oleh

Jaminan Surga Bagi Orang yang Menjaga Lisannya

Lisan merupakan salah satu karunia Allah Ta’ala yang diberikan kepada hamba. Dengan lisan, seorang bisa berdzikir, membaca al-Qur’an dan lain sebagainya. Namun, nikmat yang agung ini sering dilalaikan oleh manusia. Acap kali mereka menggunakan nikmat ini dalam perkara yang sia-sia, bahkan justru dalam perkara yang membuahkan dosa.

Bagi mereka, perbuatan ghibah, namimah (adu domba), dan mencela adalah suatu hal yang biasa. Padahal, semua itu bakal diakhiri dengan kerugian yang tiada tara. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengancam pelaku perbuatan-perbuatan tersebut dengan Neraka. Dan sebaliknya, Allah menjanjikan bagi orang-orang yang menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tersebut dengan Surga.

Hadits Jaminan Surga Bagi Orang yang Menjaga Lisan

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ

Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang menjaga antara kedua jenggotnya (lisan) dan antara kedua kakinya (kemaluan), aku jamin surga untuknya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam kitab Sahihnya no. 6474.

Perawi Hadits

Beliau adalah sahabat yang mulia Sahl bin Sa’ad bin Malik Al-Anshary As-Sa’idi. Beliau termasuk sahabat yang tersohor ketika itu. Sahabat inilah yang terakhir meninggal dunia di kota Madinah dalam usia 100 tahun, tepatnya pada tahun 91 Hijriyah. Semoga Allah Ta’ala meridhai beliau.

Penjelasan Global Tentang Hadits Menjaga Lisan

Yang dimaksud dengan “antara kedua jenggotnya” adalah lisan. Adapun yang dimaksud antara “kedua kakinya” adalah kemaluan, hal ini mencakup pria maupun wanita.

Barangsiapa yang menjaga lisannya dari ucapan-ucapan terlarang, baik berdusta, berbuat ghibah, namimah, menipu, dan lain sebagainya, begitu pula ia menjaga kemaluannya dari perbuatan zina dan segala sesuatu yang dapat mengantarkan seseorang dalam perzinaan, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjamin baginya surga.

Dosa lisan sama seperti dosa kemaluan, keduanya sangat membahayakan. Lisan memiliki hasrat untuk berbicara, sehingga ia berlebihan dan senang membicarakan kehormatan orang lain.

Disebutkan di dalam al-Qur’an tentang ciri para pendosa dari kalangan orang kafir. Allah Azza wa Jalla berkata,

وَإِذَا انقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمُ انقَلَبُوا فَكِهِينَ

“Jika mereka kembali kepada keluarganya, mereka kembali dalam keadaan gembira.” (Al-Muthaffifin: 31)

Yaitu kembali dalam keadaan suka ria karena membicarakan orang-orang mukmin1. Sehingga kita ketahui, bahwa perkara yang paling mereka senangi adalah berbicara tentang kehormatan manusia.

Al-Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata,

دَلَّ الْحَدِيثُ عَلَى أَنَّ أَعْظَمَ الْبَلَاءِ عَلَى الْمَرْءِ فِي الدُّنْيَا لِسَانُهُ وَفَرْجُهُ فَمَنْ وُقِيَ شَرَّهُمَا وُقِيَ أَعْظَمَ الشَّرِّ

“Hadits ini menunjukkan, bahwa ujian terberat di dunia bagi seseorang adalah pada lisan dan kemaluannya. Barangsiapa yang mampu menjaganya maka ia akan terjaga dari keburukan yang paling besar.”2

Faidah Hadits Menjaga Lisan

  1. Hadits ini menjelaskan tentang besarnya perkara lisan, dan perkara lisan ini bukanlah perkara yang sepele atau remeh, bahkan sangat berbahaya.
  2. Hendaknya kita selalu menjaga lisan dan memanfaatkannya dalam perkara yang baik.
  3. Larangan dari berbuat ghibah, namimah, dan lain sebagainya. Karena yang demikian itu merupakan ketergelinciran lisan.
  4. Jaminan surga dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bagi siapa saja yang menjaga lisan dan kemaluannya.

DW-THR

Penulis: Dawud Malang


1 Lihat kitab Taisir al-Karim ar-Rahman

2 Fathul Bari (Juz 11)