oleh

Bolehkah Berpuasa Sebulan Penuh di Bulan Rajab atau Sya’ban?

-Fatwa, Fiqih-11,034 views

Bulan ramadhan telah di depan mata. Orang-orang yang beriman pun mulai mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Mereka berharap pahala yang besar di dalamnya. Karena semangatnya hingga ada sebagian masyarakat  terus-menerus melakukan puasa pada bulan Rajab dan Sya’ban, bahkan menyambungnya dengan puasa Ramadhan tanpa henti pada rentang waktu tersebut. Apakah hal ini disyariatkan dalam Islam?

Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Dulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berpuasa, sampai-sampai kami mengatakan: “beliau tidak pernah berbuka (berhenti dari puasa).” Beliau juga pernah lama tidak berpuasa, sampai-sampai kami mengatakan: “beliau tidak pernah berpuasa.” Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa padanya (dibandingkan) pada bulan Sya’ban.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Ternyata begitulah kesaksian dari Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan sebaik-baik teladan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam riwayat lain dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu menceritakan:

مَا صَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا كَامِلًا قَطُّ غَيْرَ رَمَضَانَ. وَيَصُومُ حَتَّى يَقُولَ القَائِلُ: لاَ وَاللَّهِ لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى يَقُولَ القَائِلُ: لاَ وَاللَّهِ لاَ يَصُومُ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah sama sekali berpuasa satu bulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Beliau sering berpuasa, sampai-sampai ada yang mengatakan, “Tidak, demi Allah, beliau tidak pernah berbuka.” Beliau juga pernah lama tidak berpuasa, sampai-sampai ada yang mengatakan, “Tidak, demi Allah, beliau tidak pernah berpuasa.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Ternyata tidak sah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau berpuasa sebulan penuh di bulan Rajab begitu pula bulan Sya’ban.
Tidak sah pula amalan tersebut dari satu orang shahabat pun. Beliau berpuasa sebulan penuh hanyalah di bulan Ramadhan saja.

Baca Juga: HAL ILMIAH TENTANG MALAM NISFU SYA’BAN

Jadi, puasa tathawwu’ atau puasa sunnah sebulan penuh yang dilakukan pada bulan Rajab ataupun Sya’ban tidak sesuai dengan dengan petunjuk dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pelaksanaan ibadah puasa. Maka amalan tersebut adalah amalan yang baru. Sedangkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini, yang bukan bagian darinya, maka itu tertolak.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Referensi: Al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-‘Ilmiyyah wa al-Ifta’. Fatwa No. 5169

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar