oleh

Cuplikan Sejarah Pandemi (Wabah Penyakit) dalam Dunia Islam

Pandemi Covid-19 di masa ini telah meresahkan umat di seluruh dunia. Berbagai kerugian dalam bidang ekonomi, sosial, bahkan jiwa harus siap ditanggung oleh setiap negara.

Namun, penting untuk kita ketahui, bahwa kita bukanlah umat pertama yang ditimpa pandemi. Kejadian yang semisal ini telah menimpa orang-orang sebelum kita. Tidak hanya sekali, dua kali, akan tetapi puluhan kali.

Tidak hanya itu, korban dan kerugian yang ditanggung oleh orang-orang sebelum kita pun jauh lebih besar dan lebih parah.

Ingin tahu beberapa kisah pandemi di dunia? Silakan simak ulasan singkat berikut!

Manfaat Mengetahui Sejarah Pandemi

Dengan mengetahui sejarah Pandemi di dunia, harapannya kita menyadari bahwa wabah yang menimpa kita sekarang ini bukanlah kali yang pertama. Generasi-generasi sebelum kita pun pernah ditimpa musibah yang bahkan jauh lebih berat dibandingkan yang menimpa kita. Mudah-mudahan dengan mengetahui sejarah mereka, kita akan terbantu untuk bersabar atas musibah yang terjadi.

Allah ‘Azza wa Jalla berkata,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

 الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 

“Sunggguh Kami memberi cobaan kepada kalian dengan sedikit rasa takut, lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Maka berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un . Mereka itulah orang-orang yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah. Serta mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (al-Baqarah: 155-157)

Beberapa Sejarah Pandemi di Dunia Islam

Di dalam Islam, wabah penyakit yang merebak dan meluas disebut dengan istilah tha’un. Wabah ini tidak hanya menimpa orang-orang kafir saja, bahkan juga menimpa orang-orang saleh dari umat Islam, di antaranya adalah para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Berikut kami sebutkan sekelumit sejarah pandemi di masa Nabi, para sahabat, dan juga masa-masa berikutnya.

Pandemi di Masa Nabi dan Sahabat

Tak hanya masa kita, masa nubuwah pun tak luput dari cobaan wabah penyakit. Setidaknya ada dua wabah yang dianggap sebagai pandemi di masa Nabi dan para sahabat beliau.

  1. Wabah Tha’un Syirwaih

Pertama, wabah tha’un Syirwaih (nama salah satu raja Persia). Terjadi pada zaman Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di Kota Madain (ibu kota Persia).

  1. Wabah Tha’un Amwas

Kedua, wabah tha’un Amwas. Terjadi pada masa pemerintahan Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ’anhu di negeri Syam pada tahun 18 H. Jumlah korban meninggal di kala itu sekitar 25.000 jiwa. Di antaranya para sahabat yang mulia semisal Abu Ubaidah bin al-Jarrah,  Yazid bin Abu Sufyan, Mu’adz bin Jabal, al-Harits bin Hisyam, al-Fadhl bin Abbas, Suhail bin ‘Amr, ‘Utbah bin Suhail, dan yang lainnya radhiyallahu ’anhum .

Pandemi Dalam Sejarah Islam

Setelah masa para sahabat, kasus wabah penyakit (pandemi) tidak pernah berhenti, hingga sekarang. Berikut ini beberapa kasus pandemi yang terekam dalam sejarah.

  1. Tahun 131 H

Terjadi wabah tha’un Salm bin Qutaibah pada tahun 131 H di kota Bashrah (Irak). Bermula pada bulan Rajab dan memuncak pada bulan Ramadhan. Mulai berangsur-angsur hilang pada bulan Syawwal. Korban meninggal pada setiap harinya adalah 1.000 jiwa. Ini terjadi pada masa Dinasti Umawi.

Beberapa pakar sejarah menyebutkan, bahwa wabah penyakit tidak henti-hentinya terjadi di negeri Syam pada masa Dinasti Umawi.

  1. Tahun 221 H

Masih di kota Bashrah, terjadi pula wabah penyakit pada tahun 221 H. Tidak terhitung banyaknya korban yang meninggal. Dikisahkan, sampai ada sebuah keluarga yang memiliki tujuh anak, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri seluruh anaknya meninggal pada hari yang sama.

  1. Tahun 423 H

Wabah yang terjadi pada tahun 423 H di sekitar India sampai Irak. Semakin menjalar hingga ke kota Khurasan, Jordan, Ray, Ashbahan, dan dataran kota Hulwandan. Wabah ini terus menyebar hingga ke kota Musil (ini semua nama-nama kota di Iran). Dikisahkan bahwa dalam sehari dari kota Ashbahan saja jumlah korban meninggal mencapai 4.000 jiwa.

  1. Tahun 425 H

Wabah yang terjadi pada tahun 425 H di kota Syiraz, kota yang terletak di perbatasan Bahrain dan Iran. Dikisahkan bahwa setiap kali rumah warga dibuka, didapati jenazah padanya. Kemudian pemerintah memutuskan untuk menutup setiap rumah dan dibiarkan begitu saja. Hal ini karena tidak ada tenaga relawan yang mampu menguburkan jenazah-jenazah tersebut!

Kemudian wabah menjalar ke kota Washit, Ahwaz (nama kota di Iran), kemudian Bashrah dan sampai ke Baghdad. Diprediksi bahwa jumlah korban meninggal dalam kurun waktu beberapa hari saja mencapai 70.000 jiwa.

  1. Tahun 449 H

Diceritakan oleh cucu al-Imam Ibnul Jauzy rahimahullah, beliau mengutip dari kitab al-Mir’ah, bahwasanya terjadi wabah penyakit pada tahun 449 H di kota Bukhara (salah satu kota di Rusia). Wabah ini belum pernah terjadi sebelumnya dan belum pernah teridentifikasi. Sampai dikisahkan bahwa ada sekitar 18.000 jiwa yang eksodus ke daerah lain. Adapun yang masih berdiam di tempat, diprediksi telah meninggal.

Total korban meninggal pada waktu itu sekitar 1.650.000 jiwa. Padahal pada waktu itu populasi manusia masih sangat sedikit .

Masih banyak lagi kejadian tentang wabah penyakit (pandemi) dalam sejarah Islam. Karena keterbatasan ruang, maka kami cukupkan sekian.

Semoga yang sedikit ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran dan bekal untuk menghadapi musibah wabah Corona yang sedang kita hadapi sekarang. Semoga Allah selalu menjaga kita dan memberikan taufik-Nya kepada kita untuk selalu beriman dan beramal saleh.

FRQ/AA-THR


Referensi:

    • Badzlul Ma’un fi Fadhilah at-Tha’un, karya al-Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani as-Syafi’i rahimahullah.
    • al-Bidayah wan Nihayah jilid 6.