oleh

Hadits Allah Sangat Gembira Dengan Taubat Seorang Hamba

Pada artikel ini kami akan menjelaskan sebuah hadits secara ringkas tentang keutamaan taubat. Di antara keutamaan tersebut adalah Allah sangat gembira dengan taubat seorang hamba. Tanpa berpanjang lebar mari kita simak bersama hadits tersebut berikut penjelasannya.

Lafal Hadits

عَنْ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ، مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَأَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا، قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا، قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ، أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ ” متفق عليه

“Dari sahabat Anas bin Malikabeliau berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, Allah sangat gembira terhadap taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat melebihi gembiranya salah seorang dari kalian yang sedang berada di padang tandus bersama kendaraannya. Kemudian kendaraannya menghilang dari hadapannya padahal perbekalannya berada di atas kendaraan tersebut.Akhirnya, diapun putus asa mencarinya. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan berteduh di bawahnya dalam keadaan ia sudah pupus harapan mencarinya. Dalam keadaan seperti itu, tiba tiba kendaraannya sudah berada di sampingnya, diapun segera mengambil tali kekangnya. Kemudian saking gembiranya dia berkata: ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku rabb- Mu. Dia salah berucap karena begitu gembiranya.””

Takhrij Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh imam al Bukhari di dalam shahihnya no. 6309 dan Imam Muslim juga di dalam shahihnya no. 2747

Perawi Hadits

Beliau adalah Anas bin Malik bin An- Nadhr bin Dhamdham bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar. Beliau memiliki kunyah Abu Hamzah. Ada yang mengatakan: kunyah beliau adalah Abu Tsumamah. Beliau adalah dari kabilah Najjar yang merupakan kaum Anshar (penduduk asli Madinah). Sahabat Anas adalah khadimu Rasulillah (pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Berkata az- Zuhri dari sahabat Anas beliau berkata: “Rasulullah tiba di Madinah ketika saya berusia sepuluh tahun. Dan beliau wafat ketika saya berusia dua puluh tahun.”

Disebutkan: bahwa Anas bin Malik melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun. Beliau meriwayatkan 2286 hadits dari nabi shallallahu `alaihi wa sallam.

Beliau adalah seorang yang mendapat berkah berkat do’a nabi shallallahu `alaihi wa sallam. Sebagaiman yang disebutkan dalam hadits, Rasulullah mendo’akan beliau:

اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ

“ya Allah, karuniakanlah kepadanya harta dan anak-anak (yang banyak) dan berkahilah padanya (yaitu harta dan anak anak tersebut).” (HR. Al Bukhari dalam shahiinya no. 1982)

Beliau meninggal dalam keadaan berumur seratus tahun lebih.


Baca Juga: Poin Penting dari Hadits I’tikaf


Makna Hadits

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah

Allah -dengan sifat rahmat dan kasih sayang-Nya- begitu senang terhadap hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat dan kembali kepada Allah. Rasulullah -hamba yang paling paham tentang Rabb-nya- menggambarkan bahwa kegembiraan Rabb Ta’ala lebih dari seseorang yang berada di keadaan yang begitu menyenangkan. Dimana tidak dapat tergambarkan bagaimana senangnya orang tersebut. Namun, Allah Ta’ala jauh jauh lebih gembira terhadap taubat hambanya dari orang tersebut.

Faedah Yang Dapat Dipetik dari Hadits Ini

  1. Bahwasannya Allah Ta’ala begitu gembira atas taubat para hamba -Nya. Namun, hal ini tidak menunjukkan bahwa Allah butuh kepada amalan dan taubat para hamba-Nya. Allah Maha Kaya dan tidak butuh kepada hamba-Nya. Akan tetapi, dikarenakan Allah itu memang senang kepada kemuliaan maka Allah juga suka memaafkan. Allah lebih suka memaafkan daripada menghukum hamba-Nya. Atas dasar itu, Allah gembira terhadap taubat hamba-Nya.
  2. Hasungan serta dorongan untuk selalu bertaubat dan memohon ampunan atas dosa dosa kita. Karena, Allah begitu bahagia atas taubat hamba-Nya. Dan taubat juga mengandung manfaat yang besar untuk seorang hamba.
  3. Menetapkan sifat “al-farh” (gembira) bagi Allah. Allah itu memiliki sifat al-farh (gembira), al-ghadhab (marah), al-karh (benci) dan al-hubb (suka). Akan tetapi, sifat sifat ini tidaklah sama dengan sifat para makhluk-Nya. Bahkan Allah memiliki sifat al-farh (gembira) sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Sama sekali tidak sama dengan gembiranya para makhluk. Allah Ta’ala berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah, dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11)

  1. Bahwasannya jika seseorang terjatuh dalam kesalahan (yang tidak disengaja) maka dia tidak mendapat dosa. baik itu berupa ucapan ataupun perbuatan. Walaupun hal itu dapat menjerumuskan dia ke dalam kekufuran. Sebab, ia tidak bermaksud untuk melakukannya.

Demikianlah pembahasan hadits bahwa Allah gembira dengan taubat seorang hamba. Semoga menjadi pelecut semangat kita untuk senantiasa bertaubat dan memohon ampunan dari dosa dosa kita. Amin ya mujibas sailin. AZB-MUS

Penulis: Abu Zakariyya Abdurrahman