oleh

Bolehkah Mencari Barakah Kepada Orang Shalih? (bagian 1)

Wahai saudaraku… Orang shalih apalagi orang berilmu memang memiliki kedudukan tinggi di hadapan Allah, begitu pula di hadapan makhluk. Semua itu pemberian dan karunia dari Allah semata. Allah mengatakan di dalam al-Quran,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(al-Mujadilah: 11)

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْر

“Katakanlah: “Ya Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.” (Ali Imran: 26)

Dari dua ayat di atas menunjukkan bahwa Yang memuliakan seseorang atau menghinakannya adalah Allah. Kedudukan yang tinggi lagi muia itu atas kehendak Allah, tidak ada andil dan campur tangan makhluk di dalamnya. Sekiranya semua manusia dan jin bersatu padu mengangkat kedudukan seseorang niscaya mereka tidak mampu melakukannya kecuali dengan kehendak Allah.

Barakah Datang dari Allah Semata

Makna barakah secara bahasa adalah kebaikan yang banyak dan tetap. Diambil dari kata birkah yaitu kumpulan air. Sedangkan makna secara syariat adalah kebaikan yang banyak, Allah berikan kepada siapa saja yag dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, barakah merupakan sebuah karunia yang datang dari Allah. Allah mengkabarkan di dalam al-Quran,

بِيَدِكَ الْخَيْرُ

“Di tangan Engkaulah segala kebaikan.” (Ali Imran: 26)

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berkata,

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا

“Allah menganugrahkan al-Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al-Hikmah, sungguh ia telah dianugrahi karunia yang banyak.” (al-Baqarah: 269)

Hikmah adalah pemahaman yang dalam dan tepat tentang al-Qur’an dan as-Sunnah. Begitu juga dalam doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ

“Dan segala kebaikan itu ada pada kedua tangan-Mu.” (HR. Muslim no. 201 dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu)

Maka bisa disimpulkan dari ayat dan hadits di atas bahwa yang mendatangkan barakah itu Allah semata bukan dari makhluk.

Bentuk Mencari Barakah yang Syar’i

Istilah tabarruk sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Tabarruk adalah upaya mencari barakah untuk kebaikan dan kemanfaatan dirinya. Hal itu tidak terlepas dari dua hal,

  1. Mencari berkah melalui sesuatu yang telah disyariatkan, seperti al-Quran. Allah Ta’ala menyebutkan tentang hal ini,

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَك

“Kitab (al-quran) yang kami turunkan kepadamu (Muhammad) sebagai bentuk berkah.” (Shad: 29)

Bentuk barakah dari al-Quran di antaranya adalah bagi orang yang mengamalkannnya niscaya akan terwujud baginya berbagai kebaikan. Allah juga mengangkat kedudukan suatu kaum atau merendahkan mereka dengan sebab al-Quran.

إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan sebab al-Quran dan merendahkan kaum yang lain dengannya pula.”(HR. Ahmad no. 232 dari sahabat Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu)

Bukan sebatas itu saja, bahkan satu huruf dari ayat al-Quran yang dibaca akan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kebaikan. Sebuah ganjaran pahala yang menunjukkan barakahnya membaca al-Quran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ الْم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ.

“Barang siapa membaca satu huruf dari al-Quran maka ia mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan senilai dengan sepuluh atau lebih. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi no. 2910 dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)

  1. Mencari barakah dengan cara mengajarkan ilmu, berdoa, dan sebagainnya dari ketaatan. Misalnya bertabaruk dengan ilmu dan dakwah menuju kebaikan. Tentunya ini merupakan wujud barakah, sebab kita mendapatkan kebaikan atau pahal yang banyak darinya. (al-Qaullul Mufid 1/240)

Islam sendiri telah menetapkan adanya barakah pada hal-hal yang telah ditentukan oleh syariat, dimana setiap orang berhak mendapatkannya. Barakah tidak hanya didapati pada guru tertentu, kelompok, ataupun pengikut tertentu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang barakah di dalam makan berjamaah,

اجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ،وَاذْكُرُواسْمَ اللهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ

“Makanlah kalian secara berjamaah, sebutlah nama Allah niscaya kalian akan diberkahi padanya.” (HR. Ahmad no. 16078)

Dan masih banyak dalil-dalil yang menjelaskan adanya kebaikan yang banyak (berkah) pada amalan-amalan kebajikan.

Pembahasan ini insyaAllah akan bersambung dengan pembahasan terkait macam-macam tabarruk, jenis tabarruk jahiliyyah, dan lainnya. Semoga penjelasan yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin. FAW-IBR

Penulis: Faridz Wates