oleh

Hadits-hadits Palsu Tentang Keutamaan Shalat di Bulan Rajab

Beredar di tengah masyarakat beberapa hadits palsu terkait keutamaan shalat di bulan Rajab. Tidak sedikit dari kaum muslimin yang meyaikini kebenaran hadits-hadits ini bahkan mengamalkannya.

Berikut ini kita sebutkan beberapa hadits palsu tentang keutamaan shalat di bulan Rajab.

Hadits Pertama

مَنْ صَلَّى المَغْرِبَ مِنْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا عِشْرِيْنَ رَكْعَةً، يَقْرَأُ فيِ كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ، وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ مَرَّةً، وَيُسَلِّمُ فِيْهِنَّ عَشْرَ تَسْلِيْمَاتٍ، أَتَدْرُوْنَ مَا ثَوَابُهُ؟ فَإِنَّ الرُّوْحَ الأَمِيْنَ جِبْرِيْلَ عَلَّمَنِي ذَلِكَ، قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: حَفِظَهُ اللهُ فيِ نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ، وَأُجِيْرَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَجَازَ عَلَى الصِّرَاطِ كَالبَرْقِ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ.

Barangsiapa yang menunaikan shalat maghrib pada malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat 20 raka’at setelahnya, ia membaca surat al-Fatihah pada setiap raka’atnya dan surat al-Ikhlas 1 kali, kemudian salam sebanyak 10 kali (yakni 10 kali shalat, masing-masing 2 raka’at). Tahukah kalian apa ganjarannya? Sungguh malaikat Jibril yang jujur dan terpercaya telah mengajarkan hal tersebut kepadaku.” Kami menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.” Rasulullah bersabda, “Allah akan menjaga dirinya, keluarganya, hartanya, dan anaknya. Ia akan diselamatkan dari azab kubur dan (kelak) ia akan melewati shirath (jembatan pada hari Kiamat) seperti kilat tanpa hisab dan tanpa azab.

Seorang ulama hadits terkemuka dari madzhab Syafi’i, al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, mengomentari hadits di atas, “Hadits ini palsu, perawi (yang meriwayatkan) hadits ini mayoritasnya tidak dikenal.”1

Hadits Kedua

مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبٍ، وَصَلَّى فِيْهِ أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فيِ أَوَّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرَّةٍ آيَةَ الكُرْسِي، وَفيِ الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدُ مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الجَنَّةِ، أَوْ يُرَى لَهُ.”

Barangsiapa berpuasa di bulan Rajab, melakukan shalat 4 raka’at, membaca ayat kursi 100 kali pada raka’at pertama, dan membaca surat al-Ikhlas 100 kali pada raka’at kedua, maka tidaklah dia meninggal sampai dia melihat atau diperlihatkan tempat duduknya di surga.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menegaskan,

“Hadits ini palsu atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”2

Hadits Ketiga

Sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata,

مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ مِنْ رَجَبٍ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فيِ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهَا بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ وَسُورَةٍ، فَإِذَا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ قَرَأَ فَاتِحَةَ الكِتَابِ سَبْعَ مَرَّاتٍ وَهُوَ جَالِسٌ، ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ أَصْبَحَ صَائِمًا، حَطَّ اللهُ عَنْهُ ذُنُوبَهُ سِتِّيْنَ سَنَةً. وَهِىَ اللَّيْلَةُ الَتِي بَعَثَ فِيْهِ مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم.”

“Barangsiapa yang shalat 12 raka’at pada malam ke-27 bulan Rajab, ia membaca al-Fatihah dan sebuah surat dari al-Qur’an di setiap raka’atnya, kemudian setelah selesai shalat, dia duduk sambil membaca surat al-Fatihah 7 kali, lalu membaca,

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

‘Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung’ sebanyak 4 kali, kemudian esok harinya ia berpuasa, niscaya Allah akan hapus dosanya selama 60 tahun. Itu adalah malam diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Disebutkan di dalam catatan kaki kitab Tabyinul ‘Ajab fii maa Warada fii Syahri Rajab,

“Di dalam hadits tersebut, ada perawi yang tidak dikenal. Adapun Ibnu Ziyad al-Yasykuri, maka dia telah dikatakan pendusta oleh para ulama ahli hadits. Maka tidak pantas menyibukkan diri untuk menelaah yang semisal ini.”3

Hadits Keempat

مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ رَجَبٍ، أَرْبَعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً، يَقْرَأُ فيِ كُلِّ رَكْعَةٍ الحَمْدُ مَرَّةً، وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ إِحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةٍ، وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِذَا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ صَلَّى عَلَيَّ عَشْرَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يُسَبِّحُ اللهَ وَيَحْمَدُهُ، وَيُكَبِّرُهُ وَيُهَلِّلُهُ ثَلَاثِيْنَ مَرَّةً، بَعَثَ اللهُ إِليْهِ أَلْفَ مَلَكٍ، يَكَتُبُونَ لَهُ الحَسَنَاتِ، وَيَغْرُسُونَ لَهُ الأَشْجَارَ فيِ الفِرْدَوْسِ، وَمُحِيَ عَنْهُ كُلُّ ذَنْبٍ أَصَابَهُ إِلَى تِلْكَ اللَّيْلَةِ وَلَمْ يُكْتَبْ عَلَيْهِ إِلَّا مِثْلُهَا مِنَ القَابِلِ، وَيُكْتَبُ لَهُ بِكُلِّ حَرْفٍ قُرِأَ فيِ هَذِهِ الصَّلَاةَ سَبْعُمِائَةِ حَسَنَةٍ، وَبُنِيَ لَهُ بِكُلِّ رُكُوعٍ وسُجُودٍ عَشْرَةَ قُصُورٍ فيِ الجَنَّةِ مِنْ زَبَرْجَدٍ أَخْضَرَ وَأُعْطِيَ بِكُلِّ رَكْعَةٍ عَشْرَ مَدَائِنَ فيِ الجَنَّةِ مَلَكٌ فَيَضَعُ يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ، فَيَقُولُ لَهُ. اِستَأْنِفِ العَمَلَ. فَقَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ.”

“Barangsiapa yang shalat 14 raka’at pada malam pertengahan bulan Rajab, ia membaca surat al-Fatihah 1 kali dan surat al-Ikhlas 11 kali serta surat an-Nas 3 kali pada setiap raka’atnya, lalu bershalawat kepadaku 10 kali setelah selesai shalat, kemudian ia membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil sebanyak 30 kali, maka Allah akan utus 1000 malaikat kepadanya untuk menulis kebaikan baginya dan menanam pohon di surga Firdaus untuknya. Akan dihapus seluruh dosanya hingga malam itu dan tidak ditulis baginya untuk masa yang akan datang kecuali semisal dengan kebaikan tersebut. Akan dicatat untuknya 700 kebaikan pada setiap huruf yang dia baca pada shalatnya tersebut; dibangunkan 10 istana di surga yang terbuat dari batu permata zamrud berwarna hijau pada setiap ruku’ dan sujudnya; dan dianugerahkan 10 kota di surga pada setiap raka’atnya. Satu malaikat meletakkan tangannya di antara dua bahu orang tersebut kemudian berkata kepadanya, ‘Mulailah beramal! Sungguh Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu.’”

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah mengomentari hadits di atas,

“Hadits ini palsu, perawi (yang meriwayatkan)nya tidak dikenal.”4

Hadits Kelima

فَعَلَيْكُمْ بِقِيَامِ لَيْلِهِ، وَصِيَامِ نَهَارِهِ، فَمَنْ صَلَّى فيِ يَوْمٍ فِيْهِ خَمْسِيْنَ صَلَاةً يَقْرَأُ فيِ كُلِّ رَكْعَةٍ مَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرْآنِ، أَعْطَاهُ اللهُ مِنَ الحَسَنَاتِ بَعْدَ الشَّفْعِ وَالوِتْرِ، وَبَعْدَ الشَّعْرِ وَالوَبَرِ

“Wajib atas kalian menegakkan shalat pada malam bulan Rajab dan berpuasa pada siang harinya. Barangsiapa yang mengerjakan 50 shalat pada suatu hari di bulan Rajab, ia membaca surat yang mudah baginya, maka Allah akan memberikan kebaikan sebanyak bilangan genap dan ganjil begitu pula sebanyak helai rambut dan bulu.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah mengatakan,

“Hadits ini palsu, rangkaian periwayatan hadits ini tidak diketahui.”5

Hadits Keenam

فِي رَجَبٍ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ مَنْ صَامَ ذَلِكَ الْيَوْمَ وَقَامَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ كَانَ كَمَنْ صَامَ مِنَ الدَّهْرِ مِائَةَ سَنَةٍ وَقَامَ مِائَةَ سَنَةٍ وَهُوَ لِثَلَاثٍ بَقِينَ مِنْ رَجَبٍ، وَفِيهِ بَعَثَ اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Pada bulan Rajab terdapat suatu hari dan malam, barangsiapa yang berpuasa di siang hari tersebut dan shalat pada malam harinya, seakan-akan dia berpuasa selama 100 tahun dan shalat selama 100 tahun, yaitu 3 hari terakhir bulan Rajab, pada hari tersebut Allah mengutus Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam.”6

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani menolak hadits ini, beliau rahimahullah berkata,

“Hadits ini benar-benar tidak dikenal.”7

Semisal redaksi di atas, terdapat juga hadits,

فِي رَجَبٍ لَيْلَةٌ يُكْتَبُ لِلْعَامِلِ فِيهَا حَسَنَاتُ مِائَةِ سَنَةٍ وَذَلِكَ لِثَلَاثٍ بَقِينَ مِنْ رَجَبٍ فَمَنْ صَلَّى فِيهَا اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ يَقُولُ: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَيَدْعُو لِنَفْسِهِ مَا شَاءَ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاهُ وَآخِرَتِهِ، وَيُصْبِحُ صَائِمًا، فَإِنَّ اللَّهَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءَهُ كُلَّهُ إِلَّا أَنْ يَدْعُوَ فِي مَعْصِيَةٍ

“Pada bulan Rajab terdapat suatu malam, barangsiapa yang beramal padanya akan dicatatkan baginya kebaikan selama 100 tahun, yaitu pada 3 hari terakhir bulan Rajab. Barangsiapa shalat 12 raka’at, membaca al-Fatihah dan surat dari al-Qur’an pada setiap raka’atnya, bertasyahhud setiap 2 raka’at, kemudian salam pada raka’at terakhir, lalu dia mengucapkan,

سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ

‘Maha Suci Allah, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, Allah Maha Besar’, sebanyak 100 kali, beristighfar 100 kali, bershalawat kepada Nabi 100 kali, berdoa untuk dirinya sesuai yang diinginkan pada urusan dunia dan akhiratnya, kemudian esok harinya ia berpuasa, maka Allah akan kabulkan seluruh doanya, kecuali doa yang mengandung kemaksiatan.”8

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkomentar tentang hadits ini,

“Rangkaian periwayatan hadits ini tidak jelas.”9

Pernyataan al-Hafizh Ibnu Hajar Tentang Shalat Rajab

Beliau rahimahullah menyatakan,

Tidak ada riwayat yang sah untuk digunakan sebagai dalil tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pada ibadah puasa di bulan tersebut atau karena sebab tertentu maupun shalat malam yang dikhususkan pada bulan Rajab”10

Setelah pemaparan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa shalat Rajab tidak disyariatkan dan tidak pula ada bimbingannya dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Semoga kita bisa terus istiqamah melaksanakan ibadah di atas petunjuk dari Allah Ta’ala dan Rasul-Nya serta terhindar dari amalan ibadah yang tidak ada dasarnya dari al-Qur’an dan Sunnah. Aamiin. Wallahua’lam. REI-LTC/THR

Penulis: Reihan Audi Sutopo

Referensi:

  1. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab, karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah (w. 852)

  2. Fadhail al-Awqat lil Baihaqi, karya Abu Bakar al-Baihaqi rahimahullah (w. 458)


Footnotes

  1. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 22

    قال المصنف: هذا موضوع وأكثر رجاله مجاهيل.

  2. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 22

    قال المصنف: هذا حديث موضوع على رسول الله صلى الله عليه وسلم

  3. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 52

    فيه من لا أعرفهم، وابن زياد الليشكري كذبوه. فلا ينبغي الانشغال بمثل هذا

  4. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 27

    قال المصنف: وهذا موضوع، ورواته مجهولون

  5. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 30

    وهذا حديث موضوع وإسناده مجهول.

  6. HR. al-Baihaqi, lihat Fadhail al-Awqat lil Baihaqi no. 11, dari sahabat Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu
  7. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 31

    هذا حديث منكر إلى الغاية.

  8. HR. al-Baihaqi, lihat Fadhail al-Awqat lil Baihaqi no. 12, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
  9. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 31

    وروينا قريباً من هذا المتن من حديث أنس بإسناد مظلم

  10. Tabyinul Ajab bima warada fi Fadhli Rajab hlm. 9

    لم يرد في فضل شهر رجب، ولا في صيامه، ولا في صيام شيء منه، معين، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة