oleh

Hukum dan Tata Cara Takbiratul Ihram Sesuai Bimbingan Nabi

-Fiqih-1,120 views

Takbiratul ihram merupakan awal mula dari rangkaian ibadah shalat. Bahkan, takbiratul ihram merupakan salah satu rukun shalat. Shalat seseorang tidak sah apabila meninggalkan satu saja dari rukun-rukun shalat. Selain itu, di dalam amalan ini terdapat pengagungan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Penting bagi setiap muslim untuk mengetahui bagaimanakah tata cara takbiratul ihram yang sesuai bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa pula hukumnya. Untuk itu, mari kita simak penjelasan berikut ini.

Lafazh Takbir

Imam Nawawi rahimahullah menukilkan kesepakatan ulama bahwa lafazh takbir cukup dengan kalimat “Allahu Akbar” (اللَّهُ أَكْبَرُ)1. Ini juga merupakan salah satu pendapat lama Imam Syafi’i rahimahullah.2

Sahabat Abu Humaid as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika hendak menunaikan shalat, beliau menghadap kiblat, kemudian mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan ‘Allahu Akbar’.”3

Sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah ditanya tentang tata cara shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pun menjawab, “Beliau mengucapkan “Allahu Akbar” pada setiap gerakan turun dan bangkit (dalam shalat).”4

Ulama madzhab Maliki dan Syafi’i berdalil dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ucapan takbir,5

مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

“Pembuka shalat adalah bersuci, pengharamannya (yaitu saat dimulainya melakukan hal-hal yang diharamkan dalam shalat, seperti pembatal shalat) adalah dengan takbir (Allahu Akbar) dan penghalalannya (yaitu saat dihalalkan/dibolehkannya hal-hal yang sebelumnya dilarang dilakukan ketika shalat(  adalah dengan ucapan salam.”6

Hukum Takbiratul Ihram

Empat imam madzhab (Syafi’i, Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad), begitu juga seluruh ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in berpendapat bahwa takbiratul ihram hukumnya wajib. Sebagaimana hal ini telah dinukilkan Imam Nawawi rahimahullah.7

Di antara dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

“Pembuka shalat adalah bersuci, pengharamannya (yaitu saat dimulainya melakukan hal-hal yang diharamkan dalam shalat, seperti pembatal shalat) adalah dengan takbir (Allahu Akbar) dan penghalalannya (yaitu saat dihalalkan/dibolehkannya hal-hal yang sebelumnya dilarang dilakukan ketika shalat(  adalah dengan ucapan salam.”8

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan seseorang yang terburu-buru mengerjakan shalat agar mengulangi shalatnya, beliau mengatakan,

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَأَسْبِغِ الوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ القِبْلَةَ فَكَبِّرْ

“Apabila engkau hendak menunaikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu’, kemudian menghadaplah ke arah kiblat, dan bertakbirlah.”9

Hukum Mengangkat Tangan ketika Takbiratul Ihram

Imam Nawawi menukil kesepakatan ulama tentang disunnahkannya mengangkat tangan ketika takbiratul ihram. Adapun takbir selain takbiratul ihram, maka para ulama masih berbeda pendapat dalam hal ini.10

Perkataan di atas selaras dengan pendapat Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan mayoritas ulama dari kalangan sahabat radhiyallahu ‘anhum.11

Sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya.”12

Sahabat Malik bin al-Huwarits radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika takbiratul ihram.”13


Baca juga : 12 Rukun Shalat yang Harus Dipahami


Tata Cara Takbiratul Ihram dan Mengangkat Tangan

Berikut 5 tata cara takbiratul ihram dan mengangkat tangan yang disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah:

  • Cara pertama:
  1. Mengangkat kedua tangan tanpa mengucapkan takbir.
  2. Memulai takbir bersamaan ketika menurunkan kedua tangan.
  3. Bacaan takbir berakhir ketika selesai menurunkan kedua tangan (sedekap).14
  • Cara kedua:
  1. Mengangkat kedua tangan tanpa mengucapkan takbir.
  2. Membaca takbir ketika kedua tangan diam sejenak (di antara bahu dan telinga).
  3. Menurunkan kedua tangan.15
  • Cara ketiga:
  1. Mengangkat kedua tangan pada permulaan bacaan takbir.
  2. Selesai membaca takbir bersamaan dengan sedekapnya kedua tangan.16
  • Cara keempat:
  1. Mengangkat kedua tangan dan membaca takbir secara bersamaan.
  2. Selesai membaca takbir bersamaan dengan turunnya kedua tangan (sebelum sedekap).17
  • Cara kelima:
  1. Mulai mengangkat kedua tangan bersamaan dengan bacaan takbir.
  2. Tidak disunnahkan selesai mengangkat tangan dan takbir secara bersamaan. Cara ini merupakan tata cara yang paling benar menurut Imam Nawawi rahimahullah.18

Posisi Mengangkat Tangan ketika Takbiratul Ihram

  1. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu.19
  2. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga.20
  3. Mengangkat kedua tangan di hadapan bahu, yaitu ujung – ujung jari sejajar dengan bagian telinga paling atas, ibu jari sejajar dengan daun telinga kemudian telapak tangan sejajar dengan bahu. Cara ini merupakan pendapat Imam Syafi’i rahimahullah, beliau menggabungkan beberapa riwayat hadits.21

Baca juga : Batas-batas Waktu Shalat Fardhu, Muslim Wajib Tahu!


Hikmah Membuka Shalat dengan Takbir

Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan bahwa hikmah dari memulai shalat dengan takbir yaitu membuka shalat dengan mensucikan dan mengagungkan Allah Ta’ala serta mensifati-Nya dengan sifat yang sempurna. Wallahu a’lam.22

Demikian penjelasan singkat ini. Semoga kita bisa mengamalkan takbiratul ihram sesuai dengan bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. REI-MPS/AAK

Penulis: Reihan Audi Sutopo

Referensi:

  • Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, karya Imam Nawawi rahimahullah (w.676 H)
  • Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, karya Ibnu Rusyd al-Qurthubi rahimahullah (w.595 H)

Footnotes

  1. Syarh Shahih Muslim (4/96)

    ولفظة التكبير الله اكبر فهذا يجزئ بالاجماع

  2. Idem

    وَهَذَا قَوْلٌ مَنْقُولٌ عَنِ الشَّافِعِيِّ فِي الْقَدِيمِ

  3. HR. Ibnu Majah no. 803, shahih, lihat Misykatul Mashabih no. 810 (1/254), dari sahabat Abu Humaid as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu.

    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ، وَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ

  4. HR. an-Nasa’i no. 1319, shahih, lihat Shahih wa Dha’if Sunan an-Nasa’i (3/464), dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.

    اللَّهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا وَضَعَ، اللَّهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا رَفَعَ

  5. Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid (1/131)

    وَقَدِ اسْتَدَلَّ الْمَالِكِيُّونَ، وَالشَّافِعِيُّونَ بِقَوْلِهِ – عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ – «مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ» قَالُوا:، وَالْأَلِفُ، وَاللَّامُ هَاهُنَا لِلْحَصْرِ، وَالْحَصْرُ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْحُكْمَ خَاصٌّ بِالْمَنْطُوقِ بِهِ

  6. HR. Abu Dawud no. 61, at-Tirmidzi no. 3, hasan, lihat Irwaul Ghalil no. 301 (2/8), dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

  7. Syarh Shahih Muslim (4/96)

    وَتَكْبِيرَةُ الْإِحْرَامِ وَاجِبَةٌ عِنْدَ مَالِكٍ وَالثَّوْرِيِّ وَالشَّافِعِيِّ وَأَبِي حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ وَالْعُلَمَاءُ كَافَّةً مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ فَمَنْ بَعْدَهُمْ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ

  8. HR. Abu Dawud no. 61, at-Tirmidzi no. 3, hasan, lihat Irwaul Ghalil no. 301 (2/8), dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu

  9. HR. al-Bukhari no. 6251 dan Muslim no. (397) – 46, di dalam shahih keduanya, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
  10. Syarh Shahih Muslim (4/95)

    أَجْمَعَتِ الْأُمَّةُ عَلَى اسْتِحْبَابِ رَفْعِ اليدين عند تكبيرة الْإِحْرَامِ وَاخْتَلَفُوا فِيمَا سِوَاهَا

  11. Idem

    فَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وجمهور العلماء من الصحابة رضي الله عنهم فمن بَعْدَهمْ يُسْتَحَبُّ

  12. HR. Abu Dawud no. 721, shahih, lihat Shahih Abu Dawud no. 712 (3/305), dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu

    رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ رَفَعَ يَدَيْهِ

  13. HR. Muslim no. (391) – 25, di dalam shahihnya, dari sahabat Malik bin al-Huwarits radhiyallahu ‘anhu

    أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ

  14. Syarh Shahih Muslim (4/95)

    يَرْفَعُ غَيْرَ مُكَبِّرٍ ثُمَّ يَبْتَدِئُ التَّكْبِيرَ مَعَ إِرْسَالِ الْيَدَيْنِ وَيُنْهِيهُ مَعَ انْتِهَائِهِ أَحَدُهَا

  15. Idem

    وَالثَّانِي يَرْفَعُ غَيْرَ مُكَبِّرٍ ثُمَّ يُكَبِّرُ وَيَدَاهُ قَارَّتَانِ ثُمَّ يُرْسِلُهُمَا

  16. Idem

    وَالثَّالِثُ يَبْتَدِئُ الرَّفْعَ مِنِ ابْتِدَائِهِ التَّكْبِيرَ وَيُنْهِيهُمَا مَعًا

  17. Idem

    مَعًا وَالرَّابِعُ يَبْتَدِئُ بِهِمَا مَعًا وَيُنْهِي التَّكْبِيرَ مَعَ انْتِهَاءِ الْإِرْسَالِ

  18. Idem

    وَالْخَامِسُ وَهُوَ الْأَصَحُّ يَبْتَدِئُ الرَّفْعَ مَعَ ابْتِدَاءِ التَّكْبِيرِ وَلَا اسْتِحْبَابَ فِي الِانْتِهَاءِ

  19. HR. Abu Dawud no. 721, shahih, lihat Shahih Abu Dawud no. 712 (3/305), dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu

    قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِي مَنْكِبَيْهِ

  20. HR. Muslim no. (391) – 25, di dalam shahihnya, dari sahabat Malik bin al-Huwarits radhiyallahu ‘anhu

    أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا أُذُنَيْهِ

  21. Syarh Shahih Muslim (4/95)

    وَأَمَّا صِفَةُ الرَّفْعِ فَالْمَشْهُورُ مِنْ مَذْهَبِنَا وَمَذْهَبِ الْجَمَاهِيرِ أَنَّهُ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ بِحَيْثُ تُحَاذِي أَطْرَافَ أَصَابِعِهِ فُرُوعَ أُذُنَيْهِ أَيْ أَعْلَى أُذُنَيْهِ وَإِبْهَامَاهُ شَحْمَتَيْ أُذُنَيْهِ وَرَاحَتَاهُ مَنْكِبَيْهِ فَهَذَا مَعْنَى قَوْلِهِمْ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَبِهَذَا جَمَعَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بَيْنَ رِوَايَاتِ الْأَحَادِيثِ

  22. Syarh Shahih Muslim (4/97)

    وَالْحِكْمَةُ فِي ابْتِدَاءِ الصَّلَاةِ بِالتَّكْبِيرِ افْتِتَاحُهَا بِالتَّنْزِيهِ وَالتَّعْظِيمِ لِلَّهِ تَعَالَى وَنَعْتُهُ بِصِفَاتِ الْكَمَالِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *