oleh

Buah Manis Menundukkan Pandangan

Setiap muslim wajib menyakini bahwa segala perintah Allah Ta’ala pasti memiliki hikmah yang besar dan manfaat yang banyak yang akan dirasakan oleh hamba yang menjalaninya. Sebagaimana wajib dimaklumi pula bahwa larangan Allah pasti memiliki akibat-akibat buruk yang harus ditanggung oleh mereka yang melanggar larangan tersebut.

Di antara perintah Allah yang wajib ditaati adalah menundukkan pandangan bagi laki-laki dan wanita yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’”. (an-Nur: 30)

Ketauhilah bahwa di dalam perintah untuk menundukkan pandangan ini terkandung faedah yang sangat banyak. Paling tidaknya ada tiga faedah yang agung dan sangat penting. Adapun ketiga faedah itu ialah,

Orang yang menundukkan pandangan akan merasakan manisnya keimanan dan kelezatannya

Manisnya keimanan yang dirasa dari upaya menundukkan pandangan lebih manis daripada mengumbar pandangan kepada hal-hal yang diharamkan oleh Allah.

Hal itu karena ia melakukannya semata-mata mengharap wajah Allah Ta’ala. Maka barang siapa yang meninggalakan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantikan baginya dengan yang lebih baik.

Hati manusia sangat tertarik melihat hal-hal yang dirasa indah, sedangkan mata adalah utusannya. Maka hati akan mengirimkan utusannya untuk melihat apa yang di sekelilingnya. Ketika sang utusan kembali dan mengabarkan tentang keindahan apa yang ia lihat dan keelokannya. Bergetarlah hati karena berhasrat padanya. Dan terus-menerus akan memikirkan hal itu, sampai hati dibuat letih karenanya.

Sebagaimana dikatakan oleh penyair,

وَكُنْتَ مَتَى أَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا لِقَلبِكَ يَومًا أتْعَبَتْكَ المنَاظِرُ

رَأَيْتَ الذي لا كُلُّهُ أَنْتَ قَادِرٌ عَلَيْه وَلا عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابرُ

Dan kapan saja engkau kirimkan pandangan sebagai utusan hatimu..

Engkau malah dibuat lelah oleh pandanganmu..

Engkau telah melihat apa yang tak sanggup kau raih semua..

Padahal jiwamu tak sabar dengan sebagiannya saja.. (‘Uyun al-Akhbar 4/22)

Menundukkan pandangan dapat memancarkan cahaya dalam hati dan menajamkan firasat

Berkata Imam Syah bin Syujak rahimahullah,

مَنْ عَمَرَ ظَاهِرَهُ بِاتِّبَاعِ السُّنَّةِ، وَبَاطِنَهُ بِدَوَامِ الْمُرَاقَبَةِ، وَكَفَّ نَفْسَهُ عَنْ الشَّهَوَاتِ، وَغَضَّ بَصَرَهُ عَنِ المَحَارِمِ، وَاِعْتَادَ أَكْلَ الْحَلاَلِ، لَمْ تُخْطِئَ لَهُ فَرَاسَةً

“Barangsiapa yang zahirnya selalu mengikuti sunnah, dan batinnya selalu diliputi sifat muraqabah (merasa diawasi oleh Allah), dan menahan jiwanya dari syahwat, menundukkan pandangannya dari perkara-perkara yang haram, dan tidak makan kecuali yang halal, maka firasatnya tidak akan pernah meleset.” (al-Hilyah 10/237)

Allah Ta’ala juga menyebutkan setelah memerintahkan kaum mukminin dan mukminat untuk menundukkan pandangan dengan firman-Nya,

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

“Allah adalah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.” (an-Nur: 35)

Dan hal ini karena balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. Maka barangsiapa yang menahan pandangannya dari melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah, maka Allah akan pancarkan cahaya hati dan akalnya. Maka ia bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang yang mengumbar pandangan kepada hal-hal yang diharamkan Allah, dan tidak mau menundukkannya.

Karena hati itu ibarat sebuah cermin. Sedangkan hawa nafsu adalah noda yang mengotorinya. Apabila cermin itu bersih dari noda, maka semua hal akan terlihat jelas sebagaiman aslinya. Namun ketika cermin itu telah penuh dengan noda, apa yang nampak tidak akan terlihat jelas.

Demikian juga firasat orang yang menundukkan pandangan dan menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan, akan selalu tepat dengan izin Allah. Sementara orang yang selalu mengumbar pandangan, ucapan dan ilmunya seringnya dibangun diatas prasangka dan dugaan semata.

Menundukkan pandangan dapat menguatkan hati, mengokohkannya, serta menambah keberanian

Karena itu, engkau akan dapati orang yang selalu menuruti hawa nafsu akan rendah dirinya, kekuatanya melemah, bahkan harga dirinya sangat hina. Karena Allah khususkan kemuliaan untuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa tunduk dan taat. Allah berfirman:

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ

“Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan milik orang-orang mukmin” (al-Munafiqun: 8)

Maka barangsiapa yang melawan hawa nafsunnya, dengan menundukkan pandangan, atau menghindari hal-hal yang haram, Allah akan menjaga dia dan meninggikan martabatnya disisi manusia. Dan barangsiapa yang telah dijaga dan ditinggikan oleh Allah, maka tidak ada satupun yang mampu mengalahkannya, dan tidak ada lagi yang ia takuti selain Allah.

Demikianlah tiga manfaat besar dari menundukkan pandangan, dan tentunya masih banyak lagi manfaat-manfaat lain yang diperoleh ketika seorang menundukkan pandangan dan menjaga dirinya dari perkara-perkara yang haram.

Semoga bermanfaat. MSB-IBR


Penulis: Mush’ab Klaten

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *