oleh

Hati-hati dari Penghalang-penghalang Taubat

Para pembaca sekalian, sesungguhnya jiwa manusia itu lebih condong untuk menuruti hawa nafsu. Sementara kemaksiatan akan melemahkan jiwa untuk melakukan amalan kebaikan. Dua kondisi ini menyebabkan keinginan seorang hamba untuk bermaksiat semakin kuat dan niat untuk bertaubat semakin melemah. Kemudian sedikit demi sedikit keinginan taubat semakin pudar dan hilang.

Pernahkah anda merasakan kondisi semacam ini? Semoga Allah menjauhkan kita darinya.

Hal itu disebabkan adanya penghalang-penghalang taubat, sehingga seorang hamba merasa sulit untuk bertaubat dari dosa dan kesalahannya.

Pada kesempatan kali ini akan kami sebutkan beberapa penghalang-penghalang taubat tersebut.

Penghalang Taubat Pertama: Sombong

Tentang makna sombong, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 93 dalam Shahihnya, dari sahabat Abdullah bin Mas’ud)

Sombong adalah salah satu penghalang taubat yang terbesar. Mayoritas orang-orang musyrik tidak mau bertaubat dari kesyirikannya karena kesombongan.

Oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak menyebutkan sifat sombong mereka di dalam al-Quran. Di antaranya adalah kesombongan Fir’aun yang menolak ajakan Nabi Musa ‘alaihis salam untuk berislam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata,

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا

“Mereka (Fir’aun dan pasukannya) menolaknya, padahal mereka meyakininya di dalam hati; disebabkan kezaliman dan keangkuhannya…” (an-Naml: 14)

Karena kesombongan, Fir’aun yang telah melihat berbagai mukjizat Nabi Musa ‘alaihis salam, enggan bertaubat. Pada akhirnya Allah Ta’ala pun mengazabnya di dunia dan akhirat.

Penghalang Taubat Kedua: Cinta Dunia

Cinta dunia salah satu penghalang yang menyebabkan seseorang mengurungkan niat untuk bertaubat. Demi kesuksesan duniawi, seseorang rela mengorbankan diri tenggelam dalam dosa dan maksiat. Saking cintanya dengan keindahan dunia, opsi taubat menjadi pilihan yang sangat berat.

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menggambarkan hakikat dunia di dalam al-Quran. Dunia yang menipu anak cucu Adam sehingga lalai dari akhirat. Allah ‘Azza wa Jalla berkata,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِكَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِعَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan dan bermegah-megah di antara kalian serta saling memperbanyak harta dan anak. Perumpamaannya seperti hujan yang membuat para petani terkagum dengan tanaman (yang tumbuh subur); kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menguning lalu menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadid: 20)

Kesenangan yang menipu, itulah yang menghalangi anak manusia untuk menyadari keadaannya dan kemudian bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 1

Penghalang Taubat Ketiga: Fanatik

Fanantik merupakan watak buruk yang dimiliki manusia. Fanatik artinya kepercayaan yang teramat kuat terhadap suatu ajaran atau tokoh tertentu tanpa dasar syariat yang jelas, baik dari al-Quran maupun Sunnah.

Fanatik bisa menjadi salah satu penghalang taubat, ketika ajaran atau tokoh yang ia banggakan, ternyata sesat atau menyimpang dari kebenaran; berbagai nasihat kepadanya tidak dihiraukan lagi. Sikap fanatik membutakan mata hatinya sampai ia tidak mampu berpikir jernih, menimbang mana yang benar dan salah sesuai bukti-bukti yang ada.

Sikap fanatik ini juga dimiliki oleh para Ahli Kitab. Allah Subhanahu wa Ta’ala mencuplik ucapan mereka di dalam al-Quran,

وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ

“Dan janganlah kalian percaya kecuali kepada orang yang mengikuti agama kalian.” (Ali Imran: 5)

Sikap fanatik nampak jelas pada Ahlul Kitab, terkhusus kaum Yahudi yang menyatakan, janganlah kalian percaya kecuali kepada orang yang mengikuti agama Yahudi. Ini merupakan sifat yang sangat melekat pada diri mereka; kaum yang dimurkai oleh Allah.2

Demikian diantara penghalang taubat yang kami tuliskan. Seorang yang hendak bertaubat harus serius dalam taubatnya dan menjauhi poin-poin yang telah kita sebutkan di atas. Semoga dengan itu Allah memudahkannya untuk bertaubat nasuha. FA- IMM

Penulis: Firdi Andika (Muhammad Aceh)


1 Disadur dari Tafsir Taisir al-Karim ar-Rahman, surat al-Hadid ayat ke-20.

2 Di jelaskan oleh Ath Thabari dalam tafsirnya.

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *