات الشيخ ابن باز 19/ 60)