oleh

Inilah Waktu Terbaik Anda Berdoa

Pembaca yang dirahmati Allah…

Kali ini kami akan sedikit mengulas tentang sebuah hadits yang mengandung keutamaan shalat malam. Semoga dapat membangkitkan semangat kita menegakkan shalat malam.

Matan dan Terjemahan Hadits

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa salam bersabda: “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam di sepertiga malam terakhir. Seraya mengatakan: siapa saja yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan. Siapa saja yang meminta kepada-Ku maka akan Aku penuhi permintaannya. Siapa saja yang meminta ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni dosa-dosanya.”

Takhrij Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh imam al-Bukhari didalam shahih Bukhari no. 1145, 7494, imam Muslim di dalam shahih Muslim no. 168, imam Ahmad di dalam Musnadnya no. 7592, 7622, 10313, dan yang selain mereka.

Perawi hadits

Beliau adalah sahabat Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausiy al-Yamani. Beliau berasal dari yaman dari kabilah Daus. Masuk islam ketika berlangsungnya pertempuran Khaibar. Beliau bermulazamah (duduk bersimpuh menimba ilmu) di hadapan nabi shallallahu `alaihi wa salam dan tidak pernah berpisah dari beliau.

Abu Hurairah sangat bersemangat mengikuti majlis-majlis bersama nabi shallallahu `alaihi wa salam. Beliau tidak pernah sekalipun tertinggal dari mendengarkan petuah petuah nabi shallallahu `alaihi wa salam. Bahkan, beliau rela tinggal di emperan masjid nabawi agar tidak tersibukkan dari mendengar dan menghafal hadits nabi shallallahu `alaihi wa salam. bahkan, terkadang Abu Hurairah mengganjal perutnya dengan batu karena menahan lapar.

Beliau adalah sahabat yang mendapat do’a nabi shallallahu `alaihi wa salam agar diberikan hafalan yang kuat. Sehingga, beliau menjadi sahabat yang paling banyak menghafal dan meriwayatkan hadits Rasul shallallahu `alaihi wa salam. beliau tinggal bersama Rasulullah shallallahu `alaihi wa salam selama tiga tahun. Sebagaimana penuturan beliau sendiri.

Abu Hurairah meninggal di Madinah pada tahun 57 hijriyyah di akhir-akhir masa khalifash Muawiyah bin Abi Sufyan. Beliau meninggal di umur 78 tahun radhiyallahu ‘anhu.

Makna hadits

Rasulullah shallallahu `alaihi wa salam memberitakan bahwa Allah Ta’ala Turun ke langit dunia di setiap sepertiga malam terakhir. Allah turun ke langit dunia sesuai dengan keagungan Allah Ta’ala. Hal ini menunjukkan keutamaan waktu itu dan bahwasannya ibadah di waktu itu lebih utama daripada di waktu lain.

Allah menyerukan kepada siapa saja yang mau bangun di saat manusia sedang terlelap dalam tidur mereka. Menyeru mereka yang beribadah, berdo’a memohon ampun kepada-Nya di waktu ini. Bahwa Allah akan memenuhi permohonan dan amalan mereka jika mereka ikhlas.

Hadits ini juga sebagai motivasi bagi orang-orang yang mukmin dan pelecut semangat mereka. Agar mereka senantiasa menghidupkan waktu yang mulia ini. Waktu dimana mayoritas manusia sedang terlelap tidur. Dan tenggelam dalam mimpi-mimpi mereka mereka.

Mengapa Dikhususkan Pada Sepertiga Malam Terakhir?

Disebutkan oleh para ulama’: bahwasannya sepertiga malam terakhir adalah waktu manusia sedang terlelap tidur. Waktu mereka lalai dari mendapatkan rahmat Allah yang turun. ketika itulah niat menjadi ikhlas dan berharap pahala dari Allah. Itulah waktu dikabulkannya do’a.

Diriwayatkan oleh imam Ahmad rahimahullah (4/387) dari sahabat Amr bin Absah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu `alaihi wa salam bersabda:

صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، وَجَوْفُ اللَّيْلِ الآخِرُ أَجْوَبُهُ دَعْوَةً

“shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Dan akhir malam adalah waktu berdo’a yang paling mustajab (terkabul).” dishahihkan oleh syaikh al-Albani di dalam “ash-shahihah” no. 1919

Faidah Yang Dapat Dipetik Dari Hadits Ini

  1. Menetapkan sifat “an-Nuzul” (turun) sesuai dengan keagungan dan kebesaran Allah. Dan sifat ini tidak sama dengan sifatnya para makhluq. Allah Ta’ala berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (asy-Syura: 11)

  1. Keutamaan sepertiga malam terakhir. Dan waktu ini adalah waktu dikabulkannya do’a.
  2. Motivasi untuk memperbanyak do’a dan istighfar di waktu-waktu ini.
  3. Hadits ini menunjukkan bahwa mengerjakan amal ketaatan di akhir malam itu lebih utama daripada di awal malam.
  4. Keutamaan mengakhirkan shalat witir.

Penutup

Demikianlah sedikit yang bisa kita pelajari pada kesempatan ini. Semoga dapat menambah semangat bagi sipa saja yang sering menghidupkan sepertiga malam terakhir ini. Dan semoga dapat membangkitkan gairah ibadah d waktu ini bagi yang masih jarang menghidupkannya. dan semoga Allah memberi taufik-Nya kepada kita untuk selalu melakukan kebaikan dan meninggalkan amal kejelekan. Sekian semoga bermanfaat. AZB-JFR

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *